Trotoar standar dan kota dengan fasilitas yang dibutuhkan pejalan kaki di Indonesia - WisataHits
Jawa Barat

Trotoar standar dan kota dengan fasilitas yang dibutuhkan pejalan kaki di Indonesia

Trotoar di Kota Bogor © Quon_ID/Shutterstock

Jalan kaki merupakan salah satu aktivitas mobilitas sederhana yang hampir dilakukan setiap orang setiap hari. Namun di luar itu, jalan kaki juga bisa menjadi olahraga yang paling ringan, tanpa gerakan berat seperti jenis olahraga lainnya.

Meski begitu, manfaat kesehatan yang bisa didapat dari jalan kaki tidak kalah hebatnya. kutipan klinik mayo, Jalan kaki secara teratur dapat memberikan beberapa manfaat. Beberapa di antaranya menjaga berat badan ideal dan mengurangi lemak tubuh, mencegah berbagai jenis penyakit, memperkuat tulang dan otot, mengurangi stres dan lainnya.

Sampai sekarang dikatakan bahwa jika Anda ingin mendapatkan manfaat kesehatan dari berjalan kaki, Anda memerlukan standar minimum tertentu tentang berapa banyak langkah yang perlu Anda ambil setiap hari. Misalnya, untuk lansia, jumlah yang disarankan adalah 6.000 hingga 8.000 langkah per hari. Untuk orang dewasa yang lebih muda, jumlah yang disarankan adalah 8.000 hingga 10.000 langkah per hari.

Namun, berdasarkan penelitian Penyakit Dalam JAMA (2019) sebenarnya tidak ada rekomendasi pasti mengenai berapa banyak atau langkah minimum per hari yang diperlukan untuk mencapai manfaat kesehatan yang maksimal.

Jalan kaki, olahraga yang penuh manfaat tak terduga

Orang Indonesia paling malas jalan kaki?

ilustrasi pejalan kaki Indonesia |  Joko SL/Shutterstockinformasi gambar

ilustrasi pejalan kaki Indonesia | Joko SL/Shutterstock

Berbicara tentang tingkat berjalan, sayangnya akhir-akhir ini banyak penelitian yang diterbitkan oleh para ilmuwan Stanford University, yang hasilnya ditafsirkan bahwa Indonesia adalah negara dengan orang berjalan paling malas di dunia.

Penelitian tersebut dilakukan oleh para ilmuwan hingga 717.627 orang dari 111 negara di seluruh dunia. Hasilnya, diketahui rata-rata orang Indonesia berjalan kaki hanya 3.513 langkah per hari.

Di urutan paling bawah, di atas Indonesia, ada negara lain bahkan negara tetangga, yang keduanya terbukti paling malas. Negara-negara yang bersangkutan terdiri dari Arab Saudi (3.807 level), Malaysia (3.963 level), Filipina (4.008 level) dan Afrika Selatan (4.105 level).

Tapi kutipan Narasi Ruang Berita, kondisi sebenarnya di lapangan atau tujuan dari hasil penelitian tidak begitu buruk. Ada kondisi penelitian tertentu yang oleh dua peneliti Stanford University menggambarkan diri mereka sebagai bias dan tidak mewakili karakteristik masyarakat yang sebenarnya di masing-masing negara.

Bahkan, harus diakui juga bahwa masih ada beberapa tantangan besar dalam mengamankan fasilitas pendukung pejalan kaki di Indonesia.

Ada beberapa hal yang diyakini masih belum membuat aktivitas trekking di Indonesia cukup tinggi bagi banyak orang. Salah satu yang paling penting adalah keselamatan, yang sering dikaitkan dengan tindakan kekerasan, kejahatan atau bahkan pelecehan di ruang publik.

Tidak kalah pentingnya adalah kurangnya fasilitas pejalan kaki yang memadai secara merata. Fasilitas pejalan kaki yang memadai tidak hanya dimaksudkan berupa trotoar yang cukup lebar untuk dilalui orang saja.

Standar perkerasan ITDP untuk Jakarta |  itdp-indonesia.orginformasi gambar

Standar perkerasan ITDP untuk Jakarta | itdp-indonesia.org

Padahal, dalam pembuatan perlengkapan jalan setapak itu sendiri, ada metrik standarisasi yang direkomendasikan. Untuk referensi, standar yang dimaksud dapat diambil dari standar yang disediakan Institut Kebijakan Transportasi dan Pembangunan (ITDP) Indonesia untuk fasilitas pejalan kaki di Jakarta.

Ditunjukkan bahwa setidaknya dalam merancang trotoar untuk pejalan kaki, harus ada lima bagian yang terdiri dari fasad bangunan, ruang variasi, zona pejalan kaki, jalur sepeda atau alun-alun. furnitur jalanan, dan daerah penyangga atau zona utilitas.

Citayam Fashion Week dan demonstrasi kebutuhan masyarakat akan ruang publik

Kota-kota di Indonesia dengan fasilitas walkable

Jalan Slamet Riyadi, Solo |  Bima Adhitya/Flickrinformasi gambar

Jalan Slamet Riyadi, Solo | Bima Adhitya/Flickr

Selain Jakarta, apakah ada kota lain di Indonesia yang memiliki pedestrian street dengan standar wajar seperti yang dijelaskan di atas? Jawabannya ya, berikut beberapa di antaranya:

solo

Di salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah ini, titik fasilitas pejalan kaki yang dimaksud terletak di Jalan Slamet Riyadi. Setiap beberapa meter di jalan terdapat bangku taman yang bisa digunakan untuk beristirahat. Memiliki jalur kurang lebih 3,5 kilometer melewati beberapa tempat wisata seperti Taman Sriwedari dan Museum Radya Pustaka Surakarta.

Jambi

Di kota ini terdapat jembatan penyeberangan yang membentang 530 meter di atas Sungai Batanghari. Di seberang jembatan terdapat pusat jajanan bagi wisatawan yang ingin berwisata kuliner.

miskin

Ada satu tempat di Kota Malang yang dikenal jalur ramah pejalan kaki sejak zaman Hindia Belanda dan bertahan hingga saat ini, yaitu Ijen Boulevard. Kawasan ini memiliki trotoar yang keberadaannya terkait dengan jalan utama yang dipagari deretan pohon palem.

Bogor

Keberadaan pejalan kaki ramah pejalan kaki di Kota Bogor terletak di pusat kota dengan lokasi yang berada di sekitar kawasan Kebun Raya Bogor (KRB). Padahal, pembangunan sistem trotoar ramah lingkungan baru digencarkan pada tahun 2016. Sebelumnya, trotoar di sepanjang jalur KRB tampak tak terawat dengan sejumlah ruas jalan rusak dan tak terjaga kebersihannya.

Namun kini, dengan pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan transportasi hijau, trotoar merupakan fasilitas yang dapat menunjang aktivitas masyarakat dengan melakukan tidak hanya kegiatan olahraga jalan kaki tetapi juga lari dan bersepeda.

Freedom to Walk: Kampanye sipil untuk mengubah trotoar Jakarta

Source: www.goodnewsfromindonesia.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button