Benteng Ambarawa, saksi bisu kolonialisme di Jawa Tengah - WisataHits
Jawa Tengah

Benteng Ambarawa, saksi bisu kolonialisme di Jawa Tengah

Benteng Ambarawa. (di antara foto)

Semarang, Kilat.com- Hampir semua wilayah di Indonesia memiliki sejarah kolonial. Salah satunya adalah Benteng Pendem Ambarawa atau Benteng Willem I di Semarang yang menjadi saksi bisu sejarah kolonialisme di Indonesia.

Benteng ini merupakan salah satu peninggalan zaman kolonial yang paling terkenal di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Terletak di dekat Museum Kereta Api Ambarawa, benteng ini dibangun pada tahun 1834 dan selesai pada tahun 1845.

Bahkan bangunan Benteng Pendem Ambarawa masih berdiri hingga saat ini dan digunakan sebagai Lapas IIA Ambarawa, kediaman resmi para pengawal dan prajurit, serta tempat wisata sejarah. Bangunan ini terdiri dari lima gedung perkantoran dan sebuah barak di tengahnya, dikelilingi oleh empat benteng berlantai dua

Namun, pengunjung hanya bisa memasuki area dasar. sedangkan lantai dua Benteng Pendem digunakan sebagai tempat tinggal petugas Lapas.

Jika Anda tahu masa lalu kemerdekaan Indonesia, Benteng Pendem Ambarawa menjadi saksi bisu bagaimana Ambarawa pernah digunakan sebagai pangkalan militer, pertahanan, logistik atau hanya kota penghubung untuk kepentingan Belanda.

Baca juga:
Besar! Berlian metamorf langka ini bisa mengungkap sejarah awal Australia

Setelah berakhirnya perang, tepatnya pada tahun 1834, dibangun sebuah benteng di Ambarawa, yang kemudian diberi nama Benteng Willem I atau lebih dikenal dengan Benteng Pendem Ambarawa.

Nama Benteng Willem I sendiri berasal dari nama Raja Belanda yaitu Willem Frederik Prins Vans Oranje-Nassau (1815-1840). Sementara istilah Benteng Pendem mengacu pada bangunan yang tertutup tanah, istilah Pendem berarti bawah tanah atau terkubur dalam bahasa Jawa.

Di balik kokohnya Benteng Ambarawa ternyata banyak fakta unik yang tersembunyi, yakni hingga 3.000 kuli pribumi terlibat dalam pembangunannya, mereka dipenjara karena membangun benteng ini dan dijatuhi hukuman kerja paksa.

Tak hanya itu, saat gempa besar melanda Ambarawa pada tahun 1865 dan 1872, benteng ini sempat rusak. Akhirnya beberapa tentara harus dipindahkan ke barak di luar benteng.

Sebagai bangunan bersejarah dari Belanda, Fort Willem 1 tentu saja memiliki gaya arsitektur khas dari negara ini. Dengan arsitektur bangunan benteng yang masih terjaga, tak heran jika bangunan ini sering dijadikan sebagai background foto.

Baca juga:
Fakta Unik Dibalik Keberanian Lawang Sewu Semarang

Meski ada beberapa bagian yang rusak, namun justru menambah daya tarik estetika sebuah foto dan membuatnya instagramable. Bahkan Benteng Ambarawa juga dijadikan lokasi penutupan film Soekarno yang disutradarai oleh Hanung Bramatyo. (Ulf)

Source: www.kilat.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button