75 Kasus HIV/AIDS yang ditemukan di Klaten, pasien usia produktif, perbedaan jenis kelamin menjadi salah satu penyebabnya - WisataHits
Jawa Tengah

75 Kasus HIV/AIDS yang ditemukan di Klaten, pasien usia produktif, perbedaan jenis kelamin menjadi salah satu penyebabnya

KLATEN, KOMPAS.com – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, telah mengidentifikasi 75 kasus HIV/AIDS selama delapan bulan, dari Januari hingga Agustus 2022.

Sekretaris KPA Kabupaten Klaten, Dr. Ronny Roekmito mengatakan, sebagian besar penderita HIV/AIDS berasal dari kelompok usia produktif.

Menurutnya, perilaku seksual menyimpang merupakan salah satu penyebab penularan HIV/AIDS. Seperti memiliki banyak pasangan dan berjenis kelamin laki-laki (LSL).

Baca Juga: Dinas Kesehatan: Kasus HIV/AIDS di Kota Bandung Meningkat Karena Kami Juga Mencarinya

“Kami melihat (penularan HIV) karena seksualitas (seperti berganti pasangan) dan LSL. Memang data menunjukkan ada peningkatan,” tegas Ronny. Kompas.comKamis (25.8.222).

Ronny mengklaim tren penularan HIV/AIDS di Klaten semakin menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021, KPA Kabupaten Klaten mencatat 103 kasus.

“Sekarang lebih sedikit (kasus) ya. Karena tren turun ini. Sejak 2018, tren kejadian HIV telah menurun. Jadi sekarang ada 75 kasus. Kemudian tahun lalu 103 kasus,” katanya.

Meski menurun, Ronny menjelaskan pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan orang yang tertarik bersama-sama mencegah penularan HIV/AIDS.

Pihaknya telah mengumpulkan panti pijat, hotel, organisasi wanita seperti Dharma Wanita, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan lain-lain.

KPA juga berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan (Disdag) dan Dinas Pendidikan (Disdik) untuk memberikan pelatihan bagi pekerja seks dan ODHA.

Baca Juga: Stigma Negatif dan Diskriminasi Hambatan Utama Pencegahan HIV/AIDS

“Mulai September mendatang kita akan pergi ke objek-objek wisata. Pertama-tama, kami akan mengumpulkan pelaku objek wisata di tiga kecamatan, ”katanya.

Para penyintas HIV/AIDS sering menghadapi diskriminasi di masyarakat. Sebagai pembuka untuk memastikan hal itu tidak terjadi, Ronny mengatakan ada kelompok dukungan sebaya yang selalu menemani mereka.

Kelompok dukungan sebaya ini terdiri dari orang-orang yang sudah terinfeksi HIV/AIDS. Menurutnya, ada sekitar 70-80 penyintas HIV/AIDS yang tergabung dalam kelompok tersebut.

“Kamu minum obat seumur hidup. Kemudian kami juga membebani mereka dengan memotivasi pasien baru untuk mau minum obat secara teratur sepanjang hidup mereka. Kemudian melakukan pemeriksaan juga,” kata Ronny.

“Jadi langkah-langkah inilah yang kami ambil untuk mendekati mereka. Artinya ada ikatan emosional bagi penderita baru,” lanjut Ronny.

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Jom join grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu join. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: regional.kompas.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button