Saksi bisu pemindahan pusat militer kolonial ke Bandung - WisataHits
Jawa Barat

Saksi bisu pemindahan pusat militer kolonial ke Bandung

bandung

Peninggalan sejarah dari zaman penjajahan Belanda di Indonesia memang tidak pernah hilang. Salah satunya adalah Goa Peteng di Desa Kebon Suuk, Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

pemantauan detikJabar Di situs ini tampaknya ada dua gua di titik ini. Gua pertama tampaknya telah ditutupi oleh akar rumput. Sedangkan Gua Peteng kedua terlihat lebih besar dan berisi dua ruangan.

Gua Peteng berisi ruang utama yang diperkirakan lebarnya sekitar tiga meter. Kemudian sepertinya ada dua lubang untuk masuk ke ruangan kedua yang lebih dalam lagi.

Kondisi di Gua Peteng tidak banyak memiliki sirkulasi udara. Jadi pas masuk gua agak pengap.

Penulis dan sejarawan Atep Kurnia (42) mengatakan bahwa keberadaan Gua Peteng terkait dengan peresmian Markas Besar Kompi Artileri atau Benteng di Nagreg pada tahun 1902. Selain itu, kata dia, Gua Peteng terletak di Nagreg dan Cicalengka.

“Gua Peteng Paslon Nagreg diresmikan pada tahun 1902 di Nagreg, markas atau kubu Kompi Artileri ke-19 Angkatan Darat Belanda. Mungkin itu juga bagian dari itu. Pelantikan dilakukan oleh Gubernur Jenderal yang datang ke sana, kata Atep saat ditemui detikJabar, di apartemennya, Rabu (7/9/2022).

Peninggalan sejarah dari zaman penjajahan Belanda di Indonesia memang tidak pernah hilang.  Salah satunya adalah Gua Peteng di Desa Kebon Suuk, Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.Peninggalan sejarah dari zaman penjajahan Belanda di Indonesia memang tidak pernah hilang. Salah satunya adalah Gua Peteng di Desa Kebon Suuk, Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Pihaknya menjelaskan, Gua Peteng dulunya digunakan untuk pertahanan militer Belanda. Juga, ada hubungan kembali ketika Angkatan Darat Belanda memindahkan pusat militernya ke Bandung.

“Memang, itu mungkin ada hubungannya dengan pertahanan, sesuatu dengan artileri defensif. Masalahnya, ini ada hubungannya dengan pergerakan pusat-pusat militer ke pedalaman di sepanjang pantai utara. abad ke-19,” katanya.

Atep mengatakan bahwa pada tahun 1820-an ada wacana pemindahan pusat-pusat militer. Kemudian wacana segera dilakukan dimulai dengan perpindahan dari Semarang ke Magelang.

“Kami juga pergi ke Priangan, yaitu ke Sukabumi. Tepat di Sukabumi ada pusat pelatihan kamp militer pada tahun 1888. Kemudian dipindahkan ke Padalarang. Makanya ada pusat kavaleri di Padalarang, itu transfer dari Sukabumi,” katanya.

Setelah itu, pada tahun 1916, markas besar Angkatan Darat Belanda dipindahkan ke Bandung. Menurut Asep, gedung saat ini adalah Kodam III Siliwangi.

“Setelah Bandung 1916, pusat militer di seluruh Hindia Belanda dipindahkan ke Bandung. Iya, namanya HQ, pindah ke Bandung. Sekarang bangunan tersebut bernama Kodam III Siliwangi. Jadi ini markas tentara kolonial, asalnya di Jakarta atau Batavia,” katanya.

Karena itu, Atep menduga keberadaan Gua Peteng merupakan bagian dari relokasi pusat militer.

“Termasuk setelah Cicalengka, yaitu pasukan artileri. Jika dikaitkan dengan Gua Peteng di kawasan Paslon dan Kebon Suuk, itu merupakan bagian dari wacana relokasi pusat militer,” katanya.

Selanjutnya dijuluki Gua Peteng

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button