RS Indriati Beberkan 3 Jenis Pengobatan dan Langkah Penanganan Pasien Stroke - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

RS Indriati Beberkan 3 Jenis Pengobatan dan Langkah Penanganan Pasien Stroke – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Sosialisasi kesehatan di RS Indriati dengan tema kedaruratan stroke dan kemajuan pengobatan penyakit serebrovaskular, di auditorium lantai tujuh RS Indriati, Selasa (20/11/2022). (Solopos.com/Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SUKOHARJO — RS Indriati Solo Baru, Sukoharjo melakukan penyuluhan kesehatan terkait hal tersebut Stroke dan kemajuan dalam mengelola penyakit serebrovaskular di auditorium RS Indriati lantai tujuh, Selasa (20/11/2022).

Pada kesempatan tersebut, Direktur RS Indriati Solo Baru dr. Imelda Tandiyo mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai gejala dini pukulan. Ingat sepanjang waktu pukulan merupakan penyakit yang ditakuti oleh kebanyakan orang.

Promosi Kartu Tokopedia menjadi Kartu Kredit Terbaik Versi Asian Banker Awards 2022

“Cara mencegahnya [penyakit stroke] sudah tersedia. Dunia medis di Indonesia sudah maju, sudah banyak pengobatan untuk itu pukulan Ternyata gumpalan darah baru bisa hancur seketika,” lanjutnya.

Kesempatan ini menjadi ajang RS Indriati Solo Baru menyebarkan pengetahuan tentang penyakit tersebut kepada masyarakat pukulan dan pengobatan yang tersedia.

Ahli Saraf (Ahli Saraf) RS Indriati Solo Baru, dr. Peter Michel Souisa menawarkan tiga jenis perawatan yang dapat diterima oleh pasien yang mengalami kejang pukulan.

Baca Juga: Pameran Revive Colomadu Conference, RS Indriati Buka Layanan Cek Kesehatan

tanda hubung adalah suatu kondisi dimana gejala klinis berkembang pesat berupa penurunan sistem saraf lokal yaitu kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu atau secara global berupa kelumpuhan total.

“Dalam seminggu [pekan] Misalkan saya menerima 50 pasien dengan gejala pukulan40 pasien karena penyumbatan peredaran darah ke otak,” kata dr Peter dalam keterangannya, Selasa (20/12/2022).

gejala pukulan dapat dikenali dari empat tampilan “FAST”. Keempatnya adalah kelumpuhan wajah di satu sisi (wajah), lengan pasien menjadi lemah (miskin), mereka yang terkena dampak merasa sulit atau tidak mungkin berbicara (Pidato).

Jika salah satu dari gejala tersebut muncul, pertolongan segera diperlukan dengan membawa pasien ke rumah sakit (Waktu).

Dr Peter menjelaskan bahwa akibatnya adalah kelumpuhan sebagian tubuh pukulan harus segera diobati untuk mencegah kelumpuhan dan kecacatan total. “Kematian nomor satu dari sepuluh di dunia masih penyakit jantung, tapi yang nomor satu adalah kecacatan pukulan,” dia melanjutkan.

Baca juga: Suami Harus Tahu Bahwa Ketiadaan Keturunan Bukan Tanggung Jawab Istri Sendiri

Ada tiga jenis pengobatan yang bisa dilakukan pasien pukulan adalah dengan trombolitik, yang dapat diberikan paling lama 4,5 jam setelah serangan, dengan trombektomi mekanik paling lama 9 jam setelah serangan dan metode angiografi pengurangan digital (DSA).

Spesialis Radiologi Intervensi dari RS Indriati Solo Baru Sukoharjo, dr. Prasetyo Sarwono Putro, Sp.Rad (K) RI mengatakan keberhasilan pengobatan tersebut pukulan sangat tergantung dari seberapa cepat pengobatan diberikan. Oleh karena itu, deteksi dini penyakit ini sangat penting.

Untuk mengetahui kondisi pembuluh darah dan keadaan oksigenasi otak biasanya dilakukan CT scan. pencitraan resonansi magnetik (MRI), Angiogram resonansi magnetik (MRA) atau Venografi resonansi magnetik (MRV).

Seiring dengan berkembangnya teknologi, kini muncul teknologi baru untuk pemeriksaan pembuluh darah yaitu melalui Angiografi pengurangan digital (DSA). DSA adalah teknik radiologi intervensi untuk mendapatkan gambaran aliran darah pada organ tertentu.

Pemeriksaan dimulai dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah ke dalam sayatan kecil di selangkangan. Setelah itu, cairan kontras disemprotkan untuk memantaunya melalui layar komputer.

Baca Juga: RS Indriati Solo Baru Buka Klinik Anggrek, Ini Pelayanan Primanya

Pasien biasanya sadar, hanya diberi bius lokal, dan dokter terus memantaunya.

“Melalui DSA ini, dapat diketahui letak sumbatan pada pembuluh darah. Jika sumbatan masih ada selama fase emas atau kurang dari enam jam setelah serangan stroke, obat-obatan tertentu dapat segera dilepaskan untuk menghancurkan sumbatan tersebut. Cuma kalau lama-lama bisa beda hasilnya, tapi sumbatannya masih bisa diurai,” kata dr. Prasetyo dalam sesi materi.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button