Tak ada lagi pemerasan di wisata alam Bukit Jaddih Bangkalan, pengunjung mengaku lebih nyaman - WisataHits
Jawa Timur

Tak ada lagi pemerasan di wisata alam Bukit Jaddih Bangkalan, pengunjung mengaku lebih nyaman

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Peningkatan pelayanan dan fasilitas merupakan suatu keharusan dalam pengelolaan objek wisata, sehingga praktik pungutan liar (pungutan liar) benar-benar kontraproduktif. Praktik tersebut dikatakan telah terjadi di kawasan wisata Bukit Jaddih, Desa Parseh, Kecamatan Socah, Bangkalan, dalam beberapa tahun terakhir.

Tentu saja, praktik ini merusak kenyamanan pengunjung. Namun upaya para pengelola wisata alam untuk berbenah mulai membuahkan hasil, dan kesan pemerasan kini sudah hilang.

Satu per satu, seperti terlihat pada Minggu (21/8/2022), pengunjung mulai memasuki kawasan wisata yang juga dikenal dengan Goa Pote ini. Mereka datang berkelompok dengan menggunakan sepeda motor, kendaraan pribadi, mobil sewaan, dan bus. Ada dua destinasi wisata di Bukit Jaddih, yaitu kolam renang dan danau buatan.

“Dulu saya beli tiket, tidak ada biaya. Rp 10.000 per orang, tujuan danau dan kolam renang. Jadi setiap destinasi dikenakan biaya Rp 5.000 per orang. Untuk mobil, Rp 20.000 per unit,” kata Hari, 42 tahun, warga Kota Malang MATAHARI di tempat wisata danau buatan.

Hari yang hadir didampingi rombongan direksi Perusahaan Listrik Negara (PLN) bertajuk “Reuni Prajab 93 Sak Duluran Sak Lawase”. Setelah menikmati panorama Bukit Jaddih, rombongan dipindahkan ke Outlet Batik Pesona di Jalan RE Martadinata, Kota Bangkalan dan akhirnya makan siang di RM Bebek Sinjay.

“Kondisi aman dan nyaman, tidak ada pemerasan. Untuk kondisi wisata Bukit Jaddih atau Goa Pote ini sebenarnya masih perlu perbaikan. Sekali lagi saya jamin, tidak ada rasa pemerasan,” kata Hari.

Wisata alam di Bukit Jaddih ditemukan wisatawan setelah tahun 2012. Keindahan tebing kapur yang luasnya sekitar 200 hektar ini memang tidak tercipta secara alami.

Matahari pagi mulai menembus awan tebal. Perlahan, cahaya menyoroti bekas luka yang ditinggalkan oleh “tangan” ekskavator di dinding batu yang tidak beraturan.

Seperti kompleks formasi batuan yang indah di Badlands National Park (TN), South Dakota, AS, The Pinnacle di Nambung National Park di Australia Barat dengan bebatuan yang menjorok keluar dari gurun pasir, atau menara batu pasir yang menjulang di atas kota Kalambaka, Yunani.

Eksotisnya pemandangan bebatuan di tengah aktivitas penambangan juga menjadi magnet bagi komunitas foto dari berbagai daerah untuk membuat background prewedding, camping, dan kegiatan outbond bagi sejumlah mahasiswa.

Manajer pariwisata Bukit Jaddih, Jufri, tak menampik imbas pemerasan yang marak pada 2014 lalu, memengaruhi upaya pengembangan kompleks wisata alam tersebut. Namun, pihaknya tidak tinggal diam, koordinasi multi pihak seputar tur tetap berjalan.

“Sekarang sudah dikelola dengan baik, paket yang masuk diatur dengan baik. Di pintu masuk mobil Rp 20.000, bus besar Rp 50.000. Untuk masuk ke wisata kolam dan laut cukup hanya Rp 15.000 per orang,” kata pemuda asal Dusun Jakan, Desa Parseh, Kecamatan Socah. ****

Source: surabaya.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button