Saksikan kejayaan industri gula yang membawa kemakmuran bagi Situbondo - WisataHits
Jawa Timur

Saksikan kejayaan industri gula yang membawa kemakmuran bagi Situbondo

Ilustrasi pabrik gula © Primagung Dary Riliananda/Shutterstock

Dua abad silam, Situbondo mengalami masa keemasan. Hal ini disebabkan perkembangan usaha pertanian sekitar tahun 1830 sangat menonjol, terbukti dengan dibangunnya beberapa pabrik gula di Kabupaten Situbondo.

Karena itu, Kabupaten Situbondo tidak hanya dikenal sebagai kota Santri, tetapi juga layak disebut sebagai Kota Gula di Pulau Jawa. Karena pada masa jayanya terdapat pabrik gula hampir di setiap bagian kota ini.

Dimuat oleh Radar Banyuwangi, sedikitnya ada lima pabrik gula yang terdaftar di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Situbondo. Yaitu PG Geemas, PG Wringinanom, PG Olean, PG Pandjie dan PG Asembagus.

Sejarah Tersembunyi Landasan Udara Cikasur-Argopuro

Kejayaan industri gula terlihat pada kepemimpinan Raden Prawirodiningrat I pada tahun 1830, kekuasaannya kemudian digantikan oleh Raden Prawirodiningrat II yang mengalami perkembangan ekonomi yang sangat luar biasa.

“Dulu, pada masa pemerintahan Raden Prawirodiningrat II, berdirinya PG-PG menempatkan kota Santri di pusat perkembangan ekonomi yang sangat menonjol,” ujar Kepala Diskoperindag Situbondo Nugroho.

Bahkan, pemerintah Belanda menghadiahkan Prawirodiningrat II berupa kalung emas dengan pendulum singa sebagai penghargaan atas jasanya. Daerahnya cukup luas untuk mencapai daerah Probolinggo.

Alasan memilih Situbondo

Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) Muhammad Arum Sabil menyebut Situbondo memiliki potensi besar untuk industri gula. Karena itulah Belanda memilih kota ini sebagai pusat pengolahan tebu.

“Di Situbondo potensinya sangat bagus karena indikasi geografis di sini sangat cocok untuk tebu. Untuk itu Belanda membangun enam pabrik gula di Situbondo,” ujarnya cover6.

Sofyan Hadi, pemuda asal Situbondo, mengungkapkan Belanda sebenarnya memahami potensi Situbondo. Pembangunan pabrik gula juga mendukung pengembangan usaha kopi di kawasan Gunung Ijen, termasuk di kawasan Kayuma Situbondo.

Nikmati suasana sabana Afrika di Taman Nasional Baluran

Namun seiring berjalannya waktu, ketenaran PG di Kota Santri mulai memudar sedikit demi sedikit. Itu karena ada banyak persaingan. Hal ini tercermin dari lima PG yang ada, dua di antaranya telah berhenti beroperasi karena tidak berproduksi lagi.

Selain persaingan, ketiadaan bahan baku produksi juga menyebabkan sejumlah PG di Situbondo gulung tikar. Meski pabrik gula ini merupakan peninggalan zaman Belanda, persaingan tentu tak terhindarkan.

“Kami tidak pernah menyalahkan persaingan komersial antar perusahaan karena itu hal yang wajar dalam dunia industri,” ujarnya.

Jadi tempat wisata

Meski ditutup, potensi wisata Pabrik Gula Situbondo masih sangat menjanjikan. Salah satu destinasi wisatanya adalah PG Olean, salah satu pabrik gula tertua di Hindia Belanda.

PG Olean terakhir dimiliki oleh Anemaet & Co. Ketika Indonesia merdeka, pabrik tersebut menjadi milik pemerintah Indonesia dengan nama Pusat Perkebunan Negara. PG Olean juga dinilai sangat strategis oleh para tour operator.

“Turis asing datang dari Surabaya rata-rata ke Bromo lalu ke Banyuwangi. Nanti bisa mampir ke PG Olean karena searah,” ujar Dyah Ayu Tisnawati, CEO Travel Bureau Bayu Citra Persada. kompas.

Ritual Pemanggilan Hujan Situbondo

Dia menyambut baik PTPN XI mengembangkan PG Olean sebagai tujuan wisata pabrik gula karena sebelumnya belum ada wisata seperti itu di Jawa Timur. Namun dia mengimbau objek wisata tersebut dikemas secara profesional.

Samuel Mahendra, Finance Officer PG Olean menjelaskan, selama ini semua pengunjung adalah wisatawan mancanegara, terutama dari Belanda. Mereka hanya ingin bernostalgia saat berkeliling perkebunan tebu dengan lokomotif uap.

“Mereka hanya kangen dengan masyarakatnya yang pernah menjadi pendiri pabrik gula dan menggerakkan lokomotif uap melewati ladang tebu,” katanya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button