Anggota DPR minta Kemenparekraf buat narasi untuk promosikan pariwisata Indonesia
Jakarta – Kementerian Koordinator Perekonomian mencatat hingga Juli 2022, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah mencapai Rp209,5 triliun atau sekitar 56 persen dari pagu Rp373,17 triliun. Puteri Anetta Komarudin, Komisioner XI DPR RI, menilai KUR berdampak nyata dalam mempercepat pemulihan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan perekonomian nasional.
“Keberadaan KUR tentunya menjadi energi tambahan bagi UMKM untuk tetap bergerak meski di tengah pandemi. Bahkan di masa pandemi, negara memberikan insentif berupa subsidi suku bunga, sehingga meringankan pelaku UMKM untuk melanjutkan usahanya. Ini merupakan bukti komitmen dan kepedulian Menko Airlangga Hartarto untuk mempercepat pemulihan UMKM yang menjadi penopang perekonomian nasional,” kata Puteri dalam keterangan pers yang diterima. ParlementerKamis (25.8.222).
Sebagai informasi, sektor UMKM menyumbang sekitar 60,51 persen dari produk domestik bruto (PDB), dengan kemampuan menyerap tenaga kerja mencapai 96,9 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Oleh karena itu, Puteri meyakini bahwa program KUR sebagai dukungan permodalan berbunga rendah berperan penting dalam menyelamatkan sektor UMKM di tengah krisis pandemi yang juga menyelamatkan perekonomian nasional.
“KUR terbukti berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana kontribusinya terhadap PDB tahun 2019 masih 0,76 persen. Sekarang sudah mencapai 2,08 persen dari PDB. Juga pada 2021, KUR akan berkontribusi pada perekrutan pekerja baru, yang mencapai 12,6 juta pekerja, ”kata politisi Partai Golkar itu.
Kemenko Perekonomian mencatat total penyaluran KUR sejak Agustus 2015 hingga 31 Juli 2022 telah mencapai Rp530 triliun yang disalurkan kepada 36,56 juta debitur dari berbagai latar belakang seperti calon pengusaha baru, ibu rumah tangga, kelompok tani dan nelayan. menjadi pekerja migran. Di masa pandemi, pemerintah memberikan subsidi bunga 6 persen sebagai insentif tambahan, sehingga suku bunga KUR hanya 0 persen pada 2020. Insentif juga akan berlanjut pada 2021 dan 2022 sebesar 3 persen.
“Bahkan, saat ini pemerintah juga sedang mengembangkan program KUR tanpa agunan dengan cap hingga Rp 100 juta. Hal ini juga menjadi perhatian Menko Airlangga untuk mempermudah akses pembiayaan bagi usaha mikro agar bebas dari jeratan rentenir,” kata Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pemilihan (dapil) VII Jabar.
Selain itu, data Kementerian Koordinator Perekonomian menyebutkan, pada periode 2015-2022, 39 persen debitur penerima KUR berhasil naik ke jenjang pendanaan yang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menemukan bahwa penyaluran KUR bank BRI mendongkrak aktivitas usaha nasabah KUR kecil sebesar 25,73 persen, nasabah KUR mikro sebesar 24,16 persen dan Super Mikro mampu meningkatkan KUR sebesar 18 persen, 2 persen.
“Sebagai bank dengan penyaluran KUR hingga 70 persen, kinerja Bank BRI dalam penyaluran KUR tentu patut dicontoh mengingat kemampuannya dalam meningkatkan kemampuan nasabah untuk mengembangkan usaha dan kesejahteraan pelaku ekonomi. Namun, bank BRI dan lembaga penyalur lainnya harus berkomitmen untuk mengejar tujuan penyaluran KUR dengan tetap menjaga kualitas kredit,” tutup Puteri.
Source: fakta.news