Pakar UGM tidak menyebut ekonomi Indonesia tahun 2023 kelam, hanya mendung - WisataHits
Yogyakarta

Pakar UGM tidak menyebut ekonomi Indonesia tahun 2023 kelam, hanya mendung

Pakar UGM tidak menyebut ekonomi Indonesia tahun 2023 kelam, hanya mendung

Laporan wartawan Jogja Tribune Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Situasi ekonomi yang belum membaik akan terus menghantui Indonesia di tahun 2023.

Namun, pakar ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Akhmad Akbar Susamto, SE, M.Phil., Ph.D menilai perekonomian Indonesia tahun ini sebenarnya tidak buruk, meski tidak dalam posisi yang sangat baik.

Baca Juga: Bursa Transfer Pemain Masuk LIGA INGGRIS Hari Ini: Chelsea 5, MU 2, Liverpool 2, City 1, Arsenal 0

“Saya sebenarnya yakin ekonomi 2023 tidak seburuk yang diberitakan, baik secara global maupun nasional,” kata Akhmad saat mempresentasikan materi berjudul “Resesi dan Masa Depan Ekonomi 2023” di sekolah jurnalistik UGM. Senin (16/1/2023).

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi dunia masih positif, sekitar tiga persen.

Di Indonesia, sebaliknya, masih 4,5-5 persen.

“Angka ini masih lumayan bagus, tidak terlalu bagus, tapi juga tidak terlalu buruk. Saya menyebutnya mendung, mendung tapi tidak ganda gelap atau sangat gelap,” jelasnya.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang positif, kata dia, resesi ekonomi Indonesia yang kerap disebut sejumlah pejabat belum terwujud.

Dia mengatakan suatu negara bisa disebut resesi ketika pertumbuhan ekonomi merosot ke level negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Sebelumnya, Indonesia sempat mengalami resesi pada triwulan II 2020 dengan pertumbuhan ekonomi negatif -5,32 persen (yoy).

Situasi ini berlanjut pada triwulan III, dimana pertumbuhan ekonomi juga negatif, hingga -3,49 persen (y/y).

Setelah itu, pertumbuhan ekonomi kembali pada jalurnya dan berhasil keluar dari jurang negatif.

“Saat ini pertumbuhan Indonesia per November 2022 sebesar 5,72 persen,” ujarnya.

Achmad mengatakan, Presiden Joko Widodo memang menyinggung soal resesi di dalam negeri.

Baginya, kata-kata itu menekankan kehati-hatian agar orang bijak dalam membelanjakan uang.

Ditanya agar Indonesia tidak terpengaruh ekonomi global, Akhmad mengatakan pertumbuhan akan dipengaruhi sektor konsumen.

Baca Juga: Rencananya Gallery Jogja di Malioboro bakal jadi landmark baru di Yogyakarta, kata Pemda DIY

“Hampir 50 persen PDB di Indonesia berasal dari konsumsi rumah tangga. Sekarang pascapandemi, pertumbuhan konsumsi akan lebih tinggi,” ujarnya.

Pasalnya, banyak orang yang pergi berbelanja setelah dua tahun merasakan dampak pandemi Covid-19.

“Kami melihat banyak orang bepergian, berbelanja, membeli dan menjual tahun ini. Setelah dua tahun hening, euforia muncul, ”katanya. (ard)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button