Rekomendasi 5 kafe rasa alami di Malang, rasanya luar biasa - WisataHits
Jawa Timur

Rekomendasi 5 kafe rasa alami di Malang, rasanya luar biasa

KLIKTIMES.COM | KOTA MALANG – Kota Malang tidak hanya menjadi tujuan belajar, tetapi juga menjadi tempat relaksasi. Banyaknya tempat menarik di kota ini tidak pernah membuat tempat ini sepi dari wisatawan mancanegara maupun lokal yang ingin berlibur.

Seperti halnya Puncak Bogor, Kota Malang juga menawarkan beragam pemandangan alam yang menakjubkan serta banyak tempat wisata dan tempat menginap seru di Malang. Dan inilah 5 kafe bernuansa alam yang layak dikunjungi untuk bersantai, apa saja? Lihat saja.

1. Lima belas derajat Celcius Skylounge

Anda bisa merasakan dan melihatnya dari namanya saja, tentu titik temunya tidak tertutup. Ya, benar sekali, Fifteen Celsius Skylounge adalah tempat pertemuan terbuka di Malang yang terletak di rooftop dengan pemandangan menakjubkan hampir ke segala arah. Lokasinya yang berada di atas bukit memungkinkan Anda untuk melihat seluruh kota Batu dan pegunungan yang mengelilingi Fifteen Celcius Skylounge.

Fifteen Celcius Skylounge adalah tempat makan sekaligus tempat nongkrong dengan pemandangan paling keren di Batu. Pegunungan, sawah, dan kota dapat dilihat dari lounge ini. Tempat ini tidak hanya nyaman tetapi juga sangat instagramable. Banyak pengunjung yang datang ke Fifteen Celsius Skylounge untuk mengambil foto-foto keren. Kafe ini terletak di Amarta Hills Hotel and Resort, Jalan Abdul Gani Atas, Kota Batu.
IG: @fifteencelcius_skylounge

2. Kafe Sawah Pujon Kidul

Namanya saja sudah menunjukkan bahwa itu adalah sebuah kafe di tengah sawah. Benar, Kafe Sawah Pujon Kidul ini adalah tempat yang bisa menghilangkan stres semua orang.

Perpaduan antara kafe yang unik, pemandangan alam yang indah, dan makanan yang lezat menjadikan meeting point di Malang ini salah satu destinasi Anda.

Cafe Sawah memiliki desain yang mengedepankan sisi tradisional. Adanya paviliun bambu beratap ijuk dan meja kayu asli membuat suasana di Café Sawah semakin tradisional.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button