70 pasar wisata mesiu tutup, pedagang lesu - WisataHits
Jawa Timur

70 pasar wisata mesiu tutup, pedagang lesu

70 pasar wisata mesiu tutup, pedagang lesu

BATU – Memasuki awal tahun 2023, pedagang di Pasar Wisata Songgoriti mengalami kelesuan. Kini pasar puluhan bedak sudah tutup. Terlihat kemarin (03/01), hanya beberapa pedagang yang bertahan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. “Ada 150 kios atau kios mesiu di Pasar Wisata Songgoriti. Namun, sekarang 70 toko mesiu mungkin lebih memilih untuk tutup karena tidak ada pembeli,” kata Manajer Asosiasi Pasar Wisata Songgoriti Sugeng Wibowo. Sugeng menuturkan, kesuksesan pasar ini berlangsung sejak 2010 hingga 2015.

“Dulu ramai sekali bu, bus kunjungan selalu ramai karena ditujukan ke pemandian air panas, pemandian tirta nirwana dan candi songgoriti. Tapi sekarang sepi,” katanya. Hal serupa juga dirasakan beberapa pedagang lainnya terkait minimnya pengunjung di pasar wisata Songgoriti. Seorang penjual buah bernama Jumaikah memilih tetap buka karena tidak ada pekerjaan lain. “Saya bertahan meski sehari sekali tidak punya penghasilan alias Zonk,” keluhnya. “Sebelum pandemi, pendapatannya Rp 1 juta.

Sekarang turun menjadi hanya Rp 200.000 per hari,” lanjutnya. Dia mengatakan, banyak pedagang yang memutuskan menutup lapaknya karena tidak tahan dengan kondisi pasar yang merosot sejak pandemi Covid-19. “Sekarang banyak pedagang yang menutup lapaknya dan mencari pekerjaan lain seperti berjualan mlijo (sayuran) di komplek rumah dan sebagainya,” jelas warga asal Desa Sidomulyo ini. (jika/penutup)

BATU – Memasuki awal tahun 2023, pedagang di Pasar Wisata Songgoriti mengalami kelesuan. Kini pasar puluhan bedak sudah tutup. Terlihat kemarin (03/01), hanya beberapa pedagang yang bertahan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. “Ada 150 kios atau kios mesiu di Pasar Wisata Songgoriti. Namun, sekarang 70 toko mesiu mungkin lebih memilih untuk tutup karena tidak ada pembeli,” kata Manajer Asosiasi Pasar Wisata Songgoriti Sugeng Wibowo. Sugeng menuturkan, kesuksesan pasar ini berlangsung sejak 2010 hingga 2015.

“Dulu ramai sekali bu, bus kunjungan selalu ramai karena ditujukan ke pemandian air panas, pemandian tirta nirwana dan candi songgoriti. Tapi sekarang sepi,” katanya. Hal serupa juga dirasakan beberapa pedagang lainnya terkait minimnya pengunjung di pasar wisata Songgoriti. Seorang penjual buah bernama Jumaikah memilih tetap buka karena tidak ada pekerjaan lain. “Saya bertahan meski sehari sekali tidak punya penghasilan alias Zonk,” keluhnya. “Sebelum pandemi, pendapatannya Rp 1 juta.

Sekarang turun menjadi hanya Rp 200.000 per hari,” lanjutnya. Dia mengatakan, banyak pedagang yang memutuskan menutup lapaknya karena tidak tahan dengan kondisi pasar yang merosot sejak pandemi Covid-19. “Sekarang banyak pedagang yang menutup lapaknya dan mencari pekerjaan lain seperti berjualan mlijo (sayuran) di komplek rumah dan sebagainya,” jelas warga asal Desa Sidomulyo ini. (jika/penutup)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button