Komunitas seni terlibat • Radar Jogja - WisataHits
Yogyakarta

Komunitas seni terlibat • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat Hindu (Bimas) akan melakukan kegiatan penguatan pendampingan berbasis seni religi di Candi Prambanan mulai 1 hingga 5 Desember. Dengan peserta kurang lebih 570 orang dari 34 provinsi dan menghadirkan komunitas seni dari seluruh Indonesia.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI Prof I Nengah Duija menginginkan seni religi menjadi bagian dari diplomasi agama. Menurutnya, seni bebas dari sekat-sekat agama, suku, dan bahasa. Selain itu, seni akan menjadi media penting di masa depan.

Ia pun berupaya agar Candi Prambanan bukan sekedar tugu mati. “Namun secara relijius sudah kami jalankan untuk ibadah umat Hindu di seluruh Indonesia,” jelasnya kemarin (16/11) di Hotel Puri Asri Kota Magelang.

Selain itu, delegasi Halal of Twenty (H20) melihat adanya ritual keagamaan yang berpusat di Candi Prambanan. Bahkan, mereka sangat mengapresiasi ketika agama non-Hindu dimasukkan. Hal ini menunjukkan bahwa moderasi beragama telah berjalan dengan baik.
Nantinya, kata dia, kegiatan tersebut akan menampilkan komunitas-komunitas seni dari seluruh Indonesia. Tidak hanya Hindu, tetapi juga komunitas agama lain. Selain itu, ada juga pembahasan pandangan politik, seni, dan agama tentang perbedaan pandangan agama.

Staf Khusus Menag Bidang Media dan Komunikasi Wibowo Prasetyo mengatakan, kegiatan semacam ini diprakarsai oleh Menag untuk menjadikan candi Borobudur dan Prambanan sebagai pusat kegiatan keagamaan bagi umat Buddha dan Hindu. Tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Padahal, hal itu sudah tertuang dalam kesepakatan dengan empat lembaga. Yaitu Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Provinsi DIJ.

Namun, dia meminta masyarakat untuk terlibat. Jadi selain dari sisi religi, keberadaan candi merupakan jejak peradaban manusia di Indonesia. “Ini bukan sekadar wisata religi, tapi sarana edukasi dan juga kebanggaan kita memiliki tempat yang nantinya bisa menarik umat Buddha dan Hindu,” ujarnya. (aya/eno)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button