Pamidangan Andes di Desa Cilame tidak hanya menjadi tempat adu ketangkasan domba, tetapi juga menjadi tempat wisata. - WisataHits
Jawa Barat

Pamidangan Andes di Desa Cilame tidak hanya menjadi tempat adu ketangkasan domba, tetapi juga menjadi tempat wisata.

PAMIDANGAN atau Ladang Kelincahan dan Kompetisi Domba Andes di Desa Cilame, Kecamatan Kutawaringin, Prefektur Bandung ini berbeda dari yang lain dan tidak hanya Pamidangan.

Situs ini berada di ketinggian sehingga Anda dapat melihat pemandangan kota dan Kabupaten Bandung, terutama daerah di sekitar ibu kota Kabupaten Bandung, Soreang.

Selain itu, Anda akan dimanjakan dengan pemandangan pegunungan yang indah dan suasana yang asri dengan udara yang sejuk.

Tidak hanya itu, Pamidangan dibangun seperti stadion. Bahkan ditanami rumput yang biasa digunakan di stadion internasional.

Kepala Desa Cilame, Soe'eb Alo SobirinKepala Desa Cilame Soe’eb Alo Sobirin (Majelis Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin)

Area tampilan diatur seperti stadion. Bahkan ada area VIP tepat di atas lapangan yang menghadap ke lapangan dan panggung tempat para musisi tampil di kompetisi atau kompetisi kelincahan.

Namun, Pamidangan Andes belum 100 persen selesai. Masih ada pekerjaan, pengembangan, di antara penonton atau dalam perjalanan ke kursi VIP.

Baca Juga: Beda Olahan Daging Domba dan Kambing di Archipelago Food Festival di Hotel Harper Purwakarta

Kepala Desa Cilame, Soe’eb Alo Sobirin menjelaskan, Pamidangan tidak hanya digunakan untuk adu domba atau adu keterampilan.

“Rencananya nanti juga untuk pariwisata akan dibangun gubuk di sekitar Pamidangan. Bahkan sekarang ada yang suka camping,” kata Soe’eb Alo Sobirin di Pamidangan Andes Cilame, Rabu (13.7.2022). .

Baca Juga: Selain Sawah yang Indah, Nasi Liwet Bungkus yang Lezat Juga Ada di Desa Wisata Bojongsari

Selain itu, area publik di atas akan dilengkapi dengan kursi dan meja serta dilengkapi dengan kafe. “Jadi kalau tidak ada acara akan dilanjutkan, masyarakat bisa menikmati pemandangan di sini sambil minum kopi,” kata Soe’eb Alo Sobirin.

Menurut Soe’eb Alo Sobirin, produksi domba terbaik di Jawa Barat. “Belum ada peternakan domba yang menggunakan rumput kualitas stadion, itu SOP stadionnya juga,” kata Soe’eb.

Baca Juga: Desa Alam Endah Rancabali Raih Juara Kedua Indonesia Tourism Village Awards Kategori Digital.

Gulma, kata Soe’eb, sekarang sudah menjadi pembibitan sehingga tidak perlu mengimpor jika dulu berasal dari Australia atau lainnya.

“Sekarang kami membangun pembibitan sendiri bekerja sama dengan kontraktor yang biasanya membangun stadion. Dari mesin potong, resapan, kalau hujan tidak ada genangan sama sekali karena semua pakai SOP stadion,” ujarnya.

Baca Juga: Ada 200 Tempat Wisata Baru di Kabupaten Bandung, Mulai Tingkat Desa hingga Nasional

Soe’eb menjelaskan, kompetisi atau agility competition ini hanya berlangsung sebulan sekali, yakni pada minggu keempat.

“Itu rata-rata yang ikut, ada 400 ekor domba di Kabupaten Bandung kalau rutin. Kalau kompetisinya dua hari, Sabtu dan Minggu dobel, jadi 800 domba, tapi kalau dilihat penontonnya ribuan,” katanya.

Baca Juga: Sate Klatak Pak Duls Enak, Daging Kambingnya Empuk. Bumbunya meresap, tidak bau

Soe’eb mengatakan domba itu unik dan berbeda dengan kambing, semuanya dinilai mulai dari kesehatan, cara perawatan, kecantikan domba dan adu atau kelincahan kompetisi.

“Karena dombanya keberaniannya sama, perlu dilatih. Kalau domba dilatih, aduannya juga bagus, harganya sudah Rp 300 juta – Rp 400 juta.

Baca Juga: Guling Kambing Bumbu Kuning Jadi Porsi Istimewa di Pullman dan Ibis Grand Central Bandung

So’eb mengaku pembangunan Pamidangan Andes itu menelan biaya sekitar Rp 800 juta dan sudah menghasilkan PAD. “Satu event bisa mendatangkan 5 sampai 10 juta rupiah, masuk sebagai PAD,” ujarnya.

Soe’eb mengatakan Andes Pamidangan saat ini sedang dikerjakan antara Bumdes dan pemerintah desa karena ini masih pilot project.

Baca Juga: Sate Gule Kambing Kang Dedi Sudah Menjual Pelanggan Dari Kepala Desa Hingga Gubernur Sejak Tahun 1950

“Nah, yang namanya pilot, kalau kita serahkan sepenuhnya kepada Bumdes, operasinya sulit. Kalau itu pekerjanya, mesin desa mendapat kerja ekstra karena sudah dibayar,” katanya.

Ditanya apakah ada PAD hingga Rp 100 juta per tahun dari Pamidangan untuk desa Cilame, Soe’eb mengatakan jika target semua kegiatan sudah terpenuhi, pasti akan tercapai.

Baca Juga: Sate Kambing Muda di Tanjungsari Ini Sungguh Empuk dan Lezat, Daging Kambingnya Disembelih Langsung

Source: tribunjabartravel.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button