Sensasi menginap di Hotel Kebumen bekas pabrik Belanda - WisataHits
Jawa Tengah

Sensasi menginap di Hotel Kebumen bekas pabrik Belanda

kebum

Salah satu hotel di Kebumen, Jawa Tengah ini menghadirkan sensasi unik bagi para tamunya. Tidak hanya bisa menginap, tapi juga bisa menikmati menu serba kelapa kenaikan Nikmati bangunan hotel bersejarah yang dibangun pada tahun 1851 oleh pemerintah Hindia Belanda.

The Mexolie Hotel, Kebumen di Jl Stasiun No. 8, Desa Panjer, Kabupaten Kebumen, menawarkan keunikan yang tidak dimiliki hotel lain. Hotel ini berdiri di atas lahan seluas 5 hektar dan merupakan bangunan heritage yang memiliki nilai sejarah tinggi karena dibangun pada tahun 1851 oleh pemerintah Hindia Belanda.

Tempat ini juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan pada saat itu. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, bangunan tersebut menjadi pabrik minyak nabati kelapa.

“Nilai historis di sini awalnya adalah pabrik pengolahan kelapa sawit. Setelah kemerdekaan, aset dinasionalisasi di bawah Pemprov Jateng dan sekarang Kebumen menjadi kebanggaan,” kata GM Hotel Mexolie Imam Mustofa saat ditemui Detik Jawa TengahJumat (30/922) malam.

Lebih lanjut Imam menjelaskan sejarah pembangunan gedung bersejarah tersebut. Ketika Perang Diponegoro terjadi pada tahun 1825-1830, Pangeran Diponegoro yang putus asa berhasil melarikan diri pada tahun 1828 ke ibu kota Kebumen saat itu, yaitu Panjer. Namun, Belanda kemudian menyerang Panjer pada 1 Juni 1828. Diponegoro berhasil melarikan diri dari Panjer Utara hingga berhasil dipancing dari Panjer ke Menoreh pada tanggal 17 Februari 1830.

Masakan serba kelapa di Mexolie Hotel Kebumen.Masakan serba kelapa di Mexolie Hotel Kebumen. Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng

“Ibukota Panjer kemudian dibakar dan dipindahkan ke utara pada tahun 1832 dan nama Panjer diubah menjadi Kebumen,” lanjutnya.

Pada tahun 1851 bekas ibu kota Panjer menjadi pabrik minyak kelapa dengan nama NV Oliefabieken Insulinde hingga tahun 1923 berubah nama menjadi NV Mexolie. Pada masa awal kemerdekaan pabrik ini digunakan sebagai markas Batalyon III dan kembali dikuasai Belanda pada 19 Desember 1948.

Berdasarkan referensi yang ada, Mexolie kembali beroperasi di bawah pemerintahan Belanda pada tanggal 3 Juni 1951 dan dinasionalisasi pada tahun 1958 di bawah arahan Mayor Soejono yang juga menjabat sebagai direktur pertama. Tahun 1980, Mexolie berubah nama menjadi Nabatiyasa karena dikelola oleh Perusda Jawa Tengah kemudian Nabatiyasa berganti nama menjadi Sari Nabati,” jelasnya.

“Pabrik ini bangkrut pada tahun 1985. Sejak 2012, eks kawasan Sari Nabati digunakan sebagai hotel, yang dikenal sebagai Hotel Mexolie,” lanjutnya.

Untuk terus memberikan sensasi unik dan mempertahankan nilai sejarahnya, hotel ini juga menggelar acara chef showdown, atau keahlian memasak menggunakan bahan kelapa murni. Aneka makanan seperti Ketan Serundeng hingga Cokelat Kelapa (Cangklacok) disajikan oleh para koki.

“Jadi semua yang dimasak terbuat dari kelapa. Mengapa kelapa karena kelapa ini memiliki sejarah khusus dimana Mexolie merupakan pabrik pengolahan kelapa sawit. Jadi kami ingin mengekstrak bahan dari kelapa yang memiliki nilai sejarah, jadi kami mengolah berbagai jenis variasi menu utama Terserah kamu hidangan penutup,” jelasnya.

Masakan serba kelapa di Mexolie Hotel Kebumen.Masakan serba kelapa di Mexolie Hotel Kebumen. Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng

Baca selengkapnya di halaman berikutnya…

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button