Aduh! Halte Brumbung Wonogiri Jadi Sasaran Vandalisme – Solopos.com
SOLOPOS.COM – Petugas Dishub Wonogiri menghapus grafiti di halte Brumbung, Kamis (1/12/2023). Dishub Wonogiri mengimbau warga untuk tidak menoleransi perusakan, terutama di fasilitas umum. (Spesial/Instagram @dishubwonogiri)
Solopos.com, WONOGIRI — Stasiun Brumbung Wonogiri menjadi sasaran perusakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Melihat hal itu, petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri bergerak cepat (gercep) membersihkan corat-coret di halte Brumbung.
Aksi sigap para pejabat Dishub Wonogiri terkenal di Instagram @dissubvonogiri, Kamis (12/12/2023). Dalam foto yang dibagikan, coretan di halte Brumbung bisa terbaca di bawahnya Aku baik-baik saja sekarang.
Promosi Hyperlocal Tokopedia Meroket Penjualan Online Sebesar 147%
“Pembersihan vandalisme Halte Brumbung oleh anggota Dishub Wonogiri. Ayo saudara-saudara, mari bersama-sama membangun Wonogiri dengan menjaga fasilitas umum dan tidak melakukan tindakan perusakan,” untuk menulis @dissubvonogiri.
Dilaporkan oleh www.klikdokter.comvandalisme diklasifikasikan di bawah gangguan perilaku yang disebutkan dari sudut pandang psikologis gangguan perilakuyaitu pola perilaku berulang dan berkelanjutan yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan tidak sejalan dengan nilai, aturan, dan norma masyarakat.
Perilaku vandalisme remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari kondisi psikologis hingga lingkungan tempat tinggalnya. Faktor-faktor berikut menyebabkan vandalisme di kalangan anak muda:
1. Perkembangan psikologis masa remaja
Proses pencarian jati diri biasanya terjadi pada masa remaja. Pada fase ini terjadi konfrontasi dengan diri sendiri dan lingkungan.
2. Perilaku impulsif
Impulsif adalah tindakan yang diambil tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Remaja impulsif yang kesulitan mengendalikan keinginan dan emosinya dapat melakukan tindakan vandalisme.
3. Pengaruh media sosial (Medsos)
Konten media sosial dapat menggiring remaja untuk melakukan vandalisme. Pengendalian diri yang buruk ditambah dengan pengaruh media sosial dapat mendorong remaja untuk melakukan aktivitas yang melanggar aturan dan norma sosial, termasuk vandalisme dan perusakan fasilitas umum.
4. Pendidikan keluarga
Tumbuh di lingkungan keluarga yang tidak hangat, manja, dan terbuka bisa menjadi sumber vandalisme di kalangan anak muda.
Apalagi jika anak tidak banyak diajari tentang akibat dari suatu tindakan dan pentingnya menghormati aturan dan norma dalam masyarakat.
5. Lingkungan Sosial
Dalam proses pencarian jati dirinya, pemikiran dan tindakan remaja sangat dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya. Pengaruh lingkungan sosial yang suka melakukan vandalisme dapat mendorong remaja melakukan hal yang sama. Lingkungan sosial yang dimaksud bisa di sekolah atau di rumah.
6. Sanksi yang tidak tetap
Sanksi tegas terhadap vandalisme diperlukan untuk memberikan efek jera. Mengetahui bahwa tidak ada hukuman yang berat atas tindakan mereka, remaja melihat bahwa vandalisme dapat dilakukan tanpa pertanggungjawaban.
Source: news.google.com