Nasib Anda Sekarang, Proyek Pembangunan Islamic Center Gresik menelan Rp 40M
JawaPos.com- Proyek pembangunan Islamic Center Gresik di Desa Kedungpring, Kecamatan Balongpanggang masih mandek. Pembangunan tidak akan berjalan karena tidak ada anggaran yang dialokasikan dalam APBD 2022.
Kini bangunan tersebut terasa mati di atas lahan seluas 1,2 hektar yang diproyeksikan sebagai salah satu destinasi wisata religi di wilayah selatan Gresik. Tidak ada aktivitas kerja. Padahal, proyek tersebut menelan biaya puluhan miliar rupiah dari APBD. Beberapa orang menyesalinya. Eman.
Sudah ada akses menuju Islamic Center Gresik dari Jalan Raya Balongpanggang. Namun, masih diampelas dan sulit dilihat. Begitu masuk Anda akan melihat tiga bangunan besar yang menjulang tinggi. Dua bangunan masih berupa kerangka beton, sementara beberapa bangunan lainnya sudah berdinding.
Di sana juga sepi. Tidak ada aktivitas masyarakat di sekitar. Kalaupun ada, warga yang mengurus lahan pertanian di sekitar cangkang.
Ida Lailatus Sa’diyah, Kepala Daerah Perumahan dan Permukiman (DPKP) Kabupaten Gresik, menyatakan Islamic Center itu di bawah anggaran pada 2022. Oleh karena itu, pada titik ini, bangunan tersebut terhenti. Namun, dalam APBD 2023, pemerintah Kabupaten Gresik merencanakan anggaran baru. “Masih dihitung, tapi rencananya sudah dianggarkan,” katanya.
Abdullah Hamdi, anggota Komisi III DPRD Gresik, dihubungi secara terpisah mengatakan, dalam prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) pos belanja daerah 2023, diusulkan pembangunan Islamic Center Gresik. Ada alokasi anggaran Rp 5 miliar. Model bangunan Islamic Center Gresik yang salah satunya memiliki area untuk wisata dan ritual haji. Khususnya bagi umat Islam di wilayah selatan Gresik.
Namun, menurut politisi kelompok parlemen PKB itu, jumlah anggaran yang dikeluarkan sangat kecil untuk menyelesaikan pembangunan tiga menara yang belum rampung. “Kami meminta Kantor Pendiri PKP untuk segera merencanakan kembali dan membahas pembangunan gedung Islamic Center. Karena 5 miliar rupiah itu sangat kecil,” ujarnya.
Untuk pembangunan gedung, lanjutnya, ada tower yang harus diselesaikan. Setelah siap dan siap digunakan, akan dianggarkan kembali dan akan dilakukan pengerjaan pada dua gedung tower tersebut.
“Itu berarti menyelesaikan bangunan terlebih dahulu. Kalau satu gedung itu seharga Rp 5 miliar, tidak masalah. Namun, jika ada tiga bangunan, sangat kecil kemungkinannya akan selesai,” jelasnya.
Perlu dicatat bahwa pembangunan Islamic Center dimulai pada tahun 2019. Dalam tiga tahun terakhir, APBD telah membayar total Rp 40 miliar. Diperkirakan dibutuhkan anggaran sekitar Rp 20 miliar untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi tersebut.
Biaya pengembangan kawasan itu semula diperkirakan Rp 64 miliar. Di sebelah bangunan masjid besar ada tempat untuk haji. Ada juga pusat kuliner UMKM dan gedung serba guna seluas 1.900 meter persegi, gedung kajian Islam seluas 1.900 meter persegi dan rest area.
Proyek Islamic Center ini diharapkan dapat menjadi pemerataan pembangunan antara Gresik Tengah, Utara dan Selatan. Desain gedung Islamic Center Gresik dengan tiga tower. Kawasan ini juga diharapkan menjadi tempat wisata religi di wilayah selatan Gresik.
Source: www.jawapos.com