Pasca Pandemi, Tel-U Dukung Pariwisata di Kabupaten Lasem
Bandung, IDN Times – Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama dua tahun memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai industri, termasuk industri pariwisata. Seperti biasa, industri pariwisata identik dengan berkumpulnya orang dalam jumlah besar di satu tempat, yang tentunya dapat meningkatkan penyebaran virus corona.
Berbagai pedoman dan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, yang seringkali berubah tanpa waktu yang tetap, sedikit banyak telah mengubah kebiasaan industri pariwisata, sehingga harus beradaptasi dengan kebiasaan baru.
Oleh karena itu, untuk merevitalisasi sektor pariwisata, diperlukan kerja sama berbagai pihak. Tidak terkecuali Perguruan Tinggi, salah satunya adalah Universitas Telekom (Tel-U).
1. Mengenal Kabupaten Lasem di Jawa Tengah
Stasiun Kereta Api Lama Lasem (dok. Istimewa)
Tel-U juga turut andil dalam mendukung sektor pariwisata yang salah satunya terletak di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Sebagai tempat pendaratan pertama etnis Tionghoa di Jawa dan berdirinya kampung Tionghoa pertama di pesisir Laut Jawa, Kabupaten Lasem memiliki nilai wisata yang baik.
Nilai sejarah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Selain itu, Lasem juga dikenal dengan kerajinan batik bercorak khas yang memiliki nilai eceran tinggi.
Hal senada disampaikan dosen Fakultas Teknik Industri (FRI) Universitas Telekom, Rayinda Pramuditya Soesanto. Jika dimanfaatkan dengan baik, Lasem berpotensi menjadi kawasan wisata unggulan.
“Bahkan pemerintah telah menobatkan Lasem sebagai ‘Kota Warisan’ dimana industri kreatif berbasis pariwisata merupakan industri yang dapat diandalkan. Namun, selama pandemi COVID-19 dengan pembatasan kegiatan pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan mengalami penurunan yang signifikan,” kata Rayinda dalam siaran pers yang diperoleh IDN Times, Kamis (28/7/2022).
2. Tel-U Membuat sistem IoT untuk memantau aktivitas pariwisata
Telecom University Produksi Sistem IoT untuk Bantu Wisata Lasem (IDN Times/Special)
Dukungan yang diberikan oleh Universitas Telekom bertujuan agar industri pariwisata lokal dapat bertahan dan pulih di tengah pandemi.
Tim dosen dan mahasiswa dari FRI dan Fakultas Teknik Elektro Tel-U tidak hanya menggarap dukungan ini, tetapi juga didukung oleh Rumah Merah Heritage Lasem.
The Red House Heritage Lasem merupakan tempat wisata belanja dan edukasi terbesar di kabupaten Lasem. Selama masa pandemi, mereka hanya mengimplementasikan aplikasi Peduli Protect untuk mengecek okupansi saat melakukan aktivitas wisata.
Untuk memastikan kegiatan pariwisata sesuai dengan pedoman dan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, serta untuk mengurangi potensi penyebaran COVID-19 dan mengendalikan kondisi lingkungan objek wisata, tim dosen dan mahasiswa Universitas Telekom berinisiatif sistem IoT untuk memantau kegiatan pariwisata.
“Sistem dapat mendeteksi pelanggaran jarak sosial di kawasan pertokoan,” ujarnya.
3. Buat situs web pelatihan tie-dye
Agar wisata edukasi berupa pelatihan membatik juga bisa terus berlanjut, tim dosen dan mahasiswa Tel-U juga menginisiasinya situs web Untuk mempelajari.
“Melalui situs web Dengan ini, Rumah Merah Heritage Lasem tetap bisa mengadakan pelatihan tie-dye secara online,” kata Rayinda.
Tidak hanya itu, situs web Ini juga menjadi dasar bagi mereka untuk mempublikasikan berbagai informasi seperti sejarah tie-dye, pentingnya dan nilai tie-dye, dan tahapan pembuatan tie-dye, disertai dengan foto dan video.
Baca Juga: 10 Pesona Kota Lasem Disebut Little China, Ada Pondok Pesantren Unik
Baca Juga: 9 Spot Foto Menakjubkan di Kota Lasem Rembang, Abis Instagramable!
Baca Juga: Batik Lasem Rembang Ditunjuk Sebagai Brand Berpenampilan Menarik dan Unik
Source: jabar.idntimes.com
