Turis membludak, penjual suvenir belum melihat peningkatan penjualan - WisataHits
Yogyakarta

Turis membludak, penjual suvenir belum melihat peningkatan penjualan

Turis membludak, penjual suvenir belum melihat peningkatan penjualan

Harianjogja.com, JOGJA- Dampak tingginya kunjungan wisatawan ke Jogja saat libur Nataru tidak dirasakan oleh semua perusahaan pariwisata. Salah satunya menjual oleh-oleh di Jogja. Sejumlah pemilik toko oleh-oleh khas Jogja mengaku belum merasakan dampak ekonomi.

Salah satu penjual oleh-oleh khas Jogja di area parkir mobil ABA mengaku kunjungan wisatawan saat Nataru tidak berdampak ekonomi di tempat tersebut. Pasalnya, banyak rombongan (rombongan) wisatawan yang turun di pelataran parkir langsung menuju kawasan Malioboro.

BACA JUGA: UKM perbaikan rumah meminta lebih banyak acara untuk dipromosikan

Kondisi ini tak lepas dari kebijakan pemerintah yang mengamanatkan pintu masuk parkir bus dari arah timur. Begitu pintu bus dibuka, katanya, wisatawan langsung berbondong-bondong menuju Malioboro. “Itu karena ada masalah dengan tempat parkir bus. Dulu pintu bus menuju kios, penumpang langsung menuju pedagang kaki lima. Habis terjual semua,” kata pria yang enggan disebutkan namanya itu kepada Harianjogja.com. Senin (1/2/2023).

Pasca perubahan aturan parkir bus, penjualan para pedagang di tempat parkir Abu Bakar Ali turun drastis. Selain itu, letak knalpot bus yang berada di dekat kios mengganggu pemilik kios. “Penjualan kami turun, bahkan sebagian besar rugi karena yang menjual souvenir tidak bisa dikembalikan [dikembalikan]. Saat bus menghadap ke barat, knalpot di samping kios membuat suasana pengap,” ujarnya.

Ia berharap masalah ini menjadi perhatian pemerintah karena berdampak pada keberlangsungan usaha para pemilik lapak souvenir Jogja. “Kalau bisa, ke depannya juga akan ada kegiatan objek wisata di sini [parkir abu bakar ali]. Penjualan kami dulu dan membantu. Saat ini kita belum merasakan efeknya [peningkatan kunjungan wisatawan ke Jogja],” dia berkata.

Hal senada disampaikan Nia Astuti, karyawan Vera Gift Shop di Kalasan, Sleman. Saat liburan, toko oleh-oleh ini biasanya ramai dikunjungi wisatawan rombongan. Namun, saat Nataru dan liburan sekolah, Nia mengatakan kunjungan wisatawan masih belum normal. “Jadi saat Nataru dan liburan sekolah kemarin, penjualan oleh-oleh khas Jogja pas-pasan, tidak ada peningkatan,” ujarnya.

BACA JUGA: TV Analog Mati, Penjualan STB Melonjak di Jogja

Disinggung penyebabnya, Nia mengatakan ada kemungkinan tidak semua travel agent di daerah yang sering disinggahi para pebisnis itu mengangkut penumpang ke DIY saat berlibur. Ia mencontohkan, seorang travel agent yang menjadi pelanggan baru setelah mengunjungi toko tersebut.

“Dari tujuh trip yang biasa ditawarkan, hanya satu trip yang ke Jogja. Sisanya ke daerah lain. Untuk ini kami berlangganan di Probolinggo. kata Nia.

Faktor lainnya, lanjutnya, kemungkinan akan banyak bermunculan toko souvenir baru, sehingga penjualan oleh-oleh khas Jogja semakin kompetitif. “Itu faktor lain. hari ini [Senin] sebenarnya kondisi [penjualan] sepi, berbeda dengan Sabtu hingga Minggu,” katanya.

Menghadapi kondisi tersebut, Deddy Pranowo Eryono, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran DIY Indonesia mengatakan, liburan di Nataru kemarin memang didominasi oleh wisatawan keluarga. “Masih ada group trip, tapi jumlahnya kecil. Turis yang pergi ke toko suvenir dibawa oleh agen perjalanan. Saat liburan Nataru kemarin, wisatawan keluarga dan individu lebih banyak,” ujarnya.

Ketua DPD GIPI DIY Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan meski jumlah kunjungan wisatawan nusantara sudah pulih, namun pembelian barang sampai saat ini belum pulih. “Samping beli beli-belum pulih, sehingga mempengaruhi sisi belanja karena turis tidak stabil secara ekonomi seperti pada 2019,” katanya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Sumber: Bisnis.com

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button