Rayakan Ulang Tahun ke-6, Hotel Indonesia Group Perkenalkan Menu Signature Chef Ragil

INFORMASI NASIONAL – Hotel Indonesia Group (HIG) merayakan hari jadinya yang ke-6 dengan rangkaian acara bertajuk Bangkit Bersama Bangun Pariwisata Indonesia. Tema ini merupakan bentuk dukungan HIG untuk membangun kembali pariwisata Indonesia. Saat acara puncak di Sarinah Shopping Mall pada tanggal 4 Oktober 2022, HIG diluncurkan menu tanda tangan HIG oleh Chef Ragil.

“Hotel Indonesia Group diharapkan menjadi satu unggulan Hotel Indonesia dan semua hotel negara dikelola oleh HIG. Dari 30 hotel tahun ini menjadi 120 hotel di tahun 2024,” kata Presiden Komisaris PT Hotel Indonesia Group Iswandi Said dalam sambutan pembukaannya.

Usai sambutan, tumpeng dipotong oleh Presiden Direktur PT Hotel Indonesia Group, Rizal Ruriko Kasim. Upacara ini sebagai tanda syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung perkembangan HIG hingga saat ini. Ia juga memastikan bahwa HIG akan terus memberikan pelayanan prima kepada semua tamu yang menginap di semua jaringan hotel yang dikelola.

“HIG juga menawarkan dukungan distribusi penjualanPemasaran, kesetiaan pergram, serta berkolaborasi dengan Chef Ragil dalam memproduksi menu Nusantara Indonesia serta sistem operasi hotel dengan teknologi tinggi, membuat HIG semakin optimis untuk mendorong bisnis dan okupansi di seluruh jaringan hotel,” ujarnya.

Bertepatan dengan hari jadi HIG yang ke-6, mereka juga semakin mencerminkan sensasi Five Senses sebagai identitas hotel HIG. “Salah satunya adalah indera perasa, melalui peluncuran menu tanda tangan Dibuat khusus oleh Chef Ragil untuk seluruh jaringan hotel HIG, dapat memanjakan para tamu dengan pengalaman cita rasa asli Indonesia yang dapat membuat para tamu ketagihan,” ujar VP Marketing & Brand Development Hotel Indonesia Group, tambah Eva Tobing.

Enam menu diluncurkan untuk merek meru yaitu Sate Rembige dari kota Rembige (Rembiga) di Lombok, Nusa Tenggara Barat, berupa sate sapi yang dibumbui dengan cabai rawit, terasi Lombok dan gula merah. Rasanya yang gurih dan manis sangat cocok dipadukan dengan nasi putih.

Kemudian Klappertaart, makanan penutup dari Sulawesi Utara. Berasal dari rattle yang berarti kelapa dan taart yang berarti kue jadi arti sebenarnya adalah kue kelapa. Kue kelapa ini merupakan hasil pencampuran kelapa muda dengan bahan-bahan yang ada di Sulawesi Utara saat itu, menginspirasi para chef Belanda untuk membuat kue yang kebetulan tinggal di perkebunan kelapa.

Selanjutnya untuk menu merek truntum yaitu sup daging sapi Truntum. Makanan ini terbuat dari kombinasi sup pangkep dan soto bandung. Kedua sup daging ini memiliki rasa yang sangat lezat dalam kombinasi kedua teknik persiapan, dan aroma rempah yang kaya juga memastikan pengalaman rasa yang luar biasa.

Kemudian menu Lapis Legit Mille Crêpes merupakan perpaduan antara pembuatan Lapis Legit dan kue Belanda, disesuaikan dengan keadaan yang ada pada saat pembuatannya. Saat ini, Batavia menjadi pusat penjualan rempah-rempah, yang menjadi inspirasi untuk membuat resep Lapis Legit klasik. Lapis legit kemudian disandingkan dengan Mille Crepes untuk memperkenalkan Lapis legit kepada audiens yang lebih muda dan semakin memudahkan.

Terakhir adalah peluncuran menu brand KHAS Red Smoked Chicken Fried Rice yaitu nasi goreng Makassar dengan saus tomat asli Makassar. Nasi goreng ini juga banyak menggunakan tomat dari India, yang banyak berinteraksi dengan para pedagang India di Makassar pada abad ke-17.

Nasi goreng merah yang dibuat khusus untuk HIG ini dipadukan dengan ayam asap untuk pengalaman rasa yang berlapis-lapis, ada rasa gurih dari bumbu yang digunakan, ada keasaman dari saus tomat dan rasa ayam yang diasap, menjadikannya hidangan utama di semua hotel .

Maka Raungan Klepon adalah jawaban untuk membuat puding dengan cita rasa asli Indonesia yang mudah dinikmati oleh para ekspatriat, maka Raungan Klepon ini dibuat dengan mengadaptasi cita rasa klasik Klepon.

Penasaran dengan menu legendaris yang menggoda lidah dengan cita rasa asli Indonesia dari HIG? Silakan memesan di Merusaka Nusa Dua Bali.

Source: nasional.tempo.co