6,6 juta wisatawan diperkirakan akan berkiprah di Jogja tahun ini - WisataHits
Yogyakarta

6,6 juta wisatawan diperkirakan akan berkiprah di Jogja tahun ini

6,6 juta wisatawan diperkirakan akan berkiprah di Jogja tahun ini

Harianjogja.comJOGJA– Dinas Pariwisata (Dispar) DIY menargetkan dapat menjangkau wisatawan DIY pada tahun 2023 sebanyak 6,6 juta wisatawan, target ini sekitar 430.000 wisatawan lebih banyak dari tahun 2022. Untuk dapat mencapai target tersebut, Dispar DIY berupaya meningkatkan layanan ke tujuan wisata dan mengembangkan perkiraan tujuan wisata akan menjadi tren.

Berdasarkan data Dispar DIY, destinasi wisata pada 2022 sebanyak 35.774 wisman dan 6.130.000 wisman. Untuk tahun 2023, Dinas Pariwisata DIY menargetkan sebanyak 37.563 wisman dan 6.559.100 wisman. Dari data tersebut, tujuan wisata tahun 2023 mengalami peningkatan sebanyak 1.789 wisman dan 429.100 wisman.

Kepala Dinas Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata DIY Kurniawan mengatakan wisata pantai masih menjadi primadona bagi Kabupaten Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul. Sedangkan untuk kota jogja tempat wisata favoritnya yaitu kawasan Malioboro, Kebun Binatang dan Taman Pintar Gembira Loka, serta tempat wisata Kaliurang masih menjadi favorit wisatawan di Kabupaten Sleman.

Menurut Kurniawan, pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), jumlah wisatawan di destinasi wisata populer tersebut masih lebih tinggi dibanding destinasi wisata lain di kabupaten/kota DIY. Namun, Kurniawan memberikan prakiraan cuaca ekstrem saat pergantian tahun, yang diyakini akan menyebabkan penurunan kunjungan wisatawan ke destinasi wisata tersebut.

Sekretaris Dispar DIY, Anita Verawati juga menyampaikan hal serupa. “Tanpa diduga, Bantul dan Gunungkidul punya banyak pantai, diperkirakan kemarin badai besar [prediksi BMKG terjadi hujan lebat hingga sangat lebat di DIY selama 25 Desember 2022-1 Januari 2023] tampaknya mempengaruhi kunjungan. Yang biasanya macet kemarin di Gunungkidul tidak macet,” ujarnya, Senin (1/2/2023).

Kurniawan mengatakan, jumlah wisatawan di DIY pada 1 Desember 2022 lebih rendah dibandingkan tahun 2021, namun pada periode 24-31 Desember 2022 jumlah wisatawan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021.

BACA JUGA: Sederet Poin Kontroversial dalam Perppu Cipta Kerja

acara Malam tahun baru yang berlangsung di setiap kabupaten di DIY mengakibatkan pemerataan wisatawan yang tidak terkonsentrasi di kota Jogja. “Tidak ada perayaan terbuka di kota, tidak ada acara, ada perayaan di dalam ruangan [perayaan malam tahun baru yang diselenggarakan hotel secara mandiri] di hotel. Ada lebih banyak momen malam tahun baru di distrik ini. Agar lebih menyebar ke luar kota, bisa dirayakan di kabupaten,” kata Kurniawan, Senin (1/2/2023).

Meski demikian, Kurniawan mengakui masih banyak wisatawan yang menggelar momen malam tahun baru di kawasan Malioboro dan Tugu Pal Putih.

Rencana peningkatan destinasi pariwisata DIY

Kurniawan menceritakan bahwa Dispar DIY perlu melakukan sejumlah langkah tahun ini untuk meningkatkan pelayanan. Penyesuaian kapasitas di destinasi wisata perlu dilakukan. Menurutnya, dengan menyesuaikan daya tampung destinasi wisata, kita bisa mengantisipasi jumlah pengunjung yang meningkat drastis. Ia menawarkan langkah-langkah yang bisa Anda antisipasi dengan melakukan reservasi jauh-jauh hari sebelum mengunjungi destinasi wisata. “Ini akan mempengaruhi manajemen di tempat tujuan. Ini termasuk pembalasan untuk memastikan tidak ada kemacetan di tempat tujuan wisata,” kata Kurniawan.

“Kalau macet, itu menyebabkan kemacetan lalu lintas, kerumunan, ketidaknyamanan yang paling mengkhawatirkan. Jika wisatawan merasa tidak nyaman, mereka tidak akan kembali lagi nanti. Harusnya bikin nyaman, malah kontraproduktif nantinya,” ujarnya.

Selain itu, pembayaran nontunai di destinasi wisata juga harus dioptimalkan. Metode pembayaran ini mempercepat pelayanan di destinasi wisata. Kecepatan pelayanan juga akan menimbulkan kenyamanan bagi wisatawan di destinasi wisata tersebut.

Selain itu, pengelola destinasi perlu ditingkatkan keramahan. “Mereka perlu dilatih lagi untuk memberikan pelayanan yang ramah, yang baik bagi wisatawan. Ketika wisatawan bertanya tentang tujuan wisata, mereka perlu dilayani dengan baik dan tidak dibiarkan begitu saja. Begitu ilmunya [pengelola destinasi wisata]pelayanannya perlu ditingkatkan,” katanya.

BACA JUGA: Dua Kali Turis Tenggelam di Parangtritis Saat Nataru

Dikatakannya, DIY yang memiliki potensi letusan gunung berapi, gempa bumi, banjir, dan tanah longsor juga harus meningkatkan kesiapsiagaan bencana di daerah tujuan wisata. Ia mencontohkan, kejadian beberapa waktu lalu di mana sebuah jeep tersangkut di Kalikuning, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, harus diwaspadai ke depannya.

“Tidak hanya desa tahan bencana, tapi juga destinasi tahan bencana harus diciptakan. Karena evakuasi dan lain-lain harus disiapkan,” ujarnya.

Bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY diperlukan untuk mengimplementasikan rencana ini. “Biarlah Jogja yang dikenal sebagai tempat wisata menciptakan rasa aman meski daerahnya rawan bencana,” ujarnya. Rencana kerja sama dengan BPBD akan diusulkan tahun ini.

Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan lama tinggal atau lama tinggal wisatawan di DIY. Untuk itu diperlukan juga kerjasama dari beberapa instansi terkait, antara lain Dinas Kebudayaan DIY. Menurutnya, wisata budaya merupakan keunggulan dari perbaikan rumah. Wisata budaya dinilai menarik tidak hanya bagi wisatawan domestik tetapi juga bagi wisatawan mancanegara.

Acara budaya yang diadakan di kota/desa wisata juga diprediksi akan menjadi tren tahun ini. “Sepertinya sedang tren, ada perpaduan antara budaya desa dan produk UMKM,” ujarnya.

Menurutnya, perbedaan budaya dan tradisi antar daerah asal wisatawan, terutama yang tinggal di kota besar dengan tradisi di desa/kampung wisata, memiliki keunikan tersendiri. “Mungkin ada satu keunikan yang unik, yaitu mereka [wisatawan mancanegara] lihat sajian acara budaya,” kata Kurniawan.

“Itulah daya tarik utamanya, menikmati hidup di udara segar, seperti di desa, di mana ada berbagai tradisi dan pertunjukan. Kami memiliki potensi untuk mengembangkannya tahun depan,” katanya.

Pada tahun 2022 terdapat 153 desa/desa liburan di DIY. Kurniawan mengumumkan, tahun ini potensi tersebut akan lebih diperluas lagi. Dengan berkembangnya desa/desa liburan maka perekonomian masyarakat setempat dapat ditingkatkan.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button