Pekerjaan perintis untuk desa bertema Abiu Katulampa - WisataHits
Jawa Barat

Pekerjaan perintis untuk desa bertema Abiu Katulampa

BHARANEWS.ID | Bogor – Ada banyak lokasi eksotis di Kota Bogor. Terutama lanskap seperti taman, taman bahkan lembah sungai yang telah dibuat dan dikelola.

Semua ini dapat bermanfaat dalam pengembangan destinasi wisata di Kota Bogor. Salah satunya adalah One On Farm. Ini adalah kebun sayur dan buah di atas lahan seluas 5000 meter persegi di pinggiran Ciliwung dekat Bendungan Katulampa.

Tepatnya, kebun ini berada di Perumahan Griya Katulampa dan sudah dikelola lebih dari 10 tahun. Ada kebun sayur organik, kebun buah-buahan, pembibitan pohon, peternakan lele, jamu dan sekolah pelatihan pertanian.

Ketika kami berada di sana tidak terasa seperti berada di tengah kota. Karena suasananya masih alami. Rimbun dengan pepohonan, penuh kicauan burung dan nyaman dengan desiran aliran Ciliwung dan desiran angin yang sejuk. Semua itu bisa dinikmati sambil mencicipi teh herbal dan makanan ringan, bahkan makan siang di Saung.

Tidak hanya suasananya yang menarik. Di sana pengunjung juga bisa memetik dan menikmati Buah Abiu (Pouteria carmito) dan Miracle Fruit, serta beberapa jenis buah lainnya.

“Abiu adalah buah asli Peru dan Brazil yang dikembangkan di Australia, sehingga orang juga menyebutnya sawo Australia,” ujar Victor, pendiri sekaligus pengelola One On Farm yang kini memiliki 7 karyawan.

Menurut Victor, Abiu pernah ditanam di Kebun Buah Mekarsari. Namun secara umum buah ini masih jarang ditemukan di Indonesia, sehingga permintaan akan buah ini harus menjadi yang utama di One on Farm. Karena “hanya bisa dihasilkan sekitar 50 kg dari 100 pohon sekali panen dan hanya berbuah 3 kali dalam setahun,” lanjut Victor.

Sehingga dengan ditanamnya 200 pohon Abiu, One on Farm masih kesulitan memenuhi permintaan. Kelangkaan pasokan membuat Abiu memiliki harga jual yang tinggi. Sekilo untuk kategori premium berisi 3 butir telur dihargai Rp 100.000.

Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah yang mencicipi Abiu di sana mengatakan, rasa buah ini seperti Matoa. Sementara itu buah ajaib Asal Afrika dari Ghana benar-benar buah ajaib. Sebelum menikmati buah ajaib itu, Sekda diminta mencicipi jeruk nipis. Rasanya jelas asam.

Namun setelah menikmati buah ajaib itu kemudian mencicipi jeruk nipis lagi, rasanya berbeda. “Kok lucu, kayak makan jeruk sunkist, kok bisa gitu? Jika saya tidak mengalaminya sendiri, saya tidak akan percaya,” kata Syarifah.

Daya tarik Abiu mendorong lahirnya ide membuka jalan desa taman bertema Abiu di kawasan desa Katulampa. Victor mengaku ikut andil dalam gagasan Desa Katulampa untuk mewujudkannya.

“Tujuannya menanam sekitar 500 pohon Abiu di seluruh wilayah desa Katulampa,” jelas Victor.

Saat ini sudah ditanam sekitar 300 bibit pohon Abiu. “Jumlah ini perlu dicek lagi, karena pasti ada yang tidak bertambah,” tambah pria asal Bogor ini.

Dalam konsep pembangunan desa bertema Abiu Gardens, warga yang rumahnya paling dekat dengan pohon bisa memanen saat pohon sudah berbuah.

“Anda juga dipersilakan untuk menjualnya sendiri, atau kami dapat membantu menjualnya yang saat ini sedang kami lakukan termasuk secara online,” jelas Victor.

Hal ini berpotensi meningkatkan pendapatan warga. Juga mempromosikan realisasi Katulampa sebagai daerah tujuan wisata.

Selain menanam pohon Abiu, Wali Kota Bogor juga mencetuskan gagasan untuk mewujudkan Katulampa sebagai destinasi wisata.

Menurut Victor, Bima pernah memberikan ide pembangunan jogging track kepada Arya. Mulai dari Bendungan Katulampa, menyusuri pinggiran Ciliwung, lalu hingga ke rumah-rumah warga Griya Katulampa.

Di kawasan pemukiman ini, warga sudah lama mengolah dan mengelola lahan di pinggiran Ciliwung menjadi taman dan kebun serta membentuk KWT Gircil.

TPST juga mengadvokasi pembuangan limbah lingkungan. Oleh karena itu, ketika desa Abiu dan jogging track direalisasikan di masa depan, daya tarik Katulampa tidak hanya bendungan dengan nama yang terkenal. Tapi juga pertanian warganya.

Itu sebabnya Victor dan One on Farm-nya mengajak warga setempat untuk merevitalisasi pertanian lokal. “Saya ingin mengubah citra petani yang terkenal miskin dan membuktikan bahwa bertani adalah bisnis masa depan,” katanya. Karena itulah dia memilih slogan “Saya bangga menjadi petani.” Jadi, jika Anda setuju, silakan bergabung. Sejauh ini, Victor telah membuktikannya. (adv)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button