Sebagai situs bendungan terpanjang di Indonesia, Pemkab Nganjuk sedang membahas pengelolaan bersama BBWS - WisataHits
Jawa Timur

Sebagai situs bendungan terpanjang di Indonesia, Pemkab Nganjuk sedang membahas pengelolaan bersama BBWS

SURYA.CO.ID, NGANJUK – Pemerintah Kabupaten Nganjuk berharap ada nota kesepahaman pengelolaan dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas sebelum peresmian Bendungan Semantok pada November 2022. Saat Bendungan Semantok resmi beroperasi, skema pengelolaan dan pemanfaatan antara Pemkab Nganjuk dan BBWS Brantas sudah jelas.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Nganjuk M. Yasin mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat kepada BBWS terkait nota kesepahaman pengelolaan dan pemanfaatan Bendungan Semantok. Sekarang tinggal diskusi bersama tentang MoU pengelolaan dan pemanfaatan Bendungan Semantok.

“Selain itu, Komisi 5 DPR RI juga telah memerintahkan langkah tersebut dan telah mengusulkan agar segera dilakukan deklarasi kesepahaman antara Pemkab Nganjuk dan BBWS tentang penggunaan bendungan Semantok. Dan itu tujuan bersama untuk membantu kesejahteraan rakyat,” ujarnya kepada Yasin saat mendampingi kunjungan kerja Komisi 5 DPR RI ke Bendungan Semantok, Nganjuk, Kamis (15/9/2022).

Sementara itu, Ketua Panitia 5 DPR kunjungan Bendungan Semantok Roberth Rouw mengatakan pihaknya secara khusus mengunjungi Bendungan Semantok untuk melihat salah satu dari 201 proyek nasional yang sedang dikerjakan pemerintah.

Selain itu, Bendungan Semantok di Nganjuk tentunya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Karena dengan adanya proyek bendungan Semantok akan menimbulkan multi efek yang tinggi.

“Mulai dari pengendalian banjir sebagai solusi terbaik, solusi membantu petani mengatasi kekeringan, sebagai objek wisata dan merevitalisasi perekonomian masyarakat Nganjuk. UKM khususnya dapat berpartisipasi di bendungan Semantok,” kata Robert.

Untuk itu, kata Roberth, Komisi 5 DPR RI meminta Pemkab Nganjuk bersama pengelola BBWS Brantas untuk mengelola Bendungan Semantok dengan baik. Seluruh area dan fasilitas yang ada di Bendungan Semantok dapat dimanfaatkan secara optimal untuk masyarakat.

Dan kawasan wisata juga perlu dipetakan dengan baik, karena ada tempat-tempat yang tidak boleh dimasuki masyarakat karena berbahaya sehingga perlu dijaga dengan baik.

Selain itu, menurut Roberth, manfaat awal mengairi sawah harus ditingkatkan secara menyeluruh di masa depan. Artinya luas irigasi tidak hanya 1900 hektar, tapi bisa lebih besar lagi.

Sedangkan untuk irigasi persawahan, Pemkab Nganjuk dapat mengambil alih saluran sekunder dan tersier agar masyarakat dapat memanfaatkan air secara maksimal.

“Dan kami juga berharap Bendungan Semantok dapat diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia sebelum akhir tahun 2022. Dan kami optimistis bisa terlaksana mengingat progres pembangunan bendungan dan fasilitas pendukungnya sudah hampir 100 persen,” kata Roberth.

Sementara itu, Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mengatakan, Bendungan Semantok mulai terisi sekitar Juli lalu. Dan saat ini, proses pengisian air ke Bendungan Semantok terus berlanjut dan diperkirakan akan terisi penuh pada Maret 2023.

“Kemungkinan air di Bendungan Semantok sudah mencapai 80 persen saat diresmikan November nanti,” kata Airlangga.

Bahkan, pembangunan bendungan terpanjang di Indonesia dan Asia Tenggara ini masih berlangsung, namun baru dalam proses finishing untuk berbagai fasilitas pendukungnya. Dan pembangunan bendungan Semantok sendiri sebenarnya sudah selesai.

“Dan kami optimistis semuanya akan siap atau 100 persen siap saat bendungan Semantok diresmikan,” kata Airlangga. ****

Source: surabaya.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button