Wisata Rohani, Menemukan Candi di Kota Solo - WisataHits
Jawa Tengah

Wisata Rohani, Menemukan Candi di Kota Solo

Wisata Rohani, Menemukan Candi di Kota Solo

Foto pemerintah kota

SOLO, HARIAN KOTA – Jika Anda berkunjung ke kawasan Pasar Gede, Anda akan menjumpai bangunan khas Tionghoa. Pasalnya, kawasan tersebut didominasi oleh keturunan Tionghoa yang sudah lama tinggal di kota Solo.

Pada umumnya orang Tionghoa mencari nafkah dengan berdagang yaitu berbisnis atau membuka toko. Mengingat banyaknya keturunan Tionghoa di tempat ini, maka di tempat ini juga terdapat sebuah bangunan yang dikenal sebagai tempat pemujaan atau kelenteng.

Layanan untuk pengikut ajaran atau agama Konfusius, Taoisme dan Budha diadakan di sini.

Seperti dilansir laman pemkotsolo.go.id, Solo setidaknya memiliki 3 (tiga) candi yang tersebar di beberapa tempat. Pertama, ada Kelenteng Tien Kok Sie. Hotel ini terletak di kawasan Pasar Gede Harjonagoro tepatnya di sisi selatan. Candi ini tidak jauh dari jalan kota sehingga mudah dijangkau dan ditemukan.

Ada sumber yang mengatakan bahwa Kelenteng Tien Kok Sie merupakan bangunan tertua di Jawa Tengah. Namun candi tersebut memiliki sejarah sejarah yang erat kaitannya dengan pemindahan Keraton Kartasura ke desa Sala.

Pasalnya, pembangunan gedung ini dimulai tidak lama setelah pemindahan keraton. Masa pembangunannya selama 3 (tiga) tahun, yang berlangsung dari tahun 1746 sampai dengan tahun 1748.

Pada awalnya hanya digunakan sebagai tempat ibadah. Namun lambat laun berkembang menjadi tempat yang juga menjadi tempat bersosialisasi di kalangan masyarakat Tionghoa.

Kedua, yaitu Kelenteng Poo An Kiong. Lokasinya berada di Jalan Yos Sudarso 122 tepatnya di Desa Jayengan, Kecamatan Serengan.

Dahulu pura ini dikelilingi aliran air atau orang menyebutnya Kali Larangan. Namun, sekarang telah diratakan dengan tanah dan bangunan komersial serta bangunan telah dibangun di sekitarnya.

Nama Poo An Kiong sendiri berarti sumber keamanan nasional. Menariknya, candi ini sudah dianggap sebagai tempat suci sejak zaman kerajaan. Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya 2 (dua) tiang besar sebagai penopang utama pendirian candi.

Karena pada pilar tertulis kanji dalam bahasa Mandarin, yang menyebutkan adanya kerukunan antara etnis Jawa dan Tionghoa.

Sedangkan arsitektur pada umumnya tidak jauh berbeda dengan candi lainnya. Atapnya yaitu sisi kiri dan kanan berbentuk simetris membentuk lekukan ke atas dengan ornamen khas Tionghoa berupa patung naga di setiap sisinya.

Ketiga adalah Vihara Khongcu Bio atau dikenal juga Vihara Sinar Kebajikan. Gedung ini terletak di kompleks Universitas Sebelas Maret (UNS).

Saat ini, bangunan candi dapat digunakan untuk masyarakat umum. Kegiatan rutin mingguan diadakan di kuil ini, termasuk kebaktian Che Cap Go.

Itulah beberapa candi yang bisa Anda temukan di kawasan Kota Solo.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button