Sandiaga Uno mengusulkan menjadikan harpitnas sebagai hari libur nasional, kata Pengamat Pariwisata Unair

Surabaya (Beritajatim.com) – Pengamat pariwisata Unair Novianto Edi Suharno menyambut baik gagasan Menparekraf (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) Sandiaga Uno untuk menjadikan Harpitnas (Hari Ketat Nasional) sebagai hari libur nasional.

Jika Harpitnas ditetapkan sebagai hari libur nasional, dia yakin hal itu akan mendorong masyarakat untuk bepergian ke tempat yang lebih jauh, bahkan untuk bermalam. Adanya hari libur ini memungkinkan wisatawan berpindah tempat wisata dalam jumlah yang relatif banyak, kata Novianto, Rabu (1/11/2023).

Dia beralasan bahwa menyeimbangkan liburan dan pekerjaan akan meningkatkan fokus dan mengurangi stres. “Beberapa penelitian menemukan bahwa keseimbangan antara liburan dan jam kerja atau jam kerja dapat meningkatkan produktivitas individu hingga 80 persen,” ujarnya.

Namun, dia menegaskan tidak ada salahnya masyarakat memanfaatkan liburan dengan hanya berdiam diri di rumah. Pada dasarnya, menurut Novianto, kebersamaan dengan keluarga merupakan hal yang paling utama.

“Kembali ke masyarakat kita, Anda tidak bisa mengartikan liburan ini sebagai penyegaran. Jadi kalau kata dasarnya menyegarkan, menyegarkan lagi. Jadi kita sedang memulihkan pemahaman kita untuk produktif kembali,” jelasnya.

Novianto menjelaskan perjalanan harus bijak dan tetap memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan. Misalnya, seperti halnya cuaca buruk. Oleh karena itu, hindari aktivitas wisata alam seperti gunung dan laut.

Novianto Edi Suharno

“Kita belum sepenuhnya bebas dari masalah Covid-19. Tentunya masalah kesehatan ini menjadi poin penting yang harus kita perhatikan di mana-mana, meski PPKM sudah dinyatakan tutup,” jelasnya.

Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Uno dari Indonesia mengusulkan untuk menjadikan Harpitnas sebagai hari libur nasional. Sandiaga mengatakan, ganti rugi harus dibayarkan pada hari libur nasional yang jatuh pada hari Minggu. Bukan tanpa alasan Sandiaga menilai jika usulannya bisa dikabulkan, diharapkan secara masif mendorong UMKM, lapangan kerja dan peluang usaha yang bisa tercipta secara masif. [ipl/suf]

Source: news.google.com