Pelajari sejarah Monchasel of Surabaya. Monumen kapal selam terbesar di Asia! - WisataHits
Jawa Barat

Pelajari sejarah Monchasel of Surabaya. Monumen kapal selam terbesar di Asia!

Monumen Kapal Selam atau disingkat Monkasel merupakan destinasi wisata edukasi yang didesain menggunakan kapal selam asli yaitu KRI Pasopati 410.

Kapal ini merupakan Armada Angkatan Laut Republik Indonesia, diproduksi oleh Uni Soviet pada tahun 1952. Kapal selam ini ikut serta dalam Pertempuran Laut Aru, yaitu pertempuran laut antara Indonesia dan Belanda di Laut Arafuru, Maluku pada tahun 1962 untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda.

Jadi, sebelum Anda pergi ke sana, ada baiknya Anda melihat sekilas sejarah Monkasel

Sejarah Singkat Monkasel dan KRI Pasopati 410

Monumen Kapal Selam Surabaya merupakan monumen bersejarah yang memperlihatkan kapal selam yang sebenarnya yaitu KRI Pasopati 410. Kapal selam ini milik armada Divisi Timur TNI AL dan berjenis SS kelas wiski Diproduksi pada tahun 1952 di Vladivostok, Rusia.

Terlihat di kapal selam KRI Senopati.  Foto: kompasiana.com/annienugraha5987

Sebelum monchasel ini dibangun, ada cerita menarik dari salah satu nakhoda kapal KRI Pasopati.

Konon Drajat Budiyanto, mantan KKM KRI Pasopati 410, pada suatu malam bermimpi diperintahkan oleh KSAL (Kepala Staf Angkatan Laut) untuk membawa kapal selam ini untuk berlayar di Kali Mas. Dan mimpi itu menjadi kenyataan.

Dia ditugaskan untuk memamerkan kapal selam di sebelah Surabaya Plaza. Caranya adalah dengan membongkar KRI Pasopati 410 menjadi 16 buah kemudian memasangnya kembali di PT PAL Indonesia, yang kemudian dibawa ke lokasi museum untuk dipasang kembali menjadi bentuk utuh KRI Pasopati.

Kapal selam KRI Pasopati 410 telah beroperasi sejak tahun 1962. Tugas utamanya adalah menghancurkan garis musuh (Aanti-Pengiriman), mengoperasikan pengintaian dan melakukan serangan rahasia (serangan diam).

Kemudian pada tanggal 26 Januari 1990 kapal ini dinonaktifkan oleh Angkatan Laut Indonesia. Kemudian diubah menjadi peringatan kapal selam untuk memperingati pertempuran Operasi Trikora (Komando Tiga Rakyat)yaitu operasi militer yang dilancarkan Indonesia untuk melawan pendudukan Belanda di Irian Barat (Papua).

Pembangunan Monkasel sendiri dimulai pada 1 Juli 1995 dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman bersama Panglima Komando Armada Indonesia Wilayah Timur (Pangkoarmatim), Laksamana Muda (Laksda) TNI Gofar Soewarno.

Tiga tahun kemudian diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Arief Kushariadi, pada 27 Juni 1998 dan dibuka untuk umum pada 15 Juli 1998. Monumen Kapal Selam terbesar di Asia.

Kepemilikan dan pengelolaan Monkasel kini menjadi tanggung jawab TNI AL dan dikelola oleh Naval Cooperative Center.

fasilitas yang DSayamenawarkan Monchasel

Monumen Kapal Selam Surabaya menawarkan berbagai fasilitas yang wajar bagi pengunjung. Mulai dari tempat parkir yang luas hingga musholla yang bersih. Tugu peringatan ini terletak di Jl. Pemuda, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Surabaya

Di bawah ini adalah daftar fasilitas lain yang tersedia:

  • Toilet
  • area merokok
  • tempat foto
  • payung
  • Video Langsung Musik Rama
  • stan suvenir
  • Kolam renang
  • Rekreasi air di Sungai Kalimas
  • Fasilitas untuk log kesehatan

Jadwal dan harga tiket masuk Monkasel

Monumen Kapal Selam Surabaya mengenakan biaya tiket masuk sebesar Rp 15.000. Tentunya harga tersebut mencerminkan fasilitas dan wawasan sejarah yang Anda dapatkan. Jadi jangan khawatir jika ingin berkunjung dan mengenal kapal selam Indonesia yang luar biasa ini.

Buka setiap hari;

SENIN – JUMAT : 09.00 – 17.00 WIB

SABTU – MINGGU : 09.00 – 19.00 WIB

Source: www.goodnewsfromindonesia.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button