Jejak Kotagede, Ibu Kota Mataram Islam, di Intro Living Museu
Brilio.net – Kota Yogyakarta terkenal dengan ragam wisata seni dan budayanya. Salah satu wisata yang bernama Intro Living Museum ini terletak di Kotagede, ibu kota pertama Mataram Islam, tepat di Jalan Tegal Gendu.
Foto: Dok/Annisa Dhea
Museum ini baru saja dibuka dan diresmikan pada 10 Desember 2021. Museum Intro Living disebut juga Rumah Kalang, yang artinya rumah milik kelompok saudagar Kalang yang terkenal kaya di Kotagede saat itu. Asal usul penyebutan Kalang belum diketahui secara pasti.
Kelompok Kalang adalah keturunan Jawa (etnis Jawa) Jaka Sasana, seorang pemahat dari Bali, dengan Putri Ambarlulung, seorang ahli tenun, saudara perempuan Sultan Agung, yang mewarisi kelompok masyarakat Jawa bernama Wong Kalang.
Foto: Dok/Annisa Dhea
Dalam wawancara dengan brilio.net pada Jumat (4/11), pendidik Intro Living Museum Candra berbagi cerita tentang Rumah Kalang. “Rumah Kalang dulunya milik Hj Noerijah, seorang pengusaha kerajinan emas keturunan Kalang yang terkenal. Diperkirakan rumah Hj Noerijah dibangun tahun 1931 dan selesai tahun 1938,” ujarnya.
Foto: Dok/Annisa Dhea
Seperti rumah Kalang lainnya, rumah Hj Noerija memiliki arsitektur yang khas. Bangunannya merupakan perpaduan gaya India dan Jawa, dan bentuk bangunan yang mewah mewakili status sosial. Dekorasi rumah Kalang mengandung unsur ornamen art deco dan gaya Neuveau. Ciri-ciri rumah lainnya yaitu adanya pier lis seperti pada rumah-rumah Jawa, penggunaan kaca patri berwarna sebagai penghias jendela dan pintu serta sudut-sudut lainnya.
Foto: Dok/Annisa Dhea
Komposisi bangunan mengikuti gaya rumah bangsawan Jawa dengan menggunakan prinsip tata ruang Senthong, Pendopo, Dalem, Pringgitan, Gandhok, Gadri, kamar mandi dan air mancur.
Gedung Museum Kotagede kini dimiliki oleh Pemerintah Daerah DIY dan dikelola serta dipelihara oleh Dinas Kebudayaan DIY. “Jadi tujuan museum ini adalah agar Kotagede sendiri kompleks dari segi sejarah, adat istiadat, warisan budaya, pergerakan masyarakat dan tradisi kuliner yang dimulai pada abad ke-16. Kemudian dengan diperkenalkannya intro Living Museum di Kotagede, banyak terdapat ruang hidup seperti Masjid Gede, Mataram, Makam Raja Mataram dan Watu Gilang. Kami berharap museum ini menjadi titik awal bagi wisatawan untuk dapat mengunjungi museum yang hidup secara nyata,” lanjutnya.
Foto: Dok/Annisa Dhea
Intro Living Museum merupakan salah satu bangunan heritage yang kini menjadi objek wisata karena keindahan arsitektur Eropanya. Rumah ini berisi koleksi yang terbagi menjadi empat cluster, yaitu cluster pertama berisi situs arkeologi dan lanskap sejarah, kemudian cluster kedua berisi keterampilan teknologi tradisional. Selama cluster ketiga, seni pertunjukan, sastra, adat istiadat dan kehidupan sehari-hari. Terakhir, klaster keempat, klaster gerakan sosial.
Gedung Kalang House dirobohkan karena berbagai faktor seperti; B. urgensi kebutuhan saat ini, peristiwa alam dan perubahan nilai dalam masyarakat. Gempa Yogyakarta Mei 2006 juga merusak Rumah Kalang.
Foto: Dok/Annisa Dhea
Ada kekhawatiran bila pemilik rumah tidak mengetahui nilai sejarah, filosofi dan karakter arsitektur serta arah pemeliharaan bangunan cagar budaya. Karena dapat menghilangkan karakter dan citra Rumah Kalang pada bangunan lama di Kotagede.
Tempat wisata di jogja ini buka setiap hari senin sampai jumat dari jam 08:00 sampai 16:00 wib. Pada hari Jumat museum hanya buka hingga pukul 14.30 WIB. Museum tutup pada hari Sabtu dan Minggu, hari libur nasional dan hari merah.
Reporter: mg/Annisa Dheaning Triprasiwi
(brl/pep)
(brl/pep)
Source: news.google.com