Temukan Kopi Jawa Timur 2022, Takut Promosi Hindari Order - Surabaya - WisataHits
Jawa Timur

Temukan Kopi Jawa Timur 2022, Takut Promosi Hindari Order – Surabaya

Bisnis.com, BLITAR – Biasanya para pelaku usaha melakukan promosi dengan harapan akan terjadi peningkatan pesanan sehingga kapasitas usaha dapat meningkat. Namun, praktik ini tidak berlaku untuk Kelompok Tani Arabika Lestari (Arbilest).

“Dulu kita pasang iklan lewat media sosial, sekarang enggak karena takut pesan,” kata Aris Setyono, pelopor nilai tambah kopi di Arbilest, saat ditemui Tim Eksplorasi Kopi Jatim 2022, Rabu (7/6). .2022).

Kelompok Tani Arbilest dari Desa Rasapombo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar beranggotakan 36 orang dan menggarap lahan 350 ha. Sebagian kecil tanah milik pribadi petani, sementara yang lain bekerja sama untuk menggunakan tanah Perhutani.

Perkebunan kopi kelompok ini terletak di lereng Gunung Butak pada ketinggian 600-1200 mdpl. Perbedaan ketinggian ini menyebabkan 80 persen tanaman kopi yang ditanam oleh kelompok Robusta dan 20 persen Arabika.

Biji kopi dari kelompok ini pada awalnya dijual di pasar melalui pola perdagangan konvensional. menjual petani hidung kacang hijau kepada pedagang pasar atau pengepul. Namun, berkat tangan dingin Aris, pola itu mulai bergeser, meski tidak sepenuhnya hilang.

Biji kopi sekarang disortir dari hasil panen di lapangan. Tanda kutip harus berwarna merah. Dipilih saat ditambang. Metode dan pola pengeringan berbeda tergantung pada hasil yang diinginkan. Sampai ada perlakuan khusus kacang hijau untuk kopi spesial. Terakhir, ada pembeli khusus yang rela membayar harga yang wajar untuk kopi berkualitas.

“Ada kafe yang sekarang memesan terus menerus. Mereka membayar di muka dan kemudian diproses,” katanya.

Basuki, bendahara Kelompok Tani Arabika Lestari (Arbilest), menunjukkan pemilihan biji kopi di sebuah pohon. Untuk menghasilkan kopi yang berkualitas, biji kopi yang dipetik harus sudah matang/merah./Bisnis-Andik Susanto.

Dimulai dengan kebangkrutan

Aris, kelahiran 1985, sebenarnya tidak memiliki pelatihan pertanian. Sebenarnya tidak di daerah ini. Bisnis penyediaan bahan bangunan untuk proyek perumahan di mana ia awalnya terlibat.

Lalu ada mitra bisnis yang tidak menepati janji. “Era Sakmono dengan utang empat meter‘ katanya, menggambarkan kejatuhan bisnisnya. Meteran percakapan antara pergi ke kebun kopi berarti empat miliar rupiah.

“Kabe Didoli [dijual] untuk menutupinya,” kata pria bertubuh kurus yang memiliki tinggi sekitar 170 cm itu. Aris pun menceritakan betapa hebohnya dirinya saat itu. Hingga seseorang memberinya modal Rp 400.000 pada tahun 2016 dan mendorongnya untuk menjual kopi.

Aris mengatakan, ketika kopi luwak dijual dalam pameran di kompleks kantor Bupati Blitar, sambutan pengunjung luar biasa. Segelas kopi harganya Rp 10.000 saat itu. Pembeli harus antri.

“Dia telah mencoba kopi, khususnya kopi luwak. Dan pada 2017 menjadi partner di Bank Indonesia,” ujarnya.

Hingga saat ini, Aris memproduksi Kopi Luwak dengan pembeli tetap dari Jepang dan California. Pasar luar negeri berani membeli kopi luwak seharga Rp 3,5 juta per kilogram, sedangkan pasar lokal seharga Rp 1,2 juta per kilogram.

Proses pemanenan kopi luwak./Bisnis-Andik Susanto.

Jangan berhenti bereksperimen

Pengolahan kopi, dalam pikiran kebanyakan orang, hanyalah kegiatan yang dimulai dengan memetik kopi dari pohon, mengeringkannya, memanggangnya, dan menyeduhnya. Ternyata kopi spesial itu berasal dari proses tambahan khusus lainnya. Tekniknya bisa berupa pengeringan dengan berbagai cara, pengeringan dalam jangka waktu tertentu, fermentasi, penyimpanan pada suhu tertentu, penyangraian dengan berapa banyak panas, dll.

Termasuk kopi luwak yang diproduksi oleh Arbilitest, perlakuan khusus diterapkan pada musang/musang, biji yang dihasilkan oleh musang juga diproses secara berbeda. “Ini juga berbeda untuk menciptakan rasa yang diinginkan,” katanya.

Aris melakukan puluhan kali percobaan dan gagal puluhan kali ketika eksperimen menghasilkan rasa ini. Setelah tes gagal, sehingga biji kopi yang dia dapatkan berbau seperti bambu yang basah.

Tepat musim semi [bambu] basah kuyup. Pee,” katanya sambil tertawa.

Namun kegagalan tersebut tidak menyurutkan semangat untuk eksperimen pengobatan biji kopi. Hasilnya, kini ada 48 rasa yang bisa diperoleh dengan mengolah lebih lanjut biji kopi Ose. Beberapa rasa tersebut antara lain arabika yang memiliki rasa jambu biji saat diseduh, nangka robusta atau sawo, ada juga yang rasa madu/madu.

Permintaan kopi spesial yang memiliki beragam rasa membuatnya kewalahan. Diperlukan waktu pemrosesan tambahan beberapa minggu hingga beberapa bulan untuk menghasilkan varian rasa tertentu.

“Jadi sekarang saya tidak pernah kirim kopi, takut pesan. Kewalahan karena sudah banyak yang order,” jelasnya sambil menunjukkan beberapa struk untuk transaksi pembayaran kopi yang nilainya bervariasi dari Rp 20 juta per slip, bahkan ada yang lebih.

Apakah Anda ingin daerah berkembang?

Keberhasilan menambah nilai Ose, menyiapkan kopi dengan cita rasa istimewa, membuat Aris mengajak para petani setempat untuk berbenah. Bersama kelompok tani Arbilest, juga para petani yang tergabung dalam Koperasi Tani Lerang Gunung Butak dan beberapa kelompok lain di daerah tersebut untuk melakukan wisata sistem edukasi kopi.

“Dimulai dengan pola hulu (tanaman) hingga hilir (presentasi),” ujar pria yang mengungkapkan keinginannya untuk masuk ke kelas barista agar memiliki bekal lebih untuk membangun formasi wisata kopi lengkap dari hulu hingga hilir.

Harapannya, gerakan ekonomi di desa Resapombo kabupaten Doko meningkat dengan edukasi kopi yang dikemas dalam kegiatan pariwisata. Edukasi kopi tidak hanya bagi pihak luar yang ingin belajar, tetapi juga antar petani yang dapat saling belajar bagaimana cara mengolah teknik pengolahan kopi yang benar sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas.

Perusahaan-perusahaan Indonesia yang didukung, Bank Jatim, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Timur, PT Perkebunan Nusantara XII, MPM Honda Jawa Timur, Indosat, Honda Surabaya Center, Perkebunan Kopi Tugu Kawisari Blitar dan Hotel Tugu Malang, Luminor Hotel Sidoarjo dan Banyuwangi, PLN Main The Unit Distribusi Jawa Timur menyelenggarakan Wisata Kopi Jatim 2022 dari tanggal 5 hingga 7 Juli dengan kunjungan ke Pusat Pengembangan Kopi di Jawa Timur. Reportase tim ini diharapkan dapat menambah informasi dan inspirasi bagi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya Berita Google

Tonton video yang dipilih di bawah ini:

Konten Premium Nikmati konten premium untuk informasi lebih dalam Login / Daftar

Source: surabaya.bisnis.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button