Pemandian air panas Songgoriti Mangkrak
BATU – Wisata Air Panas (Papa) di Kawasan Songgoriti, Desa Songgokerto, Kota Batu sudah cukup lama terhenti. Kawasan yang menyatu dengan Candi Songgoriti ini terlihat sepi. Padahal sumber air panasnya dulu sangat terkenal.
Kini area pintu masuk pemandian ini ditumbuhi semak-semak. Tangga sudah tertutup lumut. Pintu loket berdebu dan penuh daun kering. Beberapa atap genteng retak dan terabaikan. Hanya ada beberapa kursi yang tertata rapi di sudut tertentu. Namun, suara gemericik air panas terus mengalir (15/11).
Salah satu warga, Yuni Wiji mengatakan pemandian air panas Papa ditutup sejak pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu. “Dulu ramai, sekarang sepi. Namun, air panasnya masih bisa digunakan,” jelasnya. “Tapi siapa yang mau kesini? diam” ucapnya lagi.
Ia mengatakan, dulu banyak warga Desa Songgokerto yang bekerja di sana. Namun, pengunjung pemandian air panas telah bungkam sejak pandemi, sehingga tidak ada pemasukan bagi staf. Akibatnya, karyawan beralih ke aktivitas lain.
“Wow Ini saja, lampu bak mandinya mati, mbak,” kata Yuni saat ditemui wartawan di kawasan Candi Songgoriti, kemarin (15/11). Namun, lampu di area kamar mandi sudah dimatikan oleh pemiliknya. Penerangan di depan Candi Songgoriti masih tergolong aman.
Yuni berharap sumber air panas Songgoriti bisa dipugar kembali. “Seharusnya pemandian air panas dibuat kolam seperti Cangar untuk menarik wisatawan,” ujarnya.
Pemilik warung dapur Namiati mengatakan, sejak berakhirnya sumber air panas, para pedagang dapur juga terkena imbasnya. “Selama pandemi Covid-19, saya bisa tetap buka meski sumber air panas ditutup,” kata penjual kuliner yang mulai berdiri pada 1983 itu.
Ia juga mengatakan, saat ini pun masih banyak pengunjung yang kecewa karena pemandian air panas ditutup. “Saya hanya bisa berharap Pemandian Air Panas Songgoriti bisa dibuka kembali. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan para penjual kuliner,” tutupnya. (jika/penutup)
Source: news.google.com