Potensi keramik Melikan: Menggerakkan ekonomi warga melalui penggunaan teknik miring - WisataHits
Jawa Tengah

Potensi keramik Melikan: Menggerakkan ekonomi warga melalui penggunaan teknik miring

RADARSOLO.ID – Desa Melikan di Kecamatan Wedi dikenal dengan potensi kerajinan gerabahnya. Proses pembuatannya terbilang unik yaitu menggunakan teknik putaran miring. Dilaporkan sekitar 300 Kepala Keluarga (KK) di Desa Melikan menggantungkan mata pencaharian dari kerajinan berbahan dasar tanah liat ini.

Potensi gerabah di Desa Melikan sangat menjanjikan. Selain menonjolkan teknik putar miring, kerajinan ini juga dikemas dalam paket wisata edukasi.

“Sampai saat ini kegiatan desa wisata terus berjalan. Sasarannya adalah pelajar. Desa wisata kita jadikan ikon dengan menawarkan kelas pembuatan gerabah,” kata Sekretaris Desa Melikan Waris Sartono, Jumat (30/12).

Waris menambahkan, perjalanan edukasi ini sudah berjalan sejak tahun 2018 lalu. Sejauh ini, permintaan terus tumbuh. Setidaknya dalam satu bulan ada lima kegiatan wisata edukasi di Melkan. Mampu menghadirkan hingga ratusan peserta. Sementara itu, paket harga yang ditawarkan mulai dari Rp10.000 hingga Rp35.000 per orang per sesi.

Nah, Desa Wisata Tembikar Melikan digagas untuk menyatukan kelompok pengrajin atau kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Diakui Waris, menuju desa wisata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun berkat ketekunan dari mereka yang terlibat, desa wisata ini terus berkembang. Harapannya, dapat berdampak pada pembangunan desa dan meningkatkan kesejahteraan warga setempat.

“Tidak terorganisir secara optimal. Namun dengan terbentuknya desa wisata, tujuannya adalah untuk menyatu menjadi satu pintu. Tentunya kawasan desa wisata bisa terbentuk dengan menerapkan sistem yang ada,” tambah Waris.

Mengingat potensi gerabah yang cukup tinggi, perlu didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Terutama para pembuat tembikar. Terus didorong untuk berinovasi membuat produk terbaik.

Produk yang diproduksi, mulai dari pot bunga, peralatan dapuruntuk dekorasi di dalam kamar. Ini juga bekerja dengan pihak ketiga untuk pemasaran. Selain itu, pangsa pasarnya tidak hanya di dalam negeri. Namun sudah merambah pasar ekspor di Amerika Serikat.

“Harga gerabah berkisar Rp 2.000 untuk piring kecil hingga Rp 1,5 juta untuk gelas. Seorang perajin bisa mendapat penghasilan sekitar Rp 3 juta sebulan,” kata Waris.

Sementara itu, pengrajin gerabah dari Desa Melikan Is Haryani, 40 tahun, mendukung penuh kegiatan wisata edukasi di wilayahnya. Desa Melikan diharapkan dikenal luas sebagai sentra kerajinan gerabah.

“Baru sebulan sejak saya mulai menggunakan teknik rotasi miring. Kami dulu menggunakan teknik rotasi tegak,” katanya. (ren/fer)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button