Rencana Pembangunan Alun-Alun Palabuhanratu Terhalang Lahan - WisataHits
Jawa Barat

Rencana Pembangunan Alun-Alun Palabuhanratu Terhalang Lahan

Sukabumi

Sea Square yang akan dibangun di Kawasan Bersejarah Gado Bangkong, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi terkendala masalah lahan. Padahal, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah memimpikan proyek itu sejak 2019.

Menurut informasi dari detikJabar, alokasi anggaran sebesar Rp 20 miliar siap dikucurkan oleh Pemprov Jabar. Namun faktanya, persoalan tanah yang seharusnya diselesaikan, masih dalam tahap final.

“Ada beberapa faktor yang menyebabkan belum terealisasinya sambungan ke kawasan Gado-Bangkong, pertama untuk Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (DPTR) dimana sebenarnya ada beberapa bidang tanah yang belum clean and clear belum dibebaskan, masih milik pribadi,” kata Arif Rahman, Sub Koordinator Permukiman Kumuh di Dinas Perkim Kabupaten Sukabumi, saat diwawancarai detikJabar, Kamis (6/10/2022).

Pembebasan lahan di wilayah ini sangat penting. Pasalnya, rencana membangun tempat laut membutuhkan luas sekitar 1 hektar untuk wilayah pesisir Palabuhanratu. Saat ini, masih ada beberapa pihak yang bertahan dan mengklaim kepemilikan tanah tersebut.

“DPTPR pernah (pernah) meminta bantuan struktural untuk survei gedung, yang akan dibayar atau dibebaskan oleh BPN, tapi di sisi lain ada aset yang bermasalah. Rapat gabungan sudah kami konfirmasi. Di Dinas PU Provinsi Bei ternyata asetnya tidak terdaftar di database PU provinsi,” jelas Arif.

Arif menjelaskan, ada dua orang yang mengaku sebagai pemilik tanah, mereka memiliki berkas berupa SPPT. Lokasi properti berada di tengah kawasan pengembangan Seequadrat yang direncanakan. Karena posisi strategis ini, pemilik properti kemudian menyimpan asetnya.

“Menurut catatan, itu tanah PU provinsi, tapi setelah kita telusuri, ternyata aset PU provinsi pun tidak ada yang masuk DPKAD. Untuk lebih jelasnya, mungkin DPTR bisa menjelaskan posisi negara tersebut,” ujarnya.

Secara terpisah, Esa Nugraha Putra, Kepala Bidang Pertanahan pada Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (DPTR), membenarkan soal lahan di kawasan yang diperkirakan akan dibangun di atas tapak laut.

“Statusnya memang ada sawah yang katanya milik provinsi tapi juga diklaim petani. Nah, penyelesaiannya antara provinsi dan petani. Kami menunggu penyelesaiannya, kami tidak memiliki kewenangan untuk menyelesaikannya karena ada saling klaim antara provinsi dan petani,” kata Esa.

Esa menjelaskan, lahan yang dibutuhkan untuk membangun alun-alun laut sekitar 10.000 meter persegi atau 1 hektare. Sementara itu, 5.000 meter persegi telah dibebaskan sejauh ini.

“5000 meter yang sudah dibersihkan setengah hektar, sisanya akan selesai tahun ini. Kami targetkan selesai sebelum Desember. Status tanah 5000 meter itu milik pemda, sudah lepas haknya, aman-aman saja,” kata Esa.

“Sisanya sudah jelas siapa pemiliknya, tinggal diukur saja, kemudian ditaksir dan dibayar. Selebihnya kita tunggu mereka dari siapa atau dari pihak provinsi. Masuk proses perdata adalah pilihan terakhir ketika mediasi mandek, harus ada putusan pengadilan,” imbuhnya.

Soal kawasan laut sebelumnya diungkap Bupati Sukabumi, Marwan Hamami. Dia menjelaskan, kawasan Gado Bangkong akan dipilih gubernur untuk proyek tersebut. Lokasi Gado Bangkong diketahui dekat dengan Dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pasar Semi Modern Palabuhanratu.

“Alhamdulillah, usulan Pemkab Sukabumi untuk penataan kawasan pesisir, khususnya kawasan Gado Bangkong Palabuhanratu mendapat respon positif, Pak Gubernur. Semoga segera terwujud,” kata Marwan kepada detikcom, Kamis (13 Februari 2020).

Marwan menjelaskan, usulan penataan kawasan pesisir itu disampaikan langsung oleh pihaknya saat gubernur berkunjung ke Palabuhanratu pada Agustus 2019. Saat itu, Marwan Kang mengajak Emil melihat langsung lokasi Gado Bangkong.

“Saat itu saya melaporkan desain kawasan Pantai Gado Bangkong, termasuk potensi pengembangan untuk menunjang pariwisata, saat itu gubernur meminta data dan kajian, serta konsep penataan kawasan Gado Bangkong menjadi destinasi wisata baru. “, sambung Marwan.

Menurut Marwan, situs Gado Bangkong akan digunakan untuk tujuan wisata, kuliner, dan rekreasi.

“Termasuk spot untuk melihat sunset, konsepnya spot bertema laut. Saat itu kami melihat peluang dan respon positif dari gubernur, sehingga beliau langsung mengusulkan rencana untuk memajukan pembangunan dan penataan daerah,” jelas Marwan.

(sya/mso)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button