Walikota Eri Cahyadi: Potensi Destinasi Wisata di Surabaya! - WisataHits
Jawa Timur

Walikota Eri Cahyadi: Potensi Destinasi Wisata di Surabaya!

Di Kecamatan Mulyorejo ini, banyak ahli canting dan tie dye yang berusia di atas 60 tahun. Tapi tetap ingin menawarkan bantuan dan pelatihan dalam membuat tie-dye

MERAHPUTIH I SURABAYA – Walikota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo di Jalan Labansari No 1 Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya, Kamis (30/6/2022). Di sana, Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot) bekerja sama dengan UMKM Batik Serasi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan bahwa semangat gotong royong dengan UMKM yang ada di Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya ini menjadi tanda peningkatan perekonomian masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan Pemkot Surabaya terus memaksimalkan pemanfaatan lahan atau aset pemkot dengan tujuan untuk mendongkrak kegiatan ekonomi masyarakat.

“Itulah yang saya inginkan bekerja dan berkolaborasi dengan warga untuk bisa memasukkan MBR ke dalam dunia kerja. Syukurlah para perajin ikat senior ini turun gunung untuk membantu MBR,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.

Dijelaskannya, anggota UMKM Batik Serasi memiliki semangat yang sama dengan Pemkot Surabaya, terutama untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Pasalnya, mereka berani menangkap peluang bisnis MBR di Kabupaten Mulyorejo.

“Di Kecamatan Mulyorejo ini, banyak canting dan tie-dye profesional berusia 60 tahun ke atas. Namun tetap bersedia memberikan dukungan dan pelatihan pembuatan tie dye,” jelasnya.

Walikota Eri Cahyadi juga meminta distribusi hasil produksi Rumah Kerja Padat Dukuh Sutorejo kepada UMKM Center milik Galeri Kriya Pemkot Surabaya. Bahkan, ia terpukau dengan karya tie-dye MBR.

“Saya langsung membeli batik karena karyanya sangat bagus. Maka saya minta untuk dipasarkan ke Surabaya Kriya Gallery agar setiap tamu Pemkot Surabaya yang datang dapat mengetahui bahwa produk UMKM Surabaya kualitas terbaik,” ujarnya.

Tak hanya itu, ia mengaku tengah merancang sebuah konsep untuk menciptakan destinasi wisata produksi batik di kota Surabaya. Menurutnya, Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Surabaya.

“Saya akan bekerja lagi untuk membuat tempat ini lebih menarik. Jika ada tamu, saya akan membawa mereka ke sini untuk melihat proses pembuatan batik. Sehingga masyarakat tahu bahwa Surabaya juga memiliki tujuan pengembangan budaya lokal,” jelasnya.

Tak hanya terpesona dengan karya tie-dye di Rumah Kerja Padat Dukuh Sutorejo, ia juga merasakan antusiasme para MBR yang membuat tie-dye. Tak lama kemudian Walikota Eri Cahyadi ingin merasakan tie-dye dengan MBR.

“Luar biasa, ternyata tie-dye itu dari hati. Karena ketika kita melukis, kita bisa kehilangan diri kita sendiri dalam gambar. Jadi kalau membatik dengan hati, maka pengerjaan membangun Surabaya juga harus dilakukan dengan hati,” ujarnya.

Ia menambahkan, Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo tidak hanya membuat tie dye. Namun juga penangkaran lele dengan MBR Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya. Menurutnya, gotong royong warga Kecamatan Mulyorejo harus diikuti warga daerah lain.

“Kehidupan kota lambat laun akan kehilangan rasa gotong royong jika kita tidak membangunnya bersama-sama. Alhamdulillah, terima kasih sudah menunjukkan gotong royong di kabupaten Mulyorejo dengan membangun produksi rumah batik dengan pengembangan ikan lele,” ujarnya.

Di sisi lain, peluang usaha produksi batik di kota Surabaya semakin besar, oleh karena itu ia meminta jajaran Biro Usaha Kecil Menengah, Koperasi dan Perdagangan (Dinkopdag) untuk meminta desainer mendukung Dukuh Sutorejo Intensive. Rumah Kerja dan kampung batik lainnya.

“Semakin dimodifikasi, semakin mahal harga jualnya. Kami juga memesan stempel tie-dye khusus agar ada perbedaan atau kekhasan tie-dye di setiap daerah di kota Surabaya,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Mulyorejo Kota Surabaya Yudi Eko Handono mengatakan, potensi Kabupaten Mulyorejo terus digabung dengan program padat karya Walikota Eri Cahyadi.

“Anggota Batik Serasi senang karena terlibat dalam memberikan pelatihan dan proses membatik bersama MBR,” kata Yudi, panggilan akrabnya.

Terkait pengembangan bisnis di Rumah Kerja Solid Dukuh Sutorejo, pihaknya juga menggandeng perguruan tinggi yang telah bekerja sama dengan Pemkot Surabaya untuk memberikan dukungan pemasaran dan pendistribusian produk secara keseluruhan.

“Semangat Gotong Royong di Kecamatan Mulyorejo ini terus kita wujudkan. Sebanyak 17 MBR yang memproduksi Batik dan Wels, jika nanti kompeten akan kami ganti dengan MBR lain,” ujarnya.

Hudayati Fatmalia, Koordinator Batik Serasi, ditemui di lokasi yang sama dan mengatakan telah bekerja sama dengan MBR selama pandemi Covid-19 dengan memberikan pelatihan. Hal ini kemudian mendapat respon dan dukungan dari Camat dan Lurah.

“Alhamdulillah dengan gotong royong Rumah Kerja Intensif Dukuh Sutorejo bisa lewat dan akhirnya banyak menerima pesanan. Karena semangat kami untuk memajukan dan berbagi ilmu untuk menaikkan taraf hidup para MBR,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Walikota Eri Cahyadi juga mendapat dukungan CSR berupa tie dye kit yang diberikan oleh PT. Yekape Surabaya, sebagai salah satu upaya mendukung program padat karya dan perekonomian nasional. (merah)

Source: harianmerahputih.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button