PHRI Jatim optimis okupansi hotel pada 2023 mencapai 70 persen
SURABAYA – Sektor perhotelan di Jawa Timur (Jawa Timur) diperkirakan akan membaik pada tahun 2023 di tengah pemulihan ekonomi dan pencabutan kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah.
Dwi Cahyono, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Jawa Timur (PHRI), mengatakan okupansi hotel di Jawa Timur mencapai 76% selama liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Menurutnya, sebagian besar destinasi tersebut merupakan daerah tujuan wisata.
“Saat ini pun, utilisasi kapasitasnya masih cukup baik. Tahun-tahun sebelumnya, kebanyakan di bulan Januari, mulai turun. Apalagi saat pandemi, kondisinya memburuk drastis. PPKM sangat baik untuk pemulihan ekonomi yang terpuruk akibat pandemi. Kami berharap okupansi hotel tahun ini berada di kisaran 60 hingga 70 persen,” ujarnya Senin (9/1).
Sementara itu, konsultan properti Colliers International mencatat kinerja sektor perhotelan Surabaya menunjukkan perbaikan dan pemulihan yang baik pada tahun 2022 saja. Pemanfaatan rata-rata pada 2022 sudah mencapai 70 persen.
“Kinerja hotel secara keseluruhan telah meningkat pada tahun 2022. Bahkan bisa dikatakan kinerja hotel akan menjadi yang terbaik di tahun 2022 di masa pandemi 2020-2022, dibarengi dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara,” kata Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers Indonesia.
Ferry menambahkan, hotel-hotel di Jawa Timur khususnya di Surabaya kembali penuh, aktivitas bisnis kembali berjalan, tamu korporat dan korporat jangka panjang telah kembali, pertemuan, konvensi, pernikahan, dan aktivitas offline lainnya meningkat okupansi.
Tingkat hunian hotel rata-rata di Surabaya hanya bisa di bawah 50 persen selama pandemi 2020, naik hanya sedikit di atas 50 persen pada 2021. Sedangkan pada tahun 2022 berhasil meningkat menjadi rata-rata 70 persen. “Tahun 2022 akan ada pasokan kamar hotel baru di Surabaya yakni 293 kamar pasokan baru,” pungkasnya. (mus/hanya)
Source: news.google.com
