Ratu Elizabeth II Meninggal, Sultan Brunei Jadi Raja Terpanjang Masih Bertahta
Editor: Karyudi Sutajah Putra
Jakarta, KABNews.id – Ratu Elizabeth II dari Inggris meninggal pada Kamis (9/8/2022), mengakhiri 70 tahun pemerintahannya dan menjadikan Sultan Brunei Darussalam sebagai raja terlama dan memerintah hingga saat ini. Di bawah Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei, ada juga raja dan ratu lain yang telah memerintah selama beberapa dekade.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (9/12/2022), berikut adalah daftar raja dan ratu dengan masa pemerintahan terlama.
- Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei.
Sultan Hassanal Bolkiah yang berusia 54 tahun, sekarang berusia 76 tahun, naik takhta pada tahun 1967. Berasal dari keluarga yang telah memerintah Brunei selama lebih dari 600 tahun, dia adalah salah satu orang terkaya di dunia. Selama pemerintahannya selama satu dekade, ia memimpin Brunei menuju kemerdekaan penuh dari Inggris dan meningkatkan standar hidup negaranya ke salah satu yang tertinggi di dunia.
Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah, saat mengumumkan pemberlakuan syariat Islam di negara kaya minyak itu, Rabu (30/4/2014). (Foto: STR/AFP)
Namun, pemerintahannya di Brunei, yang berpenduduk sekitar 400.000, juga terlibat dalam beberapa kontroversi, termasuk pemberlakuan hukum agama yang ketat seperti mutilasi anggota badan dan hukuman mati dengan rajam.
- Ratu Margrethe II dari Denmark
Ratu Denmark yang perokok berat Margrethe II sekarang menjadi raja yang paling lama memerintah di Eropa setelah kematian Ratu Elizabeth. Selama 50 tahun di atas takhta, ia dipuji karena menyatukan dan memodernisasi Kerajaan Denmark. Ratu Margrethe II kini berusia 82 tahun. Dia telah berkuasa sejak 1972, ketika dukungan untuk para bangsawan berkurang, tetapi pemerintahannya yang populer telah meningkatkan citranya.
Ratu Margrethe II dari Denmark saat konferensi pers di Restoran Baret Humboldt Forum di Berlin, Jerman, 12 November 2021. (Foto: DPA/BRITTA PEDERSEN via AP)
Sang ratu, yang telah menjanda sejak 2018 dan dikenal oleh masyarakat dan keluarganya sebagai Daisy, telah bebas dari skandal dan membantu memodernisasi Kerajaan Denmark, termasuk mengizinkan kedua putranya menikah dengan rakyat.
- Raja Carl XVI Gustaf dari Swedia
Kurang dari setahun setelah ayahnya, pewaris takhta, meninggal dalam kecelakaan pesawat, Carl Gustaf XVI yang berusia 27 tahun. tahta ketika kakeknya meninggal pada tahun 1973. Dia sekarang berusia 76 tahun. Selama bertahun-tahun ia berjuang untuk melepaskan citranya sebagai playboy gila mobil setelah mewarisi hobi ayahnya mengoleksi mobil klasik.
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima sertifikat dari Raja Carl XVI dari Swedia pada Senin (22 Mei 2017). Gustaf (kiri) di Istana Kepresidenan Bogor. Sejumlah kegiatan dilakukan dalam pertemuan tersebut, antara lain penanaman pohon, “porch talk”, pertemuan bilateral dan penandatanganan nota kesepahaman antara kedua negara. (Foto: Kantor Pers Sekretariat Presiden)
Pers juga telah menyoroti banyak kesalahannya, termasuk salah mengeja namanya saat menandatangani 1973. Belakangan diketahui bahwa Raja Carl XVI. Gustaf menderita disleksia, begitu pula kedua anaknya.
Dia menunjukkan belas kasih dan itu membantu meningkatkan popularitasnya. Salah satu tindakan mulianya terjadi pada tahun 2004 setelah lebih dari 500 warga Swedia tewas dalam tsunami yang melanda tempat-tempat wisata di Asia Tenggara.
- Raja Mswati III dari Eswatin
Di Eswatini, sebuah negara kecil Afrika Selatan yang sebelumnya dikenal sebagai Swaziland, Mswati III adalah raja absolut terakhir di benua itu. Dia naik takhta pada tahun 1986 pada usia 18 tahun. Mswati, sekarang 54, memiliki 15 istri – ayahnya dikatakan memiliki setidaknya 70 – dan dapat memilih istri baru di tarian Buluh tahunan, di mana ribuan perawan telanjang menari untuknya. Dia memiliki lebih dari 25 anak.
Seperti ini:
Seperti Memuat…
Terkait
Source: kabnews.id
