Revitalisasi Kampung Melayu, Pakar Minta Pemkot Semarang Libatkan Warga - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Revitalisasi Kampung Melayu, Pakar Minta Pemkot Semarang Libatkan Warga – Solopos.com

Revitalisasi Kampung Melayu, Pakar Minta Pemkot Semarang Libatkan Warga – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Kampung Melayu, Kota Semarang sedang dipersiapkan menjadi kawasan wisata baru. (Ponco Wiyono-Solopos.com)

Solopos.com, SEMARANG – Tjahjono Raharjo, pakar pusaka Unika Soegijapranata Semarang, menyarankan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Jawa Tengah (Jateng) melibatkan masyarakat setempat dalam revitalisasi Kampung Melayu. Menurut Tjahjono, hal ini karena warga di wilayah tersebut lebih memahami apa yang dibutuhkan untuk mengubah desa mereka menjadi hub pariwisata.

“Masyarakat di sana pasti tahu apa yang perlu dijaga dan dipulihkan. Seperti halnya, menurut saya, membangun jalan membutuhkan perencanaan yang matang mengingat bangunan-bangunan tua di kawasan tersebut,” komentar Tjahjono kepada Solopos.com, Rabu (26/01/2023).

Special Offers Penawaran spesial yang menarik, menginap di Loa Living Solo New Bisa nonton Netflix sepuasnya!

Contoh lain yang disebutkan Tjahjono adalah pedagang kuliner legendaris yang tersebar di sekitar Kampung Melayu Semarang. Menurutnya, keberadaan mereka tidak bisa dikesampingkan karena telah menjadi warna tersendiri dalam sejarah Kampung Melayu.

“Apakah mereka membutuhkan lokasi yang strategis untuk menampung pelanggan? Mereka bisa menjawab itu, bukan ahli atau pihak lain. Kearifan lokal seperti makanan khas kuliner ini perlu dibudayakan,” lanjutnya.

Pos tunggal EMagz

Mantan anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) itu menambahkan, meski sama-sama tergolong kawasan kuno Kota Semarang, namun ciri khas Kampung Melayu berbeda dengan kota lama.

“Wilayah Kota Lama sudah terbengkalai, tinggal beberapa saja. Kampung Melayu masih banyak rumah yang ditempati warga, jadi pendekatannya berbeda,” lanjutnya.

Tjahjono berharap Pemkot Semarang bisa belajar dari lingkungan bersejarah Lasem di Kabupaten Rembang yang sudah kehilangan sentuhan aslinya setelah dipugar. Senada dengan itu, dosen arsitektur Unika Soegijapranaata ini berharap Pemkot bisa menyeimbangkan pengejaran keuntungan pariwisata dengan tetap mengedepankan program jangka panjang.

“Di Lasem, lampu jalan terlalu ramai, sehingga aksen Tionghoanya hilang. Untuk melestarikan kawasan ini sebagai Situs Warisan Dunia, akan lebih baik jika ambisi mengejar wisatawan dapat dikendalikan,” ujarnya.

Namun, Tjahjono memuji proses pengembangan pariwisata di Kampung Melayu yang menurutnya lebih baik dari desain kota lama. Salah satunya adalah penataan lampu jalan.

Solopos interaktif

Menurut Tjahjono, Pemkot Semarang menyadari Kampung Melayu tidak membutuhkan lampu jalan sebanyak Kota Tua. “Dengan adanya penerangan jalan di Kampung Melayu saat ini, bentuk rumah warga lebih menonjol. Di kota tua banyak terdapat lampu jalan yang menutupi gedung-gedung, sehingga pancaran lampu justru mengaburkan keberadaan gedung bersejarah di malam hari,” kata Tjahjono.

Pemerhati sejarah dan benda cagar budaya ini juga mengimbau agar Pemkot Semarang tidak segan-segan menyiapkan dana insentif untuk membantu warga yang merawat rumah adat dan bangunan bersejarah di Kampung Melayu.

“Proses pengajuan insentif yang sebelumnya sangat sulit dan panjang perlu diperbaiki. Selama ini, banyak pemilik bangunan terdaftar yang kesulitan mengajukan subsidi. Oleh karena itu, penyelenggaraan pariwisata di Kampung Melayu tidak hanya melayani tujuan pariwisata saja, tetapi masyarakat juga harus merasakan dampak langsungnya,” imbuhnya.

Secara terpisah, Lurah Dadapsari Puji Winarni yang bertugas mengelola Kampung Melayu mengatakan, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang dibentuk didorong untuk menemukan konsep kawasan wisata Kampung Melayu yang ditawarkan.

“Tugas Pokdarwis sekarang adalah menciptakan daya tarik wisata agar Kampung Melayu menjadi destinasi wisata Semarang kuno yang menyatu dengan Kota Tua, Kauman dan Pecinan,” katanya.

iklan

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button