Penolakan harga BBM terus berlanjut, dr. R. Stevanus: "Kenaikan Harga Bahan Bakar Merugikan DIYers" - WisataHits
Yogyakarta

Penolakan harga BBM terus berlanjut, dr. R. Stevanus: “Kenaikan Harga Bahan Bakar Merugikan DIYers”

Jogja, dprd-diy.go.id – Protes kenaikan harga BBM di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus berlanjut. Aliansi Rakyat Indonesia (ARPI) berdemonstrasi pada Kamis (9/8/2022) di Gedung DPRD DIY.

Aliansi Rakyat Indonesia (ARPI) meminta pemerintah menaikkan upah buruh di Jogja minimal 25% karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Mereka memperkirakan pekerja tidak bisa lagi bertahan hidup dengan upah yang mereka terima saat ini dan daya beli mereka turun karena harga kebutuhan pokok juga melonjak.

Koordinator ARPI Dani Eko Wiyono berharap pemerintah mendengarkan protes warga terhadap kenaikan harga BBM. Menurut dia, efek domino akibat kenaikan konsumsi BBM sangat besar dan membebani masyarakat.

ARPI meminta pemerintah untuk membatalkan kenaikan harga bahan bakar, memotong harga kebutuhan pokok dan menaikkan upah pekerja setidaknya 25 persen.

“Akibat kenaikan harga BBM, efek dominonya sangat besar. Kami berharap pemerintah bisa mendengarkan keinginan masyarakat,” kata Dani

Anggota ARPI Feldy Nata Kusuma mengatakan, total lebih dari 120 juta pekerja informal di seluruh Indonesia terkena dampak kenaikan harga BBM. Daya beli masyarakat terutama karyawan akan turun drastis akibat kenaikan inflasi. Selain itu, pekerja belum menerima kenaikan gaji yang signifikan dalam tiga tahun terakhir karena pandemi Covid-19.

Sementara itu, anggota lain, Sapta Candra Miarsa, meminta pemerintah membatalkan sejumlah proyek ambisius ketimbang menaikkan harga BBM untuk menghemat anggaran. Menurutnya, ini lebih masuk akal daripada menaikkan harga BBM, yang jelas membuat masyarakat semakin tidak senang.

“Kenaikan harga BBM hari ini jelas tidak berdasar, masyarakat masih dalam situasi sulit kenapa harga BBM naik. Kenapa proyek-proyek yang membutuhkan dana besar ditunda dulu, seperti pembangunan IKN dan kereta api cepat dan proyek lainnya” Kalau pemerintah tidak mau menyusahkan masyarakat, batal saja. Selain itu masyarakat masih merasakan dampak pandemi dan belum sepenuhnya pulih. Oleh karena itu, kami mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan untuk membatalkan kenaikan harga BBM,” kata sapta.

Dalam kesempatan itu, Anton Prabu, Wakil Ketua DPRD DIY dari Partai Gerindra mengatakan, aspirasi yang disampaikan oleh ARPI dicatat dan dicatat, yang nantinya akan dibawa ke rapat pimpinan DPRD DIY bersama pimpinan fraksi dan pimpinan komisi. ke atas.

“Aspirasi yang menjadi domain Daerah Istimewa Yogyakarta akan segera dibahas. Namun, ketika ke ranah pusat, aspirasi ARPI langsung dikirim ke pusat,” kata Anton.

DR. R. Stevanus C. Handoko S.Kom., MM, anggota Komisi D DPRD DIY dari Partai Solidaritas Indonesia bersama Anton Prabu, wakil ketua DPRD DIY yang menerima rombongan ARPI, mengatakan bahwa aksi demonstrasi merupakan hak setiap individu dan setiap kelompok. Sebagai negara demokrasi, hak untuk menyatakan keinginan dilindungi oleh hukum.

“Mengenai komentar kebijakan kenaikan harga BBM, saya tegaskan bahwa sejak awal sudah diputuskan bahwa kenaikan BBM tidak sesuai dengan situasi saat ini dimana perbaikan rumah masih dalam proses krisis pemulihan ekonomi akibat COVID. -19 pandemi” ujar dr. R. Stefanus.

“Do-it-yourselfers tidak melakukannya dengan baik. Berdasarkan data statistik, jumlah penduduk miskin perbaikan rumah adalah 11,4% (472.000 jiwa) dari populasi. Kondisi demikian juga harus menjadi perhatian pemerintah pusat dalam mengambil langkah-langkah untuk menaikkan harga BBM, karena dampak dari kenaikan tersebut pasti akan mempengaruhi kondisi perbaikan rumah secara keseluruhan, termasuk yang termasuk dalam kategori miskin,” kata dr. R. Stefanus.

“Kenaikan harga BBM hingga 32% sulit diterima sebagian besar peminat DIY,” pungkas dr. R. Stefanus.

Terkait

Source: www.dprd-diy.go.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button