Sosok hantu mumun sering muncul di Jambore Cibubur - WisataHits
Jawa Barat

Sosok hantu mumun sering muncul di Jambore Cibubur

Bogordaily.net – Perkemahan Cibubur dan rumah wisata (buperta) sering dipilih sebagai perkemahan pramuka. Tempat ini juga identik dengan Jambore Nasional. Tapi selain identik dengan pramuka, ternyata disini juga ada hantu yang suka mengganggu. Salah satu legendanya adalah arwah Mumun.

Buperta menawarkan tempat perkemahan untuk semua yang datang. Ada berbagai kegiatan yang bisa kita lakukan disana seperti; B. camping, outbond, mengayuh perahu di danau atau sekedar jalan-jalan. Menyewa lapangan untuk berkemah juga sangat terjangkau. Jangan khawatir jika Anda tidak membawa perlengkapan berkemah. Buperta menawarkan tenda berbagai ukuran dengan harga antara Rp 40.000 hingga Rp 300.000. Jika kita tidak ingin berkemah, tersedia juga penginapan berupa guest house yang nyaman.

Siapa sangka, di balik semua fasilitas yang cukup nyaman bagi pengunjung, ternyata Buperta Cibubur juga punya sejarah seram. Seperti diketahui, Bumi Perkemahan Cibubur berhantu, meski dekat dengan kota besar dan dikelilingi oleh bangunan perumahan. Berbagai penampakan sering muncul, termasuk roh Mumun.

Danau yang ada di kawasan Buperta ini juga dikenal sebagai Danau Berhantu. Sekitar tahun 1980-an, mayat seorang wanita berseragam Pramuka ditemukan di danau yang cukup luas. Menurut laporan, sejak kejadian itu, sosok wanita berseragam Pramuka sering terlihat tenang menatap danau, namun saat dia mendekat, wanita berseragam Pramuka menghilang entah kemana, yang dia rasakan hanyalah hembusan angin. angin yang mengguncang wajah-wajah yang bertemu menghampirinya.

Penduduk setempat memanggilnya Si Mumun. Penghuni Danau Buperta ini memiliki wujud seorang wanita yang konon memiliki paras cantik. Menurut seorang anggota Satuan Pengamanan Buperta Cibubur bernama Taih, kisah arwah Si Mumun sudah lama diketahui masyarakat Cibubur, Pondok Ranggon dan sekitarnya. “Masyarakat di sini sudah lama mengenal Si Mumun. Orang sudah tahu namanya saat Situ Baru masih bernama Rawa Jembiung,” jelas Taih dengan Iogat Betawi di pinggiran.

Nama Situ Baru sendiri telah digunakan menurut catatan sejarah Buperta Cibubur sejak bumi perkemahan diresmikan sebagai lokasi jambore nasional. Oleh karena itu, sekitar tahun 1981, sebelum yang sekarang masih bernama Rawa Jemblung, Situ Baru dianggap sebagai danau yang penuh dengan tanaman air, sehingga orang yang tidak mengenal daerah tersebut terkadang menganggapnya sebagai tanah biasa. Jika seseorang menginjakkan kaki di tanaman air yang menyerupai rumput, ia akan jatuh ke air dan bahkan mungkin tenggelam.

Suatu ketika dia dipaksa oleh orang tuanya untuk menikah dengan putra seorang pemuda kaya. Namun karena sudah memiliki pacar, Mumun tidak setuju dengan rencana pernikahan tersebut. Namun orang tuanya tetap bersikeras agar gadis itu menikah dengan pemuda impian orang tuanya. Marah dan tidak mau dipaksa menikah, Mumun akhirnya pergi ke Rawa Jemblung dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di sana. Sejak itu, arwahnya sering muncul di tempat yang nantinya akan menjadi perkemahan.

Hingga tahun 1990-an, semangat Mumun masih sering muncul di arena perkemahan. Tapi penampilannya tidak mengganggu, itu hanya menunjukkan. Apalagi sekarang Buperta Cibubur tidak setenang dulu. Karena tidak jauh dari pintu masuk Buperta sudah terdapat SPBU, berbagai restoran dan berbagai fasilitas bermain, sehingga kesan seram tidak lagi muncul. Meski demikian, pengunjung khususnya para remaja tetap diingatkan untuk menjaga perilakunya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Source: bogordaily.net

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button