Senator Mangku Pastika memberi nama dua bayi komodo di Bali Safari Park - WisataHits
Jawa Barat

Senator Mangku Pastika memberi nama dua bayi komodo di Bali Safari Park

Gianyar (ANTARA) – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika diminta menominasikan dua ekor komodo di Bali Safari Park, Kabupaten Gianyar, yang merupakan hasil penangkaran alami pertama di Pulau Dewata itu.

“Bali Safari merupakan salah satu tempat wisata unggulan di Bali dan ketika orang berwisata ke Bali tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Bali Safari,” kata Pastika saat rehat sejenak di Bali Safari Park Gianyar, Sabtu.

Mantan Gubernur Bali itu melakukan kegiatan istirahat atau melakukan upaya di Taman Safari Bali selama dua periode terkait pengawasan UU Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor 18 Tahun 2009.

Kunjungan Pastika diterima oleh General Manager Bali Safari Park Marcel Driessen, Manajer Operasional I Ketut Suardana, Manajer Peternakan Ayudhis Husadhi, Manajer Kesehatan Hewan drh Yohana Kusuma dan Kurator drh I Kadek Kesuma.

Pastika bangga karena Bali Safari Park dapat terus melakukan upaya pelestarian satwa-satwa yang dimiliki wisatawan dan masih diminati di tengah pandemi COVID-19.

Bahkan, Bali Safari berhasil membiakkan 16 ekor bayi komodo secara alami yang lahir pada 1 Maret 2022. Komodo sebelumnya merupakan hasil penangkaran terkontrol dari taman safari Bogor-Csarua Indonesia, diperoleh pada tahun 2018.

Baca Juga:Menjelang akhir tahun 2021, bayi hewan akan lahir di Bali Safari Park

Dari 16 ekor komodo, dua di antaranya tidak disebutkan namanya, sehingga manajemen Bali Safari meminta Pastika untuk memberikan nama.

Pastika memberi nama Putu Mandara (komodo jantan) dan Made Mandari (anak Komodo betina). “Mandara artinya agung, besar, agung, dan juga berarti maju, aman, damai,” kata anggota Komite 2 DPD RI itu.

Bali Mandara juga menjadi cita-citanya saat menjabat sebagai Gubernur Bali 2008-2018.

Selain melihat berbagai satwa, Pastika meminta tips yang dilakukan Bali Safari untuk merawat dan merawat ratusan satwa dengan baik di tengah pandemi COVID-19 yang tentunya mengalami penurunan kunjungan.

“Ternyata efisiensi adalah kuncinya. Pandemi COVID-19 juga membuat otak kita bekerja lebih efisien. Misalnya, pakan alternatif lain juga bisa ditemukan untuk hewan tertentu,” katanya.

Kelahiran bayi Komodo menambah koleksi Bali Safari juga terbilang menarik karena Anda juga bisa melihat salah satu satwa purba yang habitat aslinya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) asal Bali. .

General Manager Bali Safari Park Marcel Driessen mengatakan meski di tengah pandemi COVID-19, pihaknya memastikan kesehatan satwa di sana tetap terjaga dengan baik.

Ia bersyukur kunjungan wisatawan terus meningkat sejak Maret 2022 yang semula sekitar 15.000 orang per bulan menjadi rata-rata 25.000 pada Juni-Juli 2022.

Berkaitan dengan agenda Kepresidenan G20 Indonesia, rencananya juga sejumlah delegasi akan berkunjung ke Bali Safari Park.

Sementara itu, kurator satwa liar Drh Kadek Kesuma menambahkan, Bali Safari memiliki koleksi lebih dari 100 spesies satwa dengan total populasi 900 individu.

Baca Juga: Turis Asing Kunjungi Bali Safari Park di Gianyar (Video)

Satwa yang menjadi bagian dari koleksi Bali Safari tidak hanya endemik/asli Indonesia, tetapi juga termasuk satwa liar dari India dan Afrika.

Selain penangkaran komodo secara alami, mereka sebelumnya juga berhasil menetaskan 22 ekor buaya Senyulong dan mengembangbiakkan burung Curik Bali pada 17 Januari 2020.

“Kita juga ingat saat menjabat sebagai Gubernur Bali, Pak Mangku Pastika melepas bersama Jalak Curik/Bali ke habitatnya di Taman Nasional Bali Barat,” katanya.

Manajer kesehatan hewan Drh Yohana Kusuma mengatakan biaya perawatan hewan tertinggi berasal dari penyediaan obat-obatan mulai dari suplemen gizi, kalsium hingga obat cacing, termasuk pemeriksaan kesehatan hewan secara menyeluruh setiap bulan.

Manajer Operasional Bali Safari Park I Ketut Suardana mengatakan, meski di tengah pandemi COVID-19, Bali Safari belum melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 560 karyawannya, dengan adanya perjanjian kerja seperti itu.

Kemudian pihaknya juga bekerjasama dengan masyarakat petani sekitar dalam menyediakan pakan ternak. Kami juga melibatkan karyawan kami dalam mencari rumput dan bekas tanaman jagung untuk pakan ternak.

Hewan yang sebelumnya memakan buah impor juga kemudian digantikan dengan buah lokal dengan situasi pandemi.

Demikian pula, kata Ayudhis Husadhi, ada sejumlah substitusi tanaman tertentu yang secara alami tidak mengurangi kebutuhan nutrisi hewan, termasuk menanam pisang sendiri.

“Intinya, meski situasi ekonomi masih sulit, kami tetap melakukan upaya pembiakan. Dulu ada kelahiran jerapah dan buaya Senyulong juga,” kata Ayudhis.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Made Mangku Pastika berfoto bersama pengurus Bali Safari Park dan pakar DPD di Gianyar, Sabtu (23/7/2022). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.

Source: bali.antaranews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button