Jawa Barat

Sejarah Batu Karang Padepokan, Mempertahankan Eksistensi Pencak Silat di KBB

BANDUNG BARAT, terkemuka.id – Kabupaten Bandung Barat (KBB) tidak hanya kaya akan potensi wisata, tetapi juga kaya akan keanekaragaman seni dan budaya. Salah satunya adalah pencak silat yang terus dilestarikan dan dikembangkan di berbagai kecamatan dan desa.

Seperti keberadaan Perguruan Pencak Silat Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka Nusantara yang berlokasi di Padepokan Batu Karang, Desa Citra Baplang, RT 01/09, Desa Giri Asih, Kecamatan Batujajar. Aktivitas di padepokan terus berlanjut karena regenerasi terus berlanjut.

“Kegiatan pencak silat Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka Nusantara di Padepokan Batu Karang masih berlangsung karena setiap generasi memiliki penerus,” kata Dadi Suryadi, Ketua Bidang Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka Nusantara di Giri Asih Padepokan Batu Karang. Sabtu (9/1022). ).

Dikatakannya, sejarah awal Pertapaan Batu Karang berdiri pada Juli 2013. Ada 45-60 mahasiswa aktif Perguruan Tinggi Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka Nusantara di Batu Karang Padepokan. Mereka datang dari berbagai kelompok umur, tua dan muda.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa Perguruan Tinggi Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka Nusantara di Padepokan Batu Karang didirikan dari sebuah filosofi. Awal mula terbentuknya dari jalan setapak hingga batu gajah yang kemudian menjadi inspirasi untuk memberi nama padepokan ini Padepokan Batu Karang.

“Penggagas Batu Karang Padepokan adalah Mama Adji Djaenudin atau sering disapa Abah,” ujarnya.

Mendirikan padepokan memang tidak mudah, pada awalnya banyak kendala termasuk cemoohan dari masyarakat sekitar. Namun, hal tersebut tidak membuat pertapaan ini gemetar, melainkan memotivasinya untuk terus maju, meski dengan murid yang minim. Meski demikian, lanjutnya, Perguruan Tinggi Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka Nusantara telah menorehkan prestasi, khususnya di bidang seni Ibingan.

Ia berharap Perguruan Pencak Silat Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka Nusantara dapat terus meningkat ke tingkat selanjutnya. Karena itulah pihaknya berusaha memotivasi mahasiswa untuk mengikuti berbagai festival di IPSI, seperti Tarung TGR Tanding. Meski minim dukungan pemerintah, hal tersebut tidak menyurutkan semangat untuk terus berlatih.

“Semoga kehadiran Padepokan Batu Karang dapat merangsang minat warga dan meminimalisir dampak negatif gawai pada anak-anak,” ujarnya.

Penerbit: Leonardus Selwyn Kangsaputra

Source: www.celebrities.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button