Pekan Budaya Tionghoa di Desa Ketandan Malioboro, berikut jadwalnya - WisataHits
Yogyakarta

Pekan Budaya Tionghoa di Desa Ketandan Malioboro, berikut jadwalnya

Pekan Budaya Tionghoa di Desa Ketandan Malioboro, berikut jadwalnya

Yogyakarta

Kemeriahan Imlek atau Tahun Baru Imlek 2023 di Kampung Ketandan, Malioboro, Jogja dimeriahkan dengan acara Pekan Budaya Tionghoa. Acara ini akan berlangsung dari 30 Januari hingga 5 Februari 2023.

Cundaka Prabawa, Ketua RW Ketandan Desa Malioboro sekaligus Panitia Pekan Budaya Tionghoa mengatakan, Pekan Budaya Tionghoa harus merayakan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh. Ada berbagai kegiatan selama acara mulai dari bazaar makanan, pentas seni, karnaval dan berbagai kegiatan budaya lainnya.

“Pekan Budaya China akan diadakan dari tanggal 30 Januari hingga 5 Februari. Ini adalah tahun ke-18, sudah 18 kali. Besok sebelum Cap Go Meh kan? 5 Februari, Cap Go Meh, perayaan Imlek telah usai. Konsep acaranya ada bazaar di sepanjang Tandean, sama belakang Melia sampai Ramayana bagian barat akan penuh tenda untuk bazaar sembako, diikuti 176 orang,” kata Cundaka di Desa Ketandan, Kamis (19/1). )/2023).

Juga akan ada panggung VIP yang dimeriahkan dengan berbagai penampilan artistik. Cundaka juga mengatakan terakhir kali Pekan Budaya Tionghoa diadakan pada tahun 2020, pengunjungnya menembus hampir 10.000 orang.

“Ini sudah ke-18 kalinya offline di tahun 2020, dengan rata-rata hampir 10.000 pengunjung, luar biasa. Jadi kalau boleh dibilang ini adalah event terbesar di kota jogja karena berlangsung tujuh hari berturut-turut, selain itu merupakan kerjasama antara pemerintah daerah dengan pemerintah kota dan dinas pariwisata kota dan provinsi, yaitu biro budaya kota dan provinsi,” kata Cundaka.

Selain itu, Pekan Budaya Tionghoa menghadirkan bazaar makanan, kali ini tidak hanya makanan modern tetapi juga makanan tradisional Tionghoa. Cundaka mengatakan akan ada pengelompokan makanan halal dan non halal pada acara tersebut. Hal ini bertujuan untuk melindungi dan menghormati orang lain yang tidak mengkonsumsi makanan yang tidak halal.

“Nantinya bukan hanya makanan modern, tetapi makanan Cina, ya, kami tidak tahu banyak tentang makanan, meskipun sudah berakulturasi dengan budaya lokal. Misalnya bakpao, bakpia, bakwan, seperti babi, Bahkan nantinya akan ada makanan khusus yang tidak halal. Dikelompokkan saja tidak repot, kita menghargai orang lain yang tidak banyak pakai,” jelasnya.

Cundaka mengatakan rencananya acara tersebut akan dibuka langsung oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.

“Program dari 30 Januari hingga 5 Februari mencakup berbagai pertunjukan seni. Rencananya akan dibuka pada tanggal 30 Ngarsa Dalem, tanggal 4 diadakan karnaval yang kebetulan bertepatan dengan ATF Asian Tourism Forum, tanggal 3 dimulai bersama. Oleh karena itu, acara ini akan dimajukan sedikit agar para peserta ATF bisa melihat event-event yang ada di kota Jogja,” imbuhnya.

Tonton Video “Kafe Tanpa Ijin Disegel di Babarsari, Ada Perlawanan”
[Gambas:Video 20detik]
(aplikasi/rusa)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button