RS Pandega Pangandaran menyediakan layanan pengobatan gejala HIV/AIDS - WisataHits
Jawa Barat

RS Pandega Pangandaran menyediakan layanan pengobatan gejala HIV/AIDS

WAKTU INDONESIA, PANGANDARAN – Rumah Sakit Umum Daerah Pandega Pangandaran atau Rumah Sakit Umum Daerah kini memberikan pelayanan medis bagi penderita gejala HIV-AIDS.

Titi Sutiamah, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Pandega Pangandaran, mengatakan, sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan Pemda Pangandaran saat ini sudah melayani program nasional HIV-AIDS.

Mendukung program nasional HIV-AIDS dengan membuka Klinik Melati, yaitu klinik yang menyediakan layanan perawatan dan pengobatan suportif bagi pasien yang didiagnosis dengan gejala atau penyakit HIV-AIDS.

“Klinik Melati terletak di lantai 1 RS Pandega Pangandaran B,” kata Titi, Selasa (29/11/2022).

Pelayanan Klinik Jasmin dibuka dan beroperasi setiap hari Selasa dan Rabu mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.

Di klinik ini, pasien bisa langsung berobat ke dokter sehingga bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

Volunteer Counseling and Testing Pasien (VCT) yang ingin mendapatkan konseling dan tes HIV dapat datang langsung ke RS Pandega Pangandaran.

“Pasien yang berobat ke klinik melati tidak perlu mendaftar sebagai pasien rawat jalan, pasien hanya perlu konfirmasi ke petugas klinik, nanti petugas akan membantu untuk mendaftar,” imbuhnya.

Sampai saat ini, layanan HIV-AIDS yang tersedia di RSUD Pandega Pangandaran berupa Voluntary Counseling and Testing (VCT), Provision of Initiated Testing and Counseling (PITC), Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PMTCT), Infeksi Oportunistik Layanan, Layanan Dukungan, dan Layanan Transfer Kawat.

“Nantinya pasien IGD, pasien rawat inap dan pasien rawat jalan dengan gejala yang mengarah pada penyakit HIV, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut atas prakarsa petugas atau oleh Initiated Testing and Counseling (PITC) untuk mendapatkan pengobatan yang tepat,” jelasnya.

Penanganan pasien HIV-AIDS di RSUD Pandega berupa pemberian ARV (antiretroviral), pemeriksaan laboratorium dan rontgen.

RS Pandega Pangandaran juga menawarkan tes CD4 dan Viral Load sebagai tes dasar untuk pengobatan pasien HIV-AIDS.

Hasil tes tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi stadium infeksi HIV-AIDS sehingga pasien dapat ditangani dengan tepat.

“RS Pandega Pangandaran akan terus melakukan upaya pencegahan agar jumlah penderita HIV-AIDS tidak semakin meningkat,” kata Titi.

Orang yang berisiko tinggi diharapkan untuk mengevaluasi diri sehingga terapi dan pengobatan yang tepat dapat dimulai lebih cepat.

Pasien yang dinyatakan positif HIV/AIDS selama pengobatan akan diperlakukan secara rahasia.

Juga, tes HIV tidak hanya untuk mereka yang positif HIV AIDS.

“Masyarakat sehat juga perlu tetap waspada dan menyadari pentingnya pemeriksaan diri sebagai bentuk antisipasi dini,” lanjutnya.

Diharapkan Klinik Melati RS Pandega Pangandaran dapat mendukung Program Nasional penurunan angka penularan HIV-AIDS dan juga meningkatkan semangat HIV-AIDS dari ODHA untuk menjaga kesehatannya.

Menurut data, kasus HIV/AIDS meningkat di Kabupaten Pangandaran pada tahun 2022.

Pada tahun 2021 jumlah kumulatif tes HIV-AIDS sebanyak 3.866 orang, untuk jumlah kumulatif kasus HIV-AIDS positif pada tahun 2021 sebanyak 4 orang.

Sedangkan jumlah kumulatif orang yang melakukan tes HIV pada tahun 2022 sebanyak 1.883 orang, dan jumlah positif dari Januari hingga Juli 2022 sebanyak 52 orang.

Sebagian besar penderita HIV/AIDS di Pangandaran adalah pekerja seks komersial (PSK) dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL).

PSK dan LSL merupakan populasi kunci, peningkatan akan terjadi pada tahun 2022.

Penapisan dilakukan di daerah yang paling rentan karena lokasi wisata banyak terdapat pekerja seks aktif.

Namun, LSL sulit dideteksi karena beberapa kasus positif baru dites setelah mengalami gejala.

Penyebab HIV-AIDS antara lain seks oral atau penyimpangan seksual.

Jumlah PSK yang terinfeksi HIV AIDS cukup tinggi salah satunya melalui transaksi seksual dari aplikasi Me Chat.

Di antara PSK dan LSL yang positif HIV AIDS terdapat 24 kasus di Kabupaten Pangandaran pada Agustus 2022, meliputi 21 LSL dan 3 WPS.

Sebanyak 110 PSK aktif Pangandaran telah terdaftar di Puskesmas untuk rutin melakukan pengobatan HIV-AIDS setiap 3 bulan sekali. Ke-110 PSK tersebut terdiri dari 15 persen warga setempat, 85 persen pendatang asal Tasik, Garut, dan Bandung, berusia antara 19 hingga 40 tahun.

**) Ikuti berita terbaru KALI Indonesia di Berita Google

Klik tautan ini dan jangan lupa untuk mengikutinya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button