Artne Coffee di Tabanan, tempat lahirnya barista buta - WisataHits
Jawa Timur

Artne Coffee di Tabanan, tempat lahirnya barista buta

tabanan

Kehadiran Artne Coffee di Pusat Rehabilitasi Sosial Mahatmiya di Kabupaten Kediri turut membentuk tren munculnya kedai kopi atau coffee shop. Kedai kopi di Kabupaten Tabanan, Bali. Artne Cofee menekankan bahwa penyandang disabilitas sensorik, khususnya tunanetra, bukan hanya tukang pijat atau musisi. Anda juga memiliki pilihan untuk menjadi barista atau pembuat kopi.

“Karena pendiri atau konsep pendiriannya adalah sosiologi. Artne Coffee didirikan pada tahun 2018 menggunakan garasi. Saat itu, kami ingin membuka pandangan umum bahwa penyandang disabilitas sensorik tidak hanya bisa memijat atau bermain musik,” kata Kepala Pusat Rehabilitasi Sosial Mahatmiya, Sumarno Sri Wibowo, Minggu (14/8/2022).

Dijelaskannya, Artne Coffee didorong oleh sejumlah penyandang disabilitas sensorik atau visual yang tertarik pada barista sebagai pengembangan keterampilan.

“Awalnya lima orang (buta). Tapi sekarang sudah buka usaha sendiri. Karena meski ikut pendidikan, mereka juga didorong jadi pengusaha. Kembali ke keluarga, komunitas atau masyarakat,” ujarnya .

Jadi bisa dibilang Artne Coffee adalah bengkel untuk tunanetra dalam pelatihan barista. Mereka bahkan mendapat sertifikat pelatihan dari Kementerian Sosial.

“Ini kami upayakan agar sertifikat tidak hanya datang dari Departemen Sosial, tetapi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) di Departemen Tenaga Kerja,” ujarnya.

Artne Cofffe buka pada hari kerja dari Senin sampai Jumat mulai pukul 09.00 WITA hingga maksimal pukul 22.00 WITA.

Dalam perkembangannya, Artne Coffee menjadi cikal bakal program pengembangan kewirausahaan yang diserap oleh Pusat Penciptaan Perhatian (SKA) Kebutuhan Kesejahteraan Sosial (PPKS), baik itu keluarga, komunitas maupun asrama (tinggal di asrama).

Dengan adanya SKA, maka pengembangan kewirausahaan di Pusat Rehabilitasi Sosial Mahatmiya tidak hanya untuk penyandang tunanetra saja. Ruang pelatihan juga disediakan untuk PPKS lain seperti penyandang disabilitas fisik, tuna rungu, korban narkoba, lanjut usia produktif, ODHA, korban perdagangan orang dan klaster PPKS lainnya.

Pelatihan keterampilan SKA di Pusat Rehabilitasi Mahatmiya juga telah diperluas. Tidak hanya barista, massage, tetapi juga pengembangan ke bidang lain seperti menjahit, catering atau kuliner, computer talk bagi penyandang tunanetra yang tertarik pada bidang administrasi.

“Termasuk daerah lain. Misalnya PPKS setempat ingin mengikuti kursus pelatihan salon atau barbershop, di pusat kami tidak ada. Nanti kita akan bekerja sama dengan barbershop tempat mereka belajar. Mereka bolak-balik ke asrama,” katanya.

Menurut dia, Pusat Rehabilitasi Mahatmiya menargetkan 1.540 PPKS bisa mencapai program SKA. Baik keluarga, komunitas, atau kehidupan.

“Namun sejauh ini sudah tersedia sekitar 3.500 PPKS. Tentu saja, kebutuhannya tidak sama. Misalnya, April lalu terjadi banjir di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kami memberikan bantuan kursi roda karena memang dibutuhkan. Nanti kalau mereka membutuhkan pelatihan keterampilan, kami berikan,” katanya.

Layanan ini, lanjutnya, menjangkau 13 kabupaten/kota di sebagian Provinsi Bali, sebagian Jawa Timur, dan sebagian Nusa Tenggara Timur. Aula yang memberikan dukungan dimulai dengan pekerja sosial, perawat, asisten dan manajer rumah, pelatih.

Keterangan:

Suasana outdoor Artne Coffee menjadi cikal bakal program Attention Creation Center di Pusat Rehabilitasi Mahatmiya di Kabupaten Kediri, Tabanan. (Spesial)

Tonton video ‘Acara Olimpiade Tertua dan Terhebat! Inilah keseruan peserta IOI ke-34 di Yogyakarta
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button