Pemicu Banjir, Kontraktor Truk di Jateng Potensi Kerugian Rp 50 Juta Per Kendaraan - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Pemicu Banjir, Kontraktor Truk di Jateng Potensi Kerugian Rp 50 Juta Per Kendaraan – Solopos.com

Pemicu Banjir, Kontraktor Truk di Jateng Potensi Kerugian Rp 50 Juta Per Kendaraan – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Ilustrasi truk menerjang banjir. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jawa Tengah) sejak akhir 2022 berdampak negatif bagi penyedia jasa transportasi dan logistik atau pemasok truk. Akibat banjir tersebut, operator truk di Jawa Tengah bisa mengalami kerugian hingga Rp 50 juta per kendaraan.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bambang Widjanarko, Senin (1 September 2023). Menurut Bambang, banyak kerugian yang dialami pengusaha dan supir truk akibat banjir.

Promosi Hyperlocal Tokopedia Meroket Penjualan Online Sebesar 147%

“Untuk truk yang harus melewati kota Semarang dan sekitarnya, baik dari Jawa Timur ke Jawa Barat atau sebaliknya harus melewati Pantura. Begitulah pada umumnya. Di sini dia sekarang terpaksa menghindari jalur tengah. Demak-Purwodadi dari Mranggen. Atau ambil jalur selatan, Yogyakarta-Purworejo-Solo, itu intinya,” kata Bambang Bisnis.comSenin.

Akibatnya, waktu pengiriman logistik meningkat dari satu hari menjadi dua hari. Tidak mengherankan, pengemudi truk memungut biaya jalan tambahan untuk menutupi biaya tol dan bahan bakar.

Beriklan dengan kami

“Bahkan biaya makan karena harus bergiliran. Itu sekitar 15-20 persen yang dibutuhkan pemilik truk. Namun sayangnya, pengusaha truk tidak bisa menanyakan kepada pemilik barang. Karena mereka juga tidak mau tahu, tarifnya tinggi sekali, ya sudahlah,” jelas pria asal Purwokerto, Banyumas ini.

Bambang juga menjelaskan, banjir telah mengurangi pendapatan pengemudi truk secara signifikan, selain biaya perjalanan yang membengkak. Pengiriman ke daerah yang dilanda banjir seperti kota Semarang, Kudus dan Demak membuat jalur pelayaran terganggu karena para sopir truk mau tidak mau harus menunggu banjir surut.

“Penggerak ini adalah model bagi hasil. Jadi gak sabar nunggu berhari-hari. Karena normalnya dia bisa bolak balik delapan kali dalam sebulan, karena menunggu air pasang dia hanya bisa berjalan empat kali. Maka grosir akan berkurang,” jelas Bambang.

Kerusakan

Selain itu, Bambang menjelaskan banjir yang terjadi juga meningkatkan risiko kerugian bagi penyedia jasa transportasi dan logistik. Sebab jika air banjir juga menggenangi bagian mesin mobil, kerugian yang harus ditanggung untuk memperbaiki kendaraan juga bisa membengkak.

“Terkadang pengendara tersandung dengan resiko mesin mati. Jika diperbaiki, pemilik truk bisa mengalami kerusakan hingga Rp 50 juta per kendaraan. Untuk turun dari pesawat,” katanya.

Beriklan dengan kami

Dalam perkembangan lain, banjir di Jawa Tengah membantu mengurangi biaya transportasi dan logistik. Bambang mengumumkan, sejak pandemi Covid-19, perusahaan angkutan truk menetapkan biaya angkut lebih rendah dari 2017-2019.

“Kargo itu berasal dari tahun 2000-an. Karena hanya sembako dan obat-obatan yang dimuat. Yang lainnya semua berhenti. Ketika pandemi berakhir, awal tahun 2022 sudah mulai pulih. Tapi belum kembali ke tarif sebelumnya,” jelas Bambang.

Kondisi ini jelas semakin memberatkan pelaku ekonomi. Alasannya, meski biaya transportasi tidak naik, biaya perawatan dan kebutuhan terus meningkat.

“Selama pandemi, harga ban, oli, dan bahan bakar naik 20 hingga 33 persen. biaya hidup belum. Harga truk naik sekitar 20 persen. Jika ada bencana seperti banjir dan sebagainya. Ibarat ada yang angkat barbel, sebelum sampai di atas, kita turun lagi,” kata Bambang.

Beriklan dengan kami

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button