Wow! Keraton Solo Pernah Bikin Pamor Keris Dari Batu Meteor, Bisa Bersinar - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Wow! Keraton Solo Pernah Bikin Pamor Keris Dari Batu Meteor, Bisa Bersinar – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Narasumber Belajar Tempa Keris dari Institut Seni Indonesia Solo, Cahya Surya, menunjukkan bilah keris dengan pamor meteorit di Museum Keris Nusantara, Solo, Minggu (23/10/2022). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Keraton Surakarta Hadiningrat Kasunanan atau Keraton Solo konon pernah membuat keris pamor dari bahan batu meteorit. Hal ini terjadi sejak era Paku Buwono (PB) IV yang memerintah dari tahun 1788 hingga 1820.

Solo Cahya Surya, juru bicara workshop “Belajar Menempa Keris” dari Institut Seni Indonesia (ISI), mengungkapkan hal itu dalam sebuah wawancara. Solopos.com usai workshop di Museum Keris Nusantara, Jl Bhayangkara, Sriwedari, Solo, Minggu (23/10/2022) siang.

Daihatsu Rocky Promotion, Harga Mobil Rp 200 Juta Jadi Hanya Rp 99.000

Cahya menjelaskan, keunggulan spiritual keris yang menggunakan bahan meteorit dianggap sebagai pusaka yang agung. Namun, kepercayaan dikembalikan atau tergantung pada masing-masing orang.

“Itu adalah benda langit yang turun ke bumi, ada hadiah ilahi, misalnya, hampir sama dengan pedang surgawi pemberian dewa. Kembali lagi dengan keyakinan bahwa seseorang mengagungkan warisannya, yang langka,” jelasnya.

Dijelaskannya, proses pembuatan keris dilakukan dengan mencampurkan material meteorit dengan material lain. Prestise adalah campuran bahan dalam teknik penempaan pusaka

Baca juga: Belajar Menempa Keris di Museum Keris Nusantara Solo, Prosesnya Bisa 1 Tahun, lho

Ada empat jenis prestise tergantung pada bahannya, masing-masing meteorit prestise adalah meteorit dengan kandungan logam yang heterogen. Kemudian pamor kerabat menggunakan dua jenis besi, tetapi kadarnya berbeda.

Pasar Besi Luwu Prestige mengandung nikel di wilayah Luwu dan memiliki karakteristik kristal yang homogen. Selain itu, pamor nikel saat ini digunakan secara luas secara umum.

“Keindahan prestise meteorit bisa lebih baik diterangi. Jika bahan biasanya macet, oli tidak akan menyala. Ketika pamor meteorit menyala,” katanya.

Meteor jatuh di Prambanan

Ia menjelaskan, hujan meteor sudah terjadi sejak dahulu kala. Orang dahulu melihat langit dan dataran. Ketika mereka melihat ada hujan meteor, mereka mencari tempat meteorit itu jatuh.

Baca Juga: Agenda Solo Hari Ini: Sendratari Ramayana ke Pasar Seni Taman Balekambang

Menurut Cahya, ia pernah menemukan meteor yang jatuh ke bumi, tepatnya di sekitar Prambanan, pada masa pemerintahan PB IV sekitar tahun 1801 M. Meteor tersebut memiliki tinggi 50 cm dan diameter 80 cm.

Benda tersebut disimpan di Keraton Solo sebagai salah satu pusaka. Benda bernama Kanjeng Kiai Pamor ini digunakan untuk membuat keris dari PB IV sampai PB XI (1939-1945).

Cahya menjelaskan bahwa pada awalnya orang Jawa menggunakan keris sebagai senjata dalam pertarungan/pertempuran. Namun dalam perkembangannya, keris bukan lagi sebuah senjata, melainkan sebuah Tosan-Aji dan sebuah artefak.

Selain itu, lanjutnya, sebagai perpaduan konsep Father Akash dan Ibu Pertiwi, keris diyakini memiliki kekuatan gaib yang dapat mempengaruhi pemiliknya.

Baca Juga: Ada Keris Jokowi di Museum Keris Solo, Ini Bentuk dan Filosofinya

“Akhirnya, keris adalah bagian dari budaya Jawa sebagai bagian dari kelengkapan hidup orang Jawa, yang tercermin dalam konsep wisma.” [rumah, garwa [istri]kuila [burung]dan mencurigakan [senjata keris]”jelasnya.

Workshop Belajar Menempa Keris di Museum Keris Nusantara Solo digelar dalam rangka memperingati Hari Museum Nasional. Acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa, mahasiswa dan masyarakat umum. Mereka mempelajari teori dan praktik menempa belati.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button