Pemerintah Kabupaten Sleman fokus pada 4 sektor dalam pengentasan kemiskinan - WisataHits
Yogyakarta

Pemerintah Kabupaten Sleman fokus pada 4 sektor dalam pengentasan kemiskinan

Pemerintah Kabupaten Sleman fokus pada 4 sektor dalam pengentasan kemiskinan

SLEMAN– Berdasarkan data tahun 2021 terjadi peningkatan angka kemiskinan menjadi 8,64%. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya pandemi Covid-19. Sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Sleman, Danang Maharsa akan mengambil tindakan darurat.

“Langkah pertama, data kemiskinan di Sleman perlu segera dimutakhirkan. Selain itu, kami juga melakukan roadshow di 17 kecamatan. [kapanewon] Pemkab Sleman untuk benar-benar mendengarkan kondisi masyarakat miskin dan rentan miskin yang terkena dampak pandemi COVID-19,” ujarnya, Kamis (11/8/2022).

Selain itu, Danang mengatakan akan mengkonsolidasikan semua potensi program yang dapat dipadukan dengan program pengentasan kemiskinan. Sehingga muncul konsep penanggulangan kemiskinan integratif dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Artinya TKPKD tidak hanya mengandalkan program dengan anggaran APBD atau APBN. “Kami meminta seluruh pemangku kepentingan di Pemkab Sleman untuk memprioritaskan program pengentasan kemiskinan di Sleman,” ujarnya.

Sejumlah lembaga swasta yang telah dikonsolidasikan antara lain kekuatan lembaga Amil Zakat atau kelompok amal, Forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSP) di Sleman, serta sejumlah lembaga swasta lainnya. Saat ini ada empat sektor yang menjadi sasaran program penanggulangan kemiskinan. “Pertama, meningkatkan kualitas UMKM. Semua kategori UMKM di Sleman harus bisa naik kelas lebih cepat dan menembus pasar digital yang sangat kompetitif,” kata Danang.

Bentuk program yang telah dilaksanakan terkait dengan sektor UMKM adalah pendampingan dalam pengurusan izin usaha, pengembangan kemasan produk dan program bantuan permodalan. Seiring dengan program Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun 2022, pihaknya mengalokasikan anggaran sebesar Rp 4,7 miliar untuk pemberdayaan UMKM.

“Kedua, sektor pertanian. Tim pengentasan kemiskinan memberdayakan petani untuk melakukan langkah-langkah produksi yang inovatif. Salah satu kegiatan yang masif adalah mendukung benih pertanian dan mendorong komunitas milenial untuk turun tangan di sektor pertanian,” kata Danang.

Menurutnya, kelompok usia milenial cukup besar masuk dalam kategori terdampak pandemi akibat PHK. Pemerintah mengorganisir mereka untuk membentuk kelompok tani. Menggarap lahan pertanian dengan bantuan bibit, alat dan alat produksi.

“Sejauh ini ada tiga kelompok petani milenial yang beroperasi di Sleman. Ketiganya berada di daerah dengan angka kemiskinan tertinggi di Kabupaten Sleman. Kapanewon Minggir, Moyudan dan Prambanan,” jelasnya.

Ia menambahkan, dukungan yang lebih luas bagi petani antara lain pembentukan sektor pertanian hilir berupa balai lelang pertanian. Program ini berjalan di sejumlah Capenewons, tidak hanya di daerah status termiskin.

“Ketiga, sektor pariwisata. Sleman sebagai daerah dengan destinasi wisata yang cukup besar terintegrasi sebagai pasar manufaktur. Semua produk UMKM di Sleman didorong untuk mencari tempat di destinasi wisata,” ujarnya.

Tim penanggulangan kemiskinan Kabupaten Sleman, lanjutnya, mendukung sejumlah event pariwisata dan pameran produk UMKM. Berdasarkan data yang diperoleh Tim Penanggulangan Kemiskinan, hanya UKM yang mendapat manfaat signifikan dalam kategori produk kuliner.

“Keempat, Bantuan Beasiswa Perguruan Tinggi untuk Keluarga Miskin. Tim Pengentasan Kemiskinan bekerja sama dengan universitas menghubungkan dan mencocokkan dunia pendidikan dan dunia kerja, berupa dukungan beasiswa kuliah yang salah satunya bekerjasama dengan Universitas Amikom Yogyakarta,” ujarnya.

Program beasiswa dirancang untuk jangka panjang sebagai bagian dari perjuangan melawan kemiskinan. Harapannya adalah memutus mata rantai keluarga miskin. Selain itu, sebagai program jangka pendek, Tim Penanggulangan Kemiskinan mendorong peningkatan bantuan tunai atau jaminan sosial yang ada. Program seperti ini tentu tidak berkelanjutan dalam konteks pemberdayaan.

“Harus dijelaskan bahwa dari empat tindakan darurat tersebut, program penanggulangan kemiskinan masih diprioritaskan pada daerah kategori termiskin di Kabupaten Sleman,” ujarnya.

Danang mengatakan, program strategis pengentasan kemiskinan di Kabupaten Sleman dirancang dengan konsep pemberdayaan produktif berbasis masyarakat. Menjadi ujung tombak keberhasilan program penanggulangan kemiskinan Sleman bergantung pada aspek inovasi dan kreativitas. “Sebagai Wakil Bupati Sleman yang juga Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), kami berharap mendapat dukungan dari semua pihak untuk bersinergi dalam agenda penanggulangan kemiskinan,” ujarnya.

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button