PKS menyoroti target PAD yang stagnan - WisataHits
Jawa Timur

PKS menyoroti target PAD yang stagnan

WAWALI URGENT BAPENDA DISUB MENINGKATKAN PENGHASILAN

BATU – Selama bertahun-tahun Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu stagnan di kisaran Rp 200 miliar (lihat tabel untuk detailnya). Hal ini menjadi sorotan tajam bagi DPRD Kota Batu. Karena kota pariwisata telah mencanangkan diri sebagai barometer pariwisata di tingkat regional bahkan nasional.

Menurut Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Batu Ludi Tanarto, pendapatan harus meningkat karena banyak tempat wisata dan restoran baru bermunculan. Ia mengatakan sangat tidak logis jika target PAD Kota Batu hanya di kisaran Rp 200 miliar. Apalagi sampai saat ini tingkat pengunjung mencapai jutaan wisatawan per tahun, seperti yang disampaikan kepala daerah setiap saat. “Dengan potensi yang ada sebenarnya bisa menggandakan potensi PAD. Minimal Rp 300 miliar sudah bagus, jangan dua kali,” ujarnya.

Dia menilai PAD rendah karena eksekutif tidak serius menghasilkan dan mengelola aliran pendapatan. Misalnya dari sektor balas dendam, yang termasuk retribusi parkir pinggir jalan umum, yang selalu jauh dari target dan berulang setiap tahun. Bahkan jika pengguna jasa parkir sedang membludak, terutama pada akhir pekan dan saat-saat liburan. “Tidak masuk akal kalau biaya parkir hanya Rp 300-500 juta,” keluh anggota Komisi A DPRD Kota Batu itu.

Di sisi lain, dia juga mengapresiasi upaya pemerintah untuk meningkatkan PAD. Salah satunya memasang perangkat kotak ketukan di kantor. Namun menurutnya hal itu masih bersifat teknis dan tidak akan maksimal jika pengawasannya timpang. “Tentu saja kotak ketukan Ini adalah alat pencegah kebocoran PAD. Tapi bisa saja yang dimasukkan ke dalam alat tidak sepenuhnya sesuai dengan transaksi yang sebenarnya,” jelas Ludi.

Menanggapi kritik tersebut, Wakil Walikota Batu Punjul Santoso menyatakan realisasi PAD saat ini baru 68,45 persen atau Rp131,8 miliar dari target Rp192,5 miliar. Untuk melakukan ini, minta SKPD untuk mengambil bola. Khusus untuk Bapenda dan Dishub. “Untuk mencapai realisasi PAD, kami memaksimalkan masa pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Terutama di sektor pariwisata, restoran dan hotel,” kata Punjul.

Dia menekankan untuk mengintensifkan instalasi untuk Bapenda kotak ketukan dari restoran hingga hotel. Sementara itu, Departemen Perhubungan memantau parkir trotoar yang sering bocor. “Selain itu, kami juga meminta Bapenda untuk berbagi informasi dengan pemerintah desa dan kecamatan agar warga membayar PBB tepat waktu. Dengan demikian realisasi pajak dan bea masuk bisa maksimal,” pungkas Punjul. (adk/tutup)

Source: radarmalang.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button