Awas, Kawasan Wisata Berisiko Inflasi | Berita Malang hari ini | Malang Posco Media
MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Sebagai daerah tujuan wisata, Kota Batu rawan terhadap inflasi. Pasalnya, Kota Batu padat dengan kunjungan wisatawan setiap akhir pekan atau hari libur, serta ketersediaan kebutuhan pokok dan kebutuhan pokok seperti gas rawan kelangkaan. Sehingga sampai pada kenaikan harga atau inflasi.
Untuk mengendalikan inflasi, pemerintah kota Batu menggelar rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah secara daring yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Rakor tersebut berlangsung secara hybrid dan dihadiri Wakil Walikota Batu Punjul Santoso secara virtual dan jajaran Pemkot Batu kemarin Senin (19/12) di ruang rapat utama Balai Kota Among Tani.
Dari hasil rapat koordinasi, Punjul menyebut Kota Batu rawan turbulensi setiap akhir pekan penuh wisatawan. Apalagi sebelum dan saat Nataru menaikkan harga bahan pokok akibat konsumsi yang meningkat.
“Untuk itu, untuk mengendalikan inflasi di Kota Batu menjelang pergantian tahun, Kemendagri menghadirkan beberapa solusi. Beberapa solusi pengendalian inflasi antara lain komunikasi dengan masyarakat, koordinasi dan langkah taktis seperti pemantauan komoditas,” kata Punjul kepada Malang Posco Media.
Pantau lebih lanjut harga komoditas di pasar seperti telur, ayam pedaging, cabai, bawang merah dan minyak curah. Sebaliknya distribusi jaminan sosial secara intensif dan pengumuman angka inflasi mingguan ke kabupaten/kota.
“Kuncinya telah menghasilkan beberapa solusi tersebut, yaitu pengendalian inflasi dengan mengaktifkan Gugus Tugas Pangan, subsidi yang tepat sasaran bagi masyarakat miskin, gerakan menanam pangan cepat panen seperti cabai, bawang merah tingkat rumah tangga, dan kerjasama antar daerah melalui gotong royong. kelebihan kebutuhan dasar. Sekaligus mengadakan bazaar,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan inflasi nasional dapat dikendalikan dengan baik melalui kerja sama antara daerah dan pusat. Inflasi nasional tercatat bisa turun menjadi 5,4 persen pada November dari 5,9 persen. Karena ada rapat koordinasi mingguan dengan pola penanganan yang sama dengan Covid-19.
“Setelah itu ada Nataru, permintaan barang dan jasa akan meningkat. Pertimbangkan situasi global, di mana perang antara Rusia dan Ukraina sedang berlangsung, dan musim dingin meningkatkan permintaan di sektor energi. Sebaliknya, kita perlu meningkatkan langkah-langkah pengawasan dan anti-inflasi kita,” kata Tito.
Pihaknya berharap tahun ini Nataru, geopolitik global dan kebutuhan energi musim dingin. Ia optimistis inflasi di bawah 5,4 persen bisa tercapai pada Januari jika semua daerah bekerja sama. (eri/nug)
Source: news.google.com