Pemeriksaan Prasasti Geger Hanjuang di Tasikmalaya - WisataHits
Jawa Barat

Pemeriksaan Prasasti Geger Hanjuang di Tasikmalaya

Tasikmalaya

Provinsi Jawa Barat dikenal memiliki kekayaan warisan budaya leluhur, tak terkecuali di Kabupaten Tasikmalaya. Di sini salah satunya adalah Situs Geger Hanjuang di Bukit Geger Hanjuang Desa Linggamulya, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya.

Berdasarkan dokumen Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, situs Geger Hanjuang memiliki luas 2.986 meter persegi. Sebuah prasasti yang juga dikenal dengan Prasasti Geger Hanjuang ditemukan di situs situs Geger Hanjuang.

Prasasti ini tercatat ditemukan oleh KF. Kolle pada tahun 1877 dan menjadi prasasti ke-10 di Jawa Barat. Prasasti Geger Hanjuang berbentuk batu hitam pipih berukuran 85 x 62 sentimeter. Ada aksara dalam aksara Kawi dan Sunda Kuna.

Dari dokumen Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, terlihat bahwa prasasti Geger Hanjuang yang asli ditulis pada tahun 1914 oleh Dr. Krom dibawa dan disimpan. Sekarang masih disimpan dan disimpan di Museum Jakarta Pusat dengan nomor inventaris D.26. Geger Hanjuang merupakan replika dari prasasti Geger Hanjuang ini,” kata Dudi Wadirman, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya. detikJabar akhir-akhir ini.

Tidak jauh dari lokasi terdapat sebuah tempat yang disebut Kabuyutan Linggawangi dengan artefak yang disebut sebagai Batu Sanghiyang Linggawangi oleh masyarakat setempat. Sekitar 360 meter dari Batu Sanghiang Linggawangi terdapat sebuah kawasan bernama Rumantak.

“Masih berdasarkan data kementerian disebutkan bahwa Istana Batari Hyang di Rumantak dulunya bernama Saung Galah, Saung Gede, Saung Agung,” jelas Dudi.

Lokasi Geger Hanjuang di Tasikmalaya.Lokasi Geger Hanjuang di Tasikmalaya. Foto: Deden Rahadian/detikJabar

Tidak hanya Prasasti Geger Hanjuang saja, berbagai benda yang dianggap bersejarah juga ditemukan pada waktu yang berbeda. Mulai dari patung, cepuk, semacam meja kecil, semacam simbol, benda seperti kujang, hingga 12 tempayan tanah liat. Namun sayang patung-patung tersebut telah hilang dan dihancurkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Sementara itu, penelusuran tahun 1978 pada hari jadi Tasikmalaya mengungkapkan bahwa hari jadi Tasikmalaya disarikan dari isi prasasti Geger Hanjuang.

“Masih berdasarkan dokumen, hasil penelitian menetapkan bahwa hari jadi Tasikmalaya berasal dari isi prasasti Geger Hanjuang yaitu tanggal 13 Saka 1033 Badrapada,” kata Dudi.

Namun sejauh ini situs Geger Hanjuang baru mendapat pengakuan dari pemerintah, namun belum diresmikan.

“Belum diputuskan, baru mendapat pengakuan. Karena puluhan situs yang ada, hanya satu yang didirikan di Manonjaya. Selebihnya hanya ucapan terima kasih,” jelas Dudi.

Pakar budaya Tasikmalaya Tatang Fahat menyebut Geger Hanjuang sebagai situs api purba. Seorang ratu bernama Batari Hyang menjadi pemimpin kerajaan Galunggung. Namanya diabadikan dalam situs Geger Hanjuang.

“Dulu, situs ini diyakini memiliki jenis kebataraan untuk berpacu mengitari raja-raja Jawa. Pimpinan Galunggung saat itu adalah seorang wanita yang berlabuh di situs bernama Batari Hiyang,” kata Tatang saat dihubungi detikjabar.

Prasasti Geger Hanjuang sendiri tidak lepas dari lahirnya Tasikmalaya. Sebuah kabupaten di provinsi Jawa Barat dengan gunung Galunggung yang menjulang tinggi. Situs dan prasasti Geger Hanjuang menjadi cikal bakal Tasikmalaya.

“Geger Hanjuang” ciciren (Tanda) Tasikmalaya ada. buah mangga (tolong) suka (atau) tidak suka Geger Hanjuang, nenek moyang Tasikmalaya. Terbukti prasasti itu berbicara tentang itu,” tambah Tatang.

Lokasi Geger Hanjuang di Tasikmalaya.Lokasi Geger Hanjuang di Tasikmalaya. Foto: Deden Rahadian/detikJabar

Tatang mengungkapkan, tulisan yang muncul dari prasasti Geger Hanjuang menjadi acuan para ahli untuk menentukan hari jadi Tasikmalaya. Bahkan jika tanggal ulang tahun ini masih berbeda.

“Hari jadi Tasik berasal dari Prasasti Geger Hanjuang dari tahun 1111 M. Jika dihubung-hubungkan di sana, usia Tasikmalaya sudah ribuan tahun, sekarang sudah 2022. Tapi itu untuk dilihat publik. Jelas, Geger Hanjuang adalah bukti bahwa Tasikmalaya ada,” tambah Tatang.

Masyarakat sekitar mengaku bangga dengan keberadaan situs Geger Hanjuang. Selain bukti lahirnya Tasikmalaya, situs Geger Hanjuang menyuguhkan aktivitas ekonomi dan sosial.

Situs Geger Hanjuang kini menjadi tujuan wisata edukasi dan ziarah. Selain kegiatan berkemah, banyak orang datang ke sana hanya untuk makan bersama.

“Jadi sejarah situs ini beredar di masyarakat. Tapi yang terpenting kita bangga dengan situs ini karena merupakan ciri khas Tasikmalaya. Saat ini situs tersebut sering digunakan warga untuk wisata edukasi hingga ziarah. Atau sekedar botram, dikenal juga dengan berbagi makanan,” ujar Amin, pengelola sekaligus warga sekitar lokasi Geger Hanjuang.

“Ketika haji berlangsung setiap Selasa malam dan Jumat malam, ada yang bermalam. Mereka datang dari berbagai daerah, bahkan dari Jogjakarta,” lanjutnya.

(bola/bola)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button