Sejak menjadi Kampung Astra Berseri, kesadaran dan keberdayaan warga Telaga Kemuning semakin meningkat - WisataHits
Yogyakarta

Sejak menjadi Kampung Astra Berseri, kesadaran dan keberdayaan warga Telaga Kemuning semakin meningkat

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL – Terletak di pelosok hutan Wanagama, Bunder, Patuk dan Gunungkidul, Danau Kemuning menjadi tujuan wisata alternatif yang diminati wisatawan.

Desa Wisata Telaga Kemuning, meski berada di daerah terpencil, memiliki potensi yang menarik bagi wisatawan. Untuk mencapai destinasi ini, wisatawan harus menempuh jalan blok sepanjang tiga kilometer dari Jalan Jogja Wonosari. Sebagian wilayah Tegal Kemuning berbatasan langsung dengan Hutan Wanagama.

Baca Juga: Pasca Pandemi, Warga Bangkit Percantik Destinasi Wisata Telaga Kemuning

Dampak pandemi Covid-19 tidak membuat warga Desa Wisata Telaga Kemuning rentan. Bahkan, jumlah wisatawan yang datang ke Telaga Kemuning selama pandemi mengalami penurunan.

Namun, masa pandemi dimanfaatkan warga untuk meningkatkan daya tarik wisata Telaga Kemuning. Seluruh fasilitas pariwisata akan direnovasi untuk mendukung kebangkitan do-it-yourself tourism pascapandemi.

Tekad warga begitu kuat untuk membangun dan mengembangkan destinasi tersebut dari awal. Mereka menanam ratusan pohon Kemuning untuk menambah daya tarik dan suasana asri di sekitar danau serta memberikan atraksi seni dan budaya bagi homestay.

Warga juga telah menyiapkan lahan pertanian untuk pengembangan agrowisata selama 6 bulan. Luasnya sekitar setengah hektar.

Warga memanfaatkan lahan di sekitar danau. Agrowisata ini dikembangkan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk mendukung pengembangan wisata Telaga Kemuning dan juga ketahanan pangan warga.

Pupuk cair yang dihasilkan warga sendiri digunakan di areal pertanian secara ekologis. Hasil panen dari hasil pertanian seperti sayuran dipasarkan ke warga dan menyediakan bahan baku bagi pelaku UMKM.

Untuk membantu menjaga kebersihan lingkungan, warga mendirikan Bank Sampah Maju Makmur. Mereka tidak hanya mengumpulkan sampah dari wisatawan, tetapi juga sampah dari rumah tangga.

Sekitar 113 keluarga tinggal di dusun tersebut. Hasil dari sampah yang dipilah digunakan untuk kerajinan, pupuk atau untuk dijual kembali. Penjualan sampah sekitar Rp 300.000 per bulan.

Sampah yang berupa kerajinan seperti kerajinan bunga ini dipersembahkan kepada para wisatawan yang datang.

“Biasanya warga sekitar membakar atau menimbun sampah, tapi dengan bank sampah kita mengubah sampah menjadi nilai ekonomi. Kami membuat slogan “Sampahku Amalku” dimana hasil penjualan sampah digunakan untuk kegiatan PAUD dan PMT anak PAUD. kata Galuh Rakasiwi, koordinator penggerak pemuda Desa Astra Berseri (KBA) Wisata Danau Kemuning.

Inovasi program terus dilakukan dalam wadah Kemuning Berseri Astra (KBA). Kini warga sedang mempersiapkan program untuk menjadi Kampung Iklim (Proklim) dan Kampung Tangguh Mulia (KTJ).

Desa Wisata Telaga Kemuning bukan hanya desa ramah lingkungan, tapi juga siap menghadapi berbagai bencana. “Seperti, kita terus terlibat dan menguatkan masyarakat,” ujarnya.

Beberapa program dan kegiatan telah dilakukan, di antaranya Jumat Bersih yang melibatkan gotong royong membersihkan dusun. Lalu Sabtu Hijau, dengan menanam pohon, termasuk buah dan sayuran, di pekarangan warga.

Dan terakhir adalah Pekan Sehat, dimana dilakukan senam bersama warga secara rutin. “Sejak kami menjadi KBA, kesadaran dan pemberdayaan masyarakat terus tumbuh. Pendapatan ekonomi warga kami meningkat secara bertahap regenerasi,” ujarnya. (cantik)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button