Wali Kota ingin menjadikan bekas kompleks THR-TRS ini sebagai destinasi wisata murah
Eri Cahyadi
Surabaya, Bhirawa
Eks Kompleks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS) di Jalan Kusuma Bangsa akan dibangun kembali pada 2023.
Dua tempat hiburan legendaris di Kota Pahlawan itu akan dikembangkan menjadi destinasi wisata murah oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pembangunan eks kompleks THR-TRS akan dimulai pada 2023. Tentu saja, Pemkot juga meminta dukungan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim selama tahap perencanaan pembangunan.
“Insya Allah pengerjaan akan dimulai akhir tahun ini (2023). Kami sudah mulai memberikan bantuan – bantuan dari kepala kejaksaan. Insyaallah kita mulai pemilihan (investor) bulan depan,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Selasa (24/1) di Balai Kota Surabaya.
Wali Kota Eri juga mengumumkan, biaya pembangunan kembali eks kompleks THR-TRS seluas sekitar 5,2 hektar itu ditanggung kerja sama investor. Dia membenarkan, saat ini Pemprov DKI sedang membicarakan model kerja sama yang tepat, baik melalui lelang maupun sewa.
“Apakah dia (investor) akan menggunakan sewa nanti atau nanti. Tapi sebenarnya saya minta wisata murah, paling haram (mahal) kan (tiket) Rp 25.000,” kata Cak Eri, sapaan akrab Wali Kota Surabaya.
Menurut Cak Eri, mekanisme kerjasama THR dan TRS sebelumnya tidak harus melalui lelang jika dilakukan melalui leasing. Sedangkan jika menggunakan lelang, kerjasama dapat dilakukan melalui skema BOT (Build, Operate and Transfer) atau BTO (Build, Transfer, Operate).
“Nanti kita lihat apakah itu BOT atau BTO, nanti kita lelang, kalau sewa bukan. Tapi kemarin ada beberapa yang bilang iya, kita sudah lihat, kalau dia (investor) mengajukan secara sewa, silakan,” jelasnya.
Namun, Cak Eri juga mencontohkan kepada calon investor bahwa konsep penataan wisata eks THR-TRS akan memberikan banyak ruang kosong bagi keluarga di masa mendatang. Termasuk tidak menampik keberadaan seni tradisional seperti Ludruk dan Ketoprak yang dulu ada.
“Saya ingin ada banyak kebebasan untuk keluarga. Tetap tampilkan kesenian Ketoprak, kesenian Ludruk. Karena saya tidak ingin masyarakat Surabaya melupakan Ludruk, Ketoprak dan Srimulat yang dulu pernah membesarkan nama besar Surabaya,” imbuhnya.
Menurut Cak Eri, jika kerjasama dengan investor sudah berjalan, maka otomatis bekas kompleks THR dan TRS menjadi tanggung jawab pihak ketiga. Ini termasuk keamanan untuk setiap wahana wisata yang akan ada di sana.
“Kalau nanti ada pihak ketiga, maka otomatis pihak ketiga itu wajib melakukan pemeriksaan, punya kewajiban untuk mengecek games (kendaraan),” pungkasnya. [iib.why]
Source: news.google.com