Nanas Kediri Produk unggulan dari Jawa Timur - WisataHits
Jawa Timur

Nanas Kediri Produk unggulan dari Jawa Timur

Melalui:
Jabal Tarik Ibrahim
Dosen Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang dan Peneliti Tamu di Balitbangkab Kediri.

Gubernur Khofifah Indar Parawansa telah berulang kali menyajikan nanas varietas PK-1 (Pasir Kelud – 1) sebagai varietas lokal asli provinsi Jawa Timur di berbagai jamuan makan tamu resmi di gubernur. Varietas PK-1 sebenarnya merupakan bagian dari varietas Cabai halus yang sudah ada di kawasan nanas Kabupaten Kediri. Kedua jenis nanas ini sebenarnya melengkapi keragaman varietas nanas yang semakin banyak ditanam di Provinsi Jawa Timur, yaitu varietas Ratu. Persentase luas nanas di Jawa Timur per jenis nanas diperkirakan sebesar 80% ratu, 19% cabai rawit halus (simpleks), dan 1% cabai rawit PK-1 varietas asli Kediri.

Produksi nanas di Jawa Timur berkisar antara 120.000 hingga 250.000 ton. Pada 2016, turun di bawah kisaran 60.000 ton itu. Produksi tertinggi di Jawa Timur terjadi pada tahun 2019 sebesar 250.292 ton. Dari seluruh kabupaten di Jawa Timur, luas panen terbesar ada di Kabupaten Kediri, yaitu lebih dari 2.700 hektar per tahun. Areal penanaman dikonsentrasikan di lereng Gunung Kelud, yaitu Kecamatan Ngancar, Puncu dan Ploso Klaten. Sementara itu, masih ada petani yang menanam nanas di kecamatan lain, namun tidak dominan seperti di tiga kecamatan tersebut.

Konsentrasi petani menanam nanas di lereng Gunung Kelud kemudian menghasilkan klon kultivar Cabai halus PK-1 yang resmi dimiliki oleh Kabupaten Kediri. Penetapan PK-1 sebagai Varietas Lokal Kediri berdasarkan Lembaran Registrasi Varietas Lokal Nomor 84/BR/PVL/06/2018 dengan Nomor Registrasi 572/PVL/2018 tanggal 25 Juni 2018. Varietas PK-1 adalah disetujui oleh Bupati saat itu oleh Kediri, Dr. Hj.Haryanti Sutrisno. Deskripsi kultivar tersebut adalah M. Rahmad Suhartanto, Kusuma Darma, Heri Harti (PKHT IPB), Yusuf Wibisono, Arahayu Setyo Adi (Kementerian Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri), Suryo, M. Choirul Rosidin, M. Jainun (BPSB Jawa Timur) , Endro Puji Astoko dan Ahmat Basuki.

Penetapan PK-1 sebagai varietas unggul lokal asli Kabupaten Kediri merupakan bentuk pengakuan Dinas Pertanian atas upaya berbagai pihak di kabupaten tersebut yang berupaya mengembangkannya sejak tahun 2012. Varietas PK-1 Smooth Cayene mengikuti varietas Simplex Smooth Cayene yang diperkenalkan tahun lalu (2011). ), petani di dalam dan sekitar Kecamatan Ngancar mengatakan bahwa beberapa petani di daerah tersebut telah menanam nanas sejak tahun 1977. Selama lebih dari 45 tahun, masyarakat Kediri menjadikan nanas sebagai sumber pendapatan utama mereka. Dengan demikian budidaya dan usaha nanas telah menjadi budaya masyarakat bagi masyarakat Ngancar pada khususnya dan Kediri pada umumnya. Kemampuan teknis budidaya dari tanam hingga panen menjadi percontohan budidaya oleh petani Jawa Timur lainnya.

Petani nanas, tengkulak nanas, pengolah selai nanas, pembuat jus nanas, master kue nanas, pengrajin dodol nanas dan pengrajin topi serat daun nanas semuanya telah berkembang di kawasan Ngancar. Nanas merupakan sumber mata pencaharian dari hulu hingga hilir. Kelompok Tani Nanas, Kelompok Tani Nanas, Koperasi Nanas dan BUMDES juga terlibat dalam bisnis nanas. Berdasarkan besarnya multiplier effect tersebut, Bupati Kediri saat ini mendukung penuh pengembangan usaha budidaya nanas. Penulis terlibat aktif dalam mendukung pengembangan kawasan agribisnis nanas, dengan harapan dapat lebih berkembang menuju agribisnis berbasis nanas di Kediri kedepannya.

Produk industri olahan nanas di masa depan yang memerlukan teknologi tinggi dan investasi besar, antara lain pengolahan serat daun nanas untuk bahan bodi pesawat yang ringan dan kuat, pengalengan nanas untuk konsumsi dalam negeri dan ekspor, serta pengolahan batang nanas untuk produksi. Bromelain (senyawa kimia yang digunakan dalam produksi daging dan bahan dalam kemoterapi kanker). Pengalengan nanas saat ini dilakukan oleh PT Great Giant Pineaple di Lampung. Perusahaan ini adalah satu-satunya perusahaan yang mengekspor. Nilai ekspor PT GGP mencapai US$400 juta pada 2019 dengan distribusi di 55 negara. Sebagian besar produksi bromelain juga diproduksi oleh PT GGP Lampung. Harga bromelain saat ini Rp 48.500 per 10 gram, sehingga bisa mencapai Rp 4.850.000 per kilo. Logikanya, Bupati Kediri mengarahkan pengembangan kawasan agribisnis di sekitar lereng Kelud menuju agroindustri berbasis nanas, karena memiliki nilai tambah yang tinggi dalam mengolah nanas menjadi produk tersebut.

Selain menghidupkan kembali petani nanas, tengkulak dan pedagang nanas, industri rumah tangga nanas, kelompok tani, BUMDES dan koperasi desa, pengembangan agribisnis nanas juga mendorong agriwisata berbasis nanas. Pengunjung dapat melihat tanaman nanas yang eksotis di lereng Kelud yang indah. Olahan sari buah nanas dan selai nanas merupakan barang yang dijual di tempat pembelian oleh-oleh di Pasar Kampoeng Nenas yang saat ini ramai dikunjungi wisatawan di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngancar. Wisata edukasi dapat dilakukan oleh petani peserta di kebun nanas yang sejuk dan segar di lokasi penanaman. Menikmati nanas dengan cara dipetik saat panen, lalu mengupasnya dan menikmati nanas PK-1 yang manis, asam dan berair menciptakan kenikmatan tersendiri. Mengupas nanas PK-1 tidak sesulit mengupas nanas ratu lokal yang banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional di seluruh Jawa Timur. Kehadiran wisatawan akan mendongkrak bisnis non nanas lainnya di kawasan Ngancar seperti B. Penginapan/wisma, makanan tradisional (Krengsengan 02, Tahu Tahwa, Emping Mlinjo, Pecel). Wisata Anggrek di Desa Sempu Kecamatan Ngancar merupakan salah satu lokasi yang dapat mendongkrak pengembangan usaha budidaya nanas.

Keberhasilan pengembangan usaha pertanian nanas Kabupaten Kediri dan Jawa Timur memerlukan sinergi kegiatan. Kegiatan Badan Litbang Kabupaten Kediri, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kediri, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Dinas Perindustrian, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Perdagangan dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu, serta unit lainnya dan pekerjaan terkait lainnya, perlu dipertimbangkan dan secara aktif mendukung ambisi Kabupaten Kediri untuk menjadi sentra agribisnis nanas di Jawa Timur.

Berbagai alasan di atas menjadi alasan utama yang melatarbelakangi terwujudnya Kawasan Usaha Pertanian Nanas di Kabupaten Kediri. Semoga segera berkembang dan tercapai cita-cita pemikiran berbagai pihak di Pemerintah Kabupaten Kediri dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menjadi Jawa Timur yang mandiri pangan dan berdaulat pangan.

——— *** ———

Source: www.harianbhirawa.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button